Andong Ethnic Ritual : Mengulas Tradisi Lokal Dusun Sawit di Lereng Gunung Andong

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Andong Ethnic Ritual

TRIBUNNEWSWIKI.COM –  Gunung Andong dan masyarakat sekitar yang tinggal di lereng gunung mempunyai relasi budaya berwujud kegiatan tradisi yang diperingati di hari-hari tertentu.

Salah satunya adalah Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.

Dusun yang juga tempat basecamp pendakian Gunung Andong ini mengadakan kegiatan rutin bernama “Andong Ethnic Ritual”

Kegiatan ini merupakan bentuk terima kasih warga lokal kepada sang pencipta karena dapat hidup berdampingan dengan alam beserta seluruh kekuatan yang tak tampak.

Baca: Pantai Tegal Wangi

Slamet Wiyata (41) salah seorang penduduk lokal dan juga bagian dari Tim SAR Basecamp Gunung Andong mengatakan kegiatan tersebut sebagai wujud rasa syukur.

“Bentuk terima kasih ini bukan merupakan sebuah penghormatan kepada mereka (hal ghaib berwujud jin atau setan).

Melainkan wujud syukur atas karunia pencipta alam semesta," ujarnya.

Wiyata menambahkan bahwa dahulu kegiatan dilakukan hanya di perkampungan desa.

Dilansir dari laman Tribunnewswiki, semenjak aktivitas warga lokal lebih banyak berinteraksi dan melakukan kegiatan di sekitar Gunung Andong (terkait pengelolaan wisata dan sebagainya), maka kegiatan tradisi lokal tersebut juga kemudian diadakan di Gunung Andong.

Andong Ethnic Ritual tahun 2016. (http://infoandong.blogspot.com)

Andong Ethnic Ritual diadakan pada Selasa Pahing di Bulan Safar.

Tradisi lokal ini juga dapat disebut dengan “Tradisi Saparan”.

Rangkaian kegiatan ini diikuti warga lokal sekitar Gunung Andong diawali dengan kegiatan “Kirab Pusaka” dan “Kirab Tumpeng” pada pukul 09.00 WIB ke sumber mata air “Sumber Rejo Banyu Kinasih”.

“Sumber Rejo Banyu Kinasih” adalah sumber air di Gunung Andong yang menurut penduduk sekitar begitu unik karena tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau.

Baca: Masjid Menara Kudus

Rombongan peserta kemudian dengan membawa makanan dan menggunakan pakaian adat Jawa Tengah berjalan melalui rute yang menanjak menuju sumber mata air.

Sesampainya di mata air, kegiatan selanjutnya adalah memandikan keris milik salah satu sesepuh Dusun Sawit, kemudian seluruh masyarakat melakukan kenduri dengan tumpeng, ayam ingkung, serta jajanan pasar di sekitar sumber mata air tersebut.

Pada pukul 11.00 WIB warga kemudian berjalan turun menuju Dusun Sawit dan acara selesai.

Selanjutnya, diadakan kegiatan silaturahmi antarwarga dan pada malam harinya diadakan pertunjukan wayang kulit hingga larut malam.

Warga lokal begitu antusias menyediakan jamuan bagi para tamu yang hadir dalam kegiatan ini. Mereka percaya bahwa semakin banyak saudara yang datang, maka akan semakin menambah rezeki.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)

 

JANGAN LUPA SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE TRIBUNNEWSWIKI

TRIBUNNEWSWIKI OFFICIAL



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer