Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Mentilin atau Tarsius bancanus merupakan hewan endemik yang tersebar di pulau Sulawesi, Kalimantan, Bangka, dan Belitung.
Dalam Bahasa Inggris, mentilin biasa disebut Horsfield’s Tarsier atau Western Tarsier.
Mentilin telah ditetapkan sebagai fauna primata identitas Provinsi Bangka Belitung berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 552.53-958/2010.
Berdasarkan filogenetiknya, mentilin diklasifikasikan sebagai satwa primata yang masuk dalam genus Tarsius, suatu genus monotipe dari family Tarsiidae, satu-satunya family yang masih bertahan dari infraordo Tarsiiformers.
Dahulu, ordo jenis ini memiliki penyebaran yang luas, namun semua sepesies yang bertahan hidup saat ini hanya tersebar di Asia Tenggara, terutama Indonesia.
Ada empat spesies mentilin, diantaranya Tarsius bancanus bancanus, Tarsius bancanus borneanus, Tarsius bancanus natunensis, dan Tarsius bancanus saltator. (1)
Mentilin juga dikenal sebagai primata terkecil di dunia.
Saat ini, wilayah yang banyak didiami oleh mentilin yaitu di kawasan Cagar Alam Tangkoko di Sulawesi Utara. (2)
Morfologi dan Tingkah Laku
Mentilin atau Tarsius bancanus mempunyai ciri-ciri dan perilaku seperti jenis-jenis tarsius lainnya.
Tubuh mentilin relatif kecil dengan panjang tubuhnya berkisar antara 12 sampai 15 cm.
Mentilin jantan memiliki berat tubuh sekitar 128 gram, sedangkan mentilin bentina sekitar 117 gram.
Mentilin memiliki bulu lembut yang berwarna cokelat kemerahan, abu-abu kecokelatan, hingga jingga kekuningan.
Mentilin memiliki ekor yang panjang, bahkan bisa melebihi panjang tubuhnya, yakni antara 18 sampai 22 cm.
Mentilin memiliki mata yang sangat besar, berukuran gampir sebesar seluruh otaknya dimana setiap bola matanya berdiameter sekitar 16 mm.
Kaki mentilin belakang sangat panjang, hampir dua kali panjang tubuhnya.
Jari-jari tangan dan kaki memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjangnya dengan lengan atas.
Di banyak ujung jarinya ada kuku, namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki belakang berupa cakar yang biasa mereka pakai untuk merawat tubuh.
Semua jenis tarsius, termasuk mentilin bersifat nokturnal yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari.
Mentilin biasanya berada pada dahan dan ranting-ranting pohon dengan ketinggian lima meter.
Tidak seperti kebanyakan binatang nokturnal lainnya, mentilin memiliki daerah pemantul cahaya atau tapetum lucidum di matanya.
Mentilin juga memiliki fovea, suatu hal yang tidak biasa pada binatang nokturnal.
Otak mentilin berbeda dengan otak primata lain dalam hal koneksi kedua mata dan lateral geniculate nucleus, yang merupakan daerah utama di thalamus yang menerima informasi visual.
Rangkaian lapisan seluler yang menerima informasi dari bagian mata ipsilateral (sisi kepala yang sama) dan contralateral (sisi kepala yang berbeda) di lateral geniculate nucleus membedakan mentilin dari lemur, kukang, dan monyet, yang semuanya sama dalam hal ini.
Tarsius termasuk mentilin merupakan satwa insektivora berarti dia adalah karnivora, dan menangkap serangga dengan melompat.
Mentilin juga diketahui memangsa vertebrata kecil seperti burung, ular, kadal dan kelelawar.
Saat melompat dari satu pohon ke pohon lain, mentilin bahkan dapat menangkap burung yang sedang bergerak.
Kehamilan pada mentilin berlangsung selama enam bulan, kemudian melahirkan seekor anak.
Tarsius muda lahir berbulu dan dengan mata terbuka serta mampu memanjat dalam waktu sehari setelah kelahiran.
Mentilin mencapai masa dewasa setelah satu tahun.
Tarsius dewasa hidup berpasangan dengan jangkauan tempat tinggal sekitar satu hektar. (3)
Persebaran dan Status Konservasi
Tarsius bancanus saltator terdapat di Belitung, Tarsius bancanus natunensis terdapat di pulau Natuna dan pulau Subi, Tarsius bancanus borneanus terdapat di Kalimantan dan pulau Karimata, Brunei, serta Malaysia (Sabah dan Sarawak).
Sementara itu, tarsius bancanus bancanus atau mentilin terdapat di sebagian Sumatra dan pulau Bangka.
Secara umum, tarsius dikategorikan dalam status konservasi vulnerable oleh IUCN Redlist.
Namun, jika berdasarkan masing-masing subspesies, Tarsius bancanus natunensis dikategorikan Critically Endangered, Tarsius bancanus bancanus dan Tarsius bancanus saltator dikategorikan sebagai Endangered.
Sedangkan Tarsius bancanus borneanus atau mentilin dikategorikan Vulnerable.
Oleh CITES, tarsius ini dimasukkan dalam daftar Apendiks II.
Sedangkan oleh pememrintah Indonesia, mentlin dan semua jenis tarsius dilindungi berdasarkan PP. No. 7 Tahun 1999.
Meskipun kalah tenar dibandingkan Tarsius tersier yang ada di Sulawesi, namun Tarsius bancanus atau mentilin menjadi salah satu kekayaan bumi Indonesia.
Terlebih mentilin ditetapkan menjadi maskot Bangka Belitung. (4)
Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official