Sejarah
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pura Ulun Danu Beratan adalah salah satu pura terbesar di Bali.
Nama pura ini merujuk pada lokasinya yang berada di tepi danau Beratan.
Berdasarkan data akeologi dan sejarah yang terdapat pada Lontar Babad Mengwi, Pura Ulun Danu merupakan peninggalan yang diperkirakan telah ada sejak zaman megalitikum, sekitar 500 tahun sebelum masehi.
Pura Ulun Danu Beratan berditi pada tahun saka 1556 (tahun 1634 Masehi) dan dipelihara oleh empat satakan dari desa-desa di sekitar area Pura ini, yaitu Candikining, Bnagah, Antapan dan Baturiti.
Pura ini kemungkinan sudah menjadi tempat ritual sejak zaman tradiisi megalitikum di pulau dewata.
Pura Ulun Danu Beratan terdiri atas lima kompleks Pura dan satu stupa, yakni:
- Pura Penataran Agung
Pura ini dapat dilihat setelah memasuki Candi Bentar menuju Beratan. Pura ini ditujukan untuk memuja Tri Purusha Siwa yaitu Siwa, Sadha Siwa dan Parama Siwa.
- Pura Dalem Purwa
Dalam Pura Dalem Purwa terdapat tiga pelinggih utama yaitu Pelinggih Dalem Purwa sebagai tempat persemayaman Bhatari Durga dan Dewa Ludra yang dipuja sebagai sumber kemakmuran, Bale Murda Manik sebagai balai pemaruman dan Bale Panjang sebagai tempat meletakkan upakara.
Pelinggih yang terdapat di Pura ini menghadap timur, berada di tepian danau Beratan sebelah selatan.
- Pura Taman Beiji
Pura Taman Beiji ini difungsikan untuk upacara ngebejiang (menyucikan sarana upacara) dan memohon tirta (air). Tidak hanya itu Pura ini juga difungsikan sebagai tempat melasti oleh masyarakat sekitar. Letak Pura ini adalah di sisi timur Hotel Enjung Beji dan tidak dikelilingi oleh tembok.
- Pura Lingga Petak
Pura Lingga Petak inilah yang sesungguhnya terpapar jelas dalam pecahan uang Rp 50.000,-Terdiri dari tiga tingkat yang di dalamnya terdapat sebuah sumur keramat yang menyimpan Tirta Ulun Danu.
Tidak hanya itu, dalam Pura ini juga terdapat lingga yang berwarna putih. Diapit batu hitam dan merah.
Pura ini diyakini sebagai sumber utama air dan kesuburan Danau Beratan.
Ada dua peinggih dalam Pura ini yaitu Pelinggih Meru Tumpang Solas yang menghadap ke arah selatan dan Pelinggih Meru Tumpang Telu, memiliki empat pintu yang menghadap empat arah mata angin.
- Pura Prajapati
Terdapat pohon beringin besar sebagai penanda.
Pura ini difungsikan sebagai istana Bhatari Durga.
Pelinggih yang menghadap barat ini menjadi yang pertama ditemui sesaat setelah pengunjung melewati ticket box dan masuk ke area Danu Beratan.
- Stupa Buddha
Tidak hanya berupa kompleks Pura, di Ulun Danu Beratan juga terdapat satu Stupa Budha.
Stupa Budha disini menandakan adanya makna keselarasan dan harmoni beragama.
Stupa ini menghadap selatan dan terletak di luar area utama kompleks Pura Ulun Danu Beratan. (1)
Fungsi
Fungsi Pura Ulun Danu sebagai tempat pemujaan diwujudkan dengan keberadaan beberapa bangunan pemujaan/pelinggih.
Di antara pelinggih tersebut, terdapat dua bangunan – yaitu Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang posisinya menjorok ke tengah danau.
Posisi yang unik dari kedua bangunan suci ini jarang ditemui di pura ulun danu yang didirikan di danau-danau lainnya di Bali.
Hal ini membuat kedua bangunan suci di tengah Danau Beratan ini tidak saja memiliki nilai secara spiritual tetapi juga nilai keindahan yang tinggi.
Selain berfungsi sebagai tempat peribadatan bagi umat Hindu dari banyak daerah di sekitarnya, Pura Ulun Danu Beratan memang telah menjadi pusat daya tarik bagi pariwisata di Bedugul.
Daya tarik utama dari kompleks pura ini tak lain adalah Pelinggih Telengin Segara yang berwujud meru bertumpang 11 dan Pelinggih Lingga Ulun Danu yang berwujud meru bertumpang tiga.
Posisi serta latar panorama alam yang mengelilingi kedua bangunan suci ini membuatnya memiliki nilai estetika tinggi untuk diabadikan.
Hal inilah yang mendorong pemerintah setempat untuk mengabadikan daya tarik wisata Bedugul ini dalam uang pecahan lima puluh ribu rupiah. (2)
Baca: Pura Taman Ayun
Lokasi
Pura Ulun Danu adalah tempat suci umat Hindu yang terletak di ujung danau Beratan yang berada di kawasan Bedugul, desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali.
Sekitar 50 kilometer di utara kota Denpasar, di jalan utama Bedugul-Singaraja.
Danau Beratan dipercaya sebagai danau gunung suci , kawasan ini sangat subur, terletak pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, dan beriklim sangat dingin.
Pengunjung yang ingin datang ke sini harus menempuh waktu sekitar dua jam dari Bandara Ngurah Rai, satu jam dari pusat kota Denpasar, dan 1 jam dari Kuta.
Baca: Pura Luhur Uluwatu
Baca: Benteng Marlborough
Operasional
Waktu operasional kawasan wisata Danau Beratan, tempat berdirinya Pura Ulun Danu, mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WITA.
Masuk ke kawasan wisata ini, pengunjung harus membayar sejumlah uang untuk membeli tiket.
Pengunjung dewasa akan dikenakan tiket seharga Rp 20000 per orang
Pengunjung anak-anak akan dikenakan tiket seharga Rp 15000 per orang.
Jika membawa kendaraan bermotor, maka akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp. 2000 untuk motor, dan Rp. 5000 untuk mobil.
Sedangkan untuk tarif parkir bus akan dikenakan biaya sebesar Rp. 10000.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Pura Ulun Danu Beratan adalah sekirat pukul 09.00 – 11.00 WITA.
Tujuannya untuk menghindari kabut yang biasanya akan menutupi keindahan objek wisata Bedugul.
Selain itu, di daerah ini kerap turun hujan ketika sore hari. (3)
Jangan lupa subscribe channel YouTube TribunnewsWIKI Official ya!