Terjadi Bersama Erupsi, Ini Penjelasan PVMBG tentang Banjir di Kaldera Gunung Bromo

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wilayah Gunung Bromo

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pengelola Balai Besar Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semery (TNBTS) mengatakan banjir di kaldera Gunung Bromo pada Jumat (19/7/2019) bukan lahar dingin.

Aliran yang disertai material bebatuan dan pasir tersebut adalah banjir yang disebabkan hujan.

Dilansir Kompas.com, Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat, mengatakan hanya waktunya yang kebetulan bersamaan.

Baca: Pasca Erupsi, Para Wisatawan Gunung Bromo Diminta Tetap Berhati-hati dan Membawa Masker

Baca: Kemarin Erupsi, Ini Lima Fakta Menarik Tentang Gunung Bromo

Kondisi Bromo saat menyemburkan abu vulkanik pada Kamis (15/3/2019) (SURYA / GALIH LINTARTIKA )

"Kemarin hanya timing-nya saja yang bersamaan. Gunung Bromo erupsi, pada saat yang sama situasi di sekitar kawasan itu hujan," pesan tertulis Sarif Hidayat, Sabtu (20/7/2019).

Sarif Hidayat juga mnejelaskan bahwa banjir yang terjadi di Kaldera Gunung Bromo merupakan fenomena biasa.

Hal itu dikarenakan lokasi kaldera Gunung Bromo dikelilingi oleh perbukitan.

Hal itu menyebabkan air akan mengarah ke kaldera ketika terjadi hujan.

Saat ini banjir tersebut sudah surut.

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga menyatakan hal yang serupa.

Saat itu, PVMBG mencatat curah hujan sebesar 0,4 milimeter.

Baca: Erupsi Gunung Bromo, Aktivitas Wisata Masih Normal, Dua Wilayah di Malang Diguyur Hujan Abu Tipis

Baca: Erupsi Gunung Bromo Masuk Level Waspada, Warga Dilarang Mendekat Radius 1 kilometer

Gunung Bromo dari penanjakan (Kompas.com/Nur Rohmi Aida)

PVMBG juga mengungkapkan terkait morfologi Kaldera Tengger.

Kaldera Tengger merupakan topografi yang rendah dan dikelilingi bukit.

Endapan di bukit tersebut umumnya terdiri dari produk jatuhan yang bersifat lepas.

Batuan itu mudah tergerus dan akan terbawa bersama air hujan.

Hal itulah yang menyebabkan air banjir di kaldera membawa material bebatuan dan pasir.

Sebelumnya, Gunung Bromo erupsi pada Jumat (19/7/2019) sore sekitar pukul 16.37 WIB.

Seismogram merekam amplitudo maksimum sebesar 37 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 14 detik.

Saat itu juga sempat terjadi hujan di sebelah selatan kawah.

Kini Gunung Bromo masih berstatus waspada atau berada pada level II.

Meski berangsur normal, wisatawan diimbau untuk menjaga jarak 1 km dari kawah.

Petugas disiapkan untuk menghalau wisatawan yang tetap melewati batas yang sudah ditentukan.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)

Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, ikuti kami di:

Instagram @tribunnewswiki

Fanpage Facebook Tribunnews Wiki



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Fathul Amanah
BERITA TERKAIT

Berita Populer