Saat ditemui Tribunnewswiki pada Minggu, (14/7/2019), Wiyata menjelaskan bahwa Cangkem berarti ‘mulut’, Anyar berarti ‘baru’.
Slamet menuturkan bahwa banyak pengunjung Gunung Andong yang datang ke basecamp namun dianggap tidak mempunyai etika untuk melakukan interaksi dengan penduduk sekitar, bahkan hanya untuk menyapa pun tidak.
Gunung Andong merupakan Gunung yang terletak di Kabupaten Magelang serta berdekatan dengan Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.
Setiap akhir pekan Gunung Andong ramai didatangi para pengunjung.
Baca: Andong Ethnic Ritual : Mengulas Tradisi Lokal Dusun Sawit di Lereng Gunung Andong
Baca: Gunung Andong
Pengunjung Gunung Andong terdiri dari beragam usia yang datang dari berbagai daerah.
Setiap pengunjung diharuskan membayar biaya masuk sebesar Rp. 15.000,- dan biaya parkir Rp. 2000,-.
Wiyata yang juga seorang anggota Tim SAR berpesan agar pengunjung Gunung Andong yang datang dapat melakukan interaksi dengan penduduk lokal.
Selain itu, menurut Wiyata, pengunjung yang sakit merupakan pengunjung yang tidak mempunyai basic mendaki gunung dan tidak mengetahui kondisinya sebelum mendaki.
“Akhir pekan kurang lebih ribuan pengunjung datang ke Gunung Andong”, ujar salah seorang penjaga loket di basecamp Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Wiyata juga mengklasifikasikan pengunjung Gunung Andong menjadi dua, yaitu pendaki gunung, dan pengunjung.
Menurut Wiyata, pendaki gunung sebagian besar telah mempersiapkan kebutuhan dan kondisinya sebelum mendaki Gunung Andong.
Sedangkan pengunjung adalah orang yang hanya mengunjungi Gunung Andong untuk wisata.
Joko (39), anggota Tim SAR dari SARDA Jateng yang ditemui di lain tempat mengaku bahwa ada beberapa pengunjung Gunung Andong yang mengalami pingsan, kaki keseleo, karena kecapekan dan terlalu memaksakan diri naik tanpa dibekali logistik yang lengkap.
Selain itu, Joko menceritakan pengalamannya saat mendapati pengunjung Gunung Andong yang mempunyai penyakit bawaan.
“Penyakit bawaan tersebut tidak disadari sebelumnya oleh pengunjung Gunung Andong, sehingga mengharuskan Tim SAR membawa turun dengan menggunakan tandu”, ujar Joko saat mengenang peristiwa tersebut.
Baik Joko maupun Slamet Wiyata juga berpesan bagi para pengunjung yang ingin mendaki Gunung Andong agar mengetahui kondisi diri sebelum melakukan pendakian.