Pakar Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Dr. Mohammad Rohmadi M. Hum, memaparkan bahwa tujuan sistem zonasi PPDB selain untuk pemerataan pendidikan adalah untuk mengubah mindset orang tua untuk mendaftarkan anaknya di sekolah favorit.
“Pemerintah ingin menghilangkan adanya justifikasi sekolah favorit, sekolah menengah, atau sekolah yang posisinya middle, di bawah", ujar Pakar Pendidikan UNS saat mengisi acara Ngobrol Mewah di Gedung Tribunnews Solo, Kamis (18/7/2019).
Baca: Kalahkan Wakil Denmark, Jonatan Christie Melaju ke Perempat Final Indonesia Open 2019
Pemerataan pendidikan membuat anak-anak yang berkemampuan lebih dapat menyebar ke sekolah-sekolah lain sehingga menghindari adanya sekolah favorit.
Anak-anak tersebut diharapkan dapat mempengaruhi siswa lain untuk meraih prestasi belajar.
Selain itu, sistem zonasi dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang peduli dengan sekitar.
“Ketika ada anak yang bolos sekolah, selama ini siapa yang turun tangan? Satpol PP kan, nah kalau sistem zonasi masyarakat jadi lebih peduli karna mungkin ada anak atau tetangganya yang bersekolah di situ," jelas Unggul Sudarmo selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
Namun masih terdapat wilayah yang tidak dapat menampung masyarakat yang bersekolah karena kuota terbatas, sehingga masyarakat yang tidak dapat bersekolah di zona terdekat akan dicarikan alternatif sekolah lain melalui aplikasi PPDB online.
Baca: Ikuti Tren AgeChallenge, Ini Cara Aman Gunakan FaceApp untuk Antisipasi
Rohmadi juga membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dan di negara lain.
Ada tahap-tahap yang perlu dilakukan agar sistem zonasi ini dapat berjalan dengan baik ke depannya.
“Sistem zonasi ini kan baru awal, sehingga nantinya akan ada evaluasi berkelanjutan. Ada tahap-tahap yang perlu dilakukan, seperti menyamakan standarisasi setiap sekolah. Gedung sama, infrastruktur sama” jelas pria yang mengenakan baju batik tersebut.
Selain itu supaya mindset orang tua akan sekolah favorit berubah, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus disamaratakan.
Baca: Ulang Tahun ke-32, Tontowi Ahmad Dapat Hadiah Tiket Perempat Final Indonesia Open 2019
“Jika semuanya sudah setara dan sama, barulah program zonasi ini memasuki tahap kedua, penataan peta geografis akan tertata, bagaimana infrastruktur tadi tertata pada setiap zona geografis," lanjut Rohmadi.
Pakar Pendidikan UNS tersebut juga menyinggung sistem zonasi yang telah berjalan di luar negeri.
“Luar negeri dikoordinasikan, disosialisasikan, tahapan akhir, lalu uji coba. Kalau di Indonesia, kebijakan diluncurkan, ayo sosialisasikan, ayo terapkan, sehingga evaluasi juga bersamaan," ujar Rohmadi.
PPDB bersistem zonasi akan terus dilaksanakan hingga tahun berikutnya.
Di Solo, PPDB berbasis zonasi telah berjalan selama dua tahun dan terus ditingkatkan mutunya dengan aplikasi untuk memfilter zona.
“Kondisi apapun, saat ini PPDB dengan sistem zonasi telah dimulai pemerintah, menghilangkan mindset orang tua akan sekolah favorit merupakan tugas bersama," tutur Rohmadi.
Talkshow 'Ngobrol Mewah' menghadirkan beberapa narasumber yaitu Unggul Sudarmo selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Kangsure Surotov selaku Direktur Yayasan Satu Karsa Karya, Agung Wijayanto selaku Ketua MKKS SMA Solo, serta Bambang Saptono selaku orang tua dan warga Solo.
Acara tersebut diadakan di Gedung Tribunnews Solo, Jalan Adi Sumarmo No. 335A, Klodran, Colomadu, Karanganyar, Solo, pada Kamis (18/7/2019).