Sebagaimana disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi gempa terjadi di 9,08 LS dan 114,55 BT.
Lokasi gempa berada pada jarak 80 kilometer arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali dengan kedalaman 104 kilometer.
BMKG melaporkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Dalam siaran pers BMKG disebutkan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Baca: Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Nusa Dua Bali, Tidak Berpotensi Tsunami
Dikutip dari Kompas.com, guncangan ini terasa di daerah Badung V MMI, Nusa Dua IV-V MMI, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat IV MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara III MMI, jember, lumajang II- III MMI.
Simak sejumlah fakta yang terjadi dari gempa tersebut, dihimpun dari Kompas.com :
Meski tidak berpotensi tsunami, gempa memiliki mekanisme yang unik, yaitu perpaduan pergerakan sesar naik dan mendatar.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik mendatar (oblique thrust)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Berdasarkan pantauan BPBD Bali sampai pukul 09.15 Wita, kerusakan akibat gempa terjadi pada bangunan sekolah, kantor pemerintahan, gapura, dan pertokoan.
"Update sampai pukul 09.15 Wita yang terkena dampak SD Negeri 1 Ungasan, kantor Camat Kuta, SD 11 Jimbaran, Gapura ITDC, Hotel Mercure Nusa Dua, dan Alfamart di Jalan Bali Cliff No 48 Ungasan, Kuta Selatan," kata Kepala BPBD Bali I Made Rentin melalui siaran pers, Selasa pagi.
Gempa pertama dengan guncangan sedang terjadi sebelum guncangan lebih besar.
Akibatnya, kendaraan yang sedang terparkir di garasi rumah - rumah warga ikut bergoyang.
Gempa ini terasa cukup keras di kawasan Denpasar dan sekitarnya.
Baca: Gerhana Bulan Sebagian Akan Terjadi 17 Juli Dini Hari, Simak Waktu Lengkapnya
Warga pun lari berhamburan ke luar rumah, sambil berteriak "idup, idup, idup".
Teriakan tersebut merupakan kebiasaan warga setempat untuk menyampaikan ke warga lain bahwa yang bersangkutan dalam keadaan baik.