6 Insiden yang Hampir Gagalkan Misi Apollo 11 ke Bulan, Kebakaran hingga Neil Amstrong Hampir Tewas

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Astronot dalam misi Apollo 11, dari kiri ke kanan: Neil Armstrong, Michael Collins, dan Edwin Aldrin

TRIBUNNEWSWIKI.COM – 19 Juli 2019 merupakan hari perayaan 50 tahun keberhasilan Apollo 11 dalam misi pendaratan manusia pertama di Bulan.

Keberhasilan tersebut menjadi prestasi yang luar biasa bagi umat manusia.

Tentu saja misi besar tersebut memiliki risiko yang besar.

Di balik kesuksesan perjalanan para astronot ke Bulan, mereka juga menghadapi beberapa masalah yang mempertaruhkan nyawa.

Bahkan Presiden Richard Nixon telah menyiapkan pidato jika terjadi masalah atau kecelakaan dalam misi Apollo 11.

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 19 Juli The Seneca Falls Convention Diselenggarakan

Baca: Perayaan 50 Tahun Misi Apollo 11, Ini Kronologi Tim Neil Armstrong hingga Jejakkan Kaki di Bulan

Namun berkat kecerdikan dan persiapan perencanaan yang matang, NASA berhasil mencegah malapetaka terjadi pada para astronot.

Dikutip Tribunnewswiki.com dari Livescience.com pada Jumat (19/7/2019), berikut 6 kejadian yang hampir menggagalkan misi Apollo 11.

Kebakaran Apollo 1

Jauh sebelum misi Apollo 11 dilakukan, NASA terlebih dulu melakukan percobaan.

Kecelakaan fatal terjadi pada 27 Januari 1967 saat pesawat induk Apollo 1 terbakar ketika uji coba peluncuran berlangsung.

Setelah dilakukan investigasi, kebakaran diakibatkan karena adanya konsleting listrik.

Hal tersebut diperparah dengan kondisi pesawat yang berisi oksigen serta interior yang terbuat dari bahan mudah terbakar sehingga kebakaran tidak dapat dihindari.

Selain itu astronot juga tidak dapat keluar dari pesawat karena pintu didesain terbuka ke arah dalam, sedangkan kebakaran membuat tekanan di dalam pesawat menjadi lebih besar.

Kondisi tersebut yang mengakibatkan tiga astronot yang berada dalam pesawat, Roger Chaffee, Ed White dan Virgil Grissom tewas karena tidak dapat menyelamatkan diri.

Dari kejadian tersebut, NASA melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Roger Chaffee, Ed White dan Virgil Grissom yang tewas pada tragedi kebakaran Apollo 1 (houstonchronicle.com)


Neil Armstrong Hampir Tewas

Pada 6 Mei 1968 atau satu tahun sebelum misi Apollo 11 dilaksanakan, Neil Armstrong hampir kehilangan nyawanya pada simulasi pendaratan bulan.

Pesawat yang ditumpangi Neil Armstrong mengalami kebocoran mesin, sehingga pesawat terbanting ke tanah kemudian meledak.

Beruntung Neil Armstrong sigap melontarkan dirinya dengan parasut yang mengembang di ketinggian sekitar 9 meter di atas permukaan tanah.

Jika terlambat meskipun satu detik, Neil Armstrong dapat kehilangan nyawanya.

Kejadian ketika Neil Armstrong hampir tewas karena simulasi pendaratan bulan satu tahun sebelum misi Apollo 11 dilaksanakan (davidreneke.com)


Alarm Bahaya

Ketika Apollo 11 bersiap akan mendarat di Bulan, Neil Armstrong dan Edwin Aldrin menyadari bahwa navigasi komputer berkedip menunjukkan sinyal bahaya dengan kode 1202.

Bukan menjadi kesalahan astronot jika keduanya tidak dapat mengingat semua kode alarm.

Neil Armstrong dan Edwin Aldrin segera menginformasikan kejadian tersebut kepada tim kontrol di Houston.

Setelah dikonfirmasi, ternyata sistem komputer mengalami overload data.

Tim kontrol segera melakukan perbaikan agar tidak mengganggu aktivitas astronot.

Hampir Mendarat di Kawah

Ketika Apollo 11 mulai mendekati Bulan, astronot mengalami keterlambatan sehingga tidak dapat mencapai titik pendaratan yang telah direncanakan sebelumnya yaitu di Titik Teduh atau Sea of Tranquility.

Apollo 11 justru mendekati kawah dan kawasan dengan bongkahan batu besar.

Mengetahui bahaya tersebut, Neil Armstrong dengan cerdik segera mengambil alih kontrol manual dan melakukan manuver agar pesawat dapat diarahkan ke daerah yang lebih datar dan tidak berbahaya.

Karena hal tersebut, pesawat hampir kehabisan bahan bakar dan bisa saja para astronot membatalkan misi.

Namun mereka berkeyakinan seperti ketika mengendarai mobil, karena apabila indikator bahan bakar telah mencapai tanda merah, sebenarnya mobil masih bisa berjalan sekitar 32 kilometer lagi.

Meskipun anggapan tersebut tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya dalam Apollo 11.


Kerusakan Saklar

Tidak lama setelah Neil Armstrong dan Edwin Aldrin berhasil menanjakkan kaki mereka di Bulan, kejadian tidak terduga kembali terjadi.

Ketika Neil Armstrong dan Edwin Aldrin melakukan moonwalk atau berjalan-jalan di Bulan, keduanya tanpa sengaja merusakkan salah satu sirkuit yang berada dalam ransel astronot.

Padahal sirkuit tersebut berfungsi mengontrol tenaga mesin pelontar.

Beruntung Edwin Aldrin yang merupakan seorang teknisi dapat menangani masalah tersebut menggunakan sebuah bolpoin.

Baca: Perayaan 50 Tahun Misi Apollo 11, Ini Kronologi Tim Neil Armstrong hingga Jejakkan Kaki di Bulan

Baca: Kawah Putih Ciwidey

Badai

Ketika para astronot sampai di Bumi, badai di Australia menghalangi Apollo 11 untuk mendarat di Laut Pasifik yang sudah di tentukan sebelumnya.

Tanpa perlu banyak berpikir, para astronot memutuskan untuk mencari spot pendaratan lain yang masih berada di kawasan Laut Pasifik.

Pemindahan lokasi tersebut cukup berisiko karena dimanapun lokasi mereka mendarat akan berada jauh dari jangkauan kapal penyelamat, USS Hornet yang sudah menunggu di lokasi awal.

Karena jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, para astronot tidak dapat langsung ditangani baik secara medis maupun teknis.

Kejadian tersebut itulah yang menjadi alasan mengapa dokumentasi pendaratan Apollo 11 sangat sedikit.

Beruntung pendaratan tersebut tidak mengalami gangguan yang ditakutkan oleh tim penyelamat sehingga misi Apollo 11 dapat dikatakan berhasil.

Kru Apollo 11 yang mendarat di jarak 12 mil laut dari USS Hornet (nasa.gov)

 
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)

Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, ikuti kami di:

Instagram @tribunnewswiki

Fanpage Facebook Tribunnews Wiki 

Youtube TribunnewsWiki Official 



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer