Erupsi Gunung Bromo, Aktivitas Wisata Masih Normal, Dua Wilayah di Malang Diguyur Hujan Abu Tipis

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Bromo saat menyemburkan abu vulkanik pada Kamis (15/3/2019)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gunung Bromo mengalami erupsi, pada Jumat (19/7/2019) sore.

Erupsi tersebut terjadi sekira pukul 16.37 WIB.

Dikutip dari Tribun Jatim, erupsi terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi ± 7 menit 14 detik.

Meskipun demikian, tinggi kolom abu tidak teramati karena cuaca berkabut.

Saat ini Gunung Bromo masih berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi.

Masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengujung atau wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif.

Hujan juga sempat terjadi di sekitar selatan kawah hingga menyebabkan air limpasan yang membawa material vulkanik atau biasa disebut lahar dingin di laut pasir.

Kejadian ini akan berlangsung dengan cepat bergantung curah hujan yang terjadi.

"Diimbau kepada masyarakat dan pengunjung tetap tenang dan memperhatikan rekomendasi dari PVMBG," kata Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi.

Berikut sejumlah fakta yang terjadi usai erupsi Gunung Bromo, dihimpun Tribunnewswiki.com dari berbagai sumber :

1. Wisata Tetap Dibuka

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tetap membuka kunjungan wisata ke Gunung Bromo pasca terjadi erupsi pada Jumat (19/7/2019) kemarin.

Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), wisatawan dilarang mendekat hingga 1 km dari kawah aktif.

"Kunjungan tetap dibuka. Tapi wisatawan tidak boleh mendekat 1 km dari kawah," tutur Humas BB TNBTS, Syarif Hidayat kepada TribunJatim, Sabtu (20/7/2019).

Ia mengatakan, status Gunung Bromo saat ini berada di level II atau waspada.

Laporan PVMBG menyebut, saat erupsi, asap berwarna putih teramati dengan intensitas lemah hingga sedang dari kawah.

2. Aktivitas Wisata Normal

Aktivitas wisata di kawasan Gunung Bromo tetap normal meski terjadi erupsi pada Jumat (19/7/2019) sore.

Hanya saja, wisatawan dilarang mendekat ke kawah dalam radius 1 kilometer. "Wisatawan masih ada, antusias berkunjung ke Bromo," kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS Sarif Hidayat, Sabtu (20/7/2019).

Sarif mengatakan, pihaknya saat ini sudah menyiagakan personel untuk menghalau wisatawan jika ada yang memaksa mendekat ke kawah setinggi 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.

"Kita siagakan petugas dibantu mitra di pos radius 1 kilometer dari kawah Bromo," ungkapnya.

3. Dua Wilayah Diguyur Hujan Abu Tipis

Gunung Bromo di Jawa Timur erupsi pada hari Jumat, (19/7/2019) sore. Akibatnya, hujan abu pasca-erupsi tersebut mengguyur dua wilayah di Kabupaten Malang.

Berdasar pantauan dari Tagana Kabupaten Malang, abu vulkanik Gunung Bromo menimpa Desa Gubuklakah dan Dusun Drigu Poncokusumo.

Namun volume abu dilaporkan masih tipis.
"Berdasarkan laporan awal ada hujan abu di Desa Gubuklakah, dan Dusun Drigu Poncokusumo," kata Ali Usman, Humas Taruna Siaga bencana (Tagana) Kabupaten Malang.

Seperti diketahui, Desa Gubuklakah terletak di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, yang kurang lebih berjarak kurang lebih 14,4 kilometer.

Sementara itu, Dusun Drigu Desa Poncokusumo Kabupaten Malang, memiliki jarak kurang lebih 20 kilometer.

4. Banjir Disertai Batu dan Pasir Tak Terkait Erupsi

Pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyatakan, aliran air disertai material batuan dan pasir yang terjadi di kaldera Gunung Bromo pada Jumat (19/7/2019) sore bukan lahar dingin.

Aliran air itu merupakan banjir yang diakibatkan oleh hujan.

Kebetulan, pada saat yang bersamaan Gunung Bromo erupsi.

"Kemarin hanya timing-nya saja yang bersamaan.

Gunung Bromo erupsi, pada saat yang sama situasi di sekitar kawasan itu hujan," kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat melalui pesan tertulis, Sabtu (20/7/2019).

"Hanya situasinya saja bersamaan. Penjelasan dari PVMBG itu bukan lahar dingin," tambahnya.

Sarif mengatakan, banjir di kaldera Gunung Bromo merupakan fenomena biasa.

Sebab, kaldera Gunung Bromo dikeliling oleh perbukitan. Sehingga saat terjadi hujan, air akan mengarah ke dasar kaldera.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer