Klasifikasi Teh
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Teh memiliki nama imiah Camellia sinensis (L.) dan merupakan jenis tanaman yang menghijau sepanjang tahun.
Tanaman Teh berasal dari Asia Tengara, dari Sri Lanka, India, hingga Tiongkok.
Tanaman Teh ditanam secara masif di daerah tropis maupun subtropis dekat dengan Khatulistiwa di ketinggian 2.000mdpl.
Tanaman Teh dapat tumbuh baik di lingkungan hangat dengan suhu 14-27 derajat Celcius, baik di tanah kering maupun basah.
Tanaman Teh dapat tumbuh di dataran tinggi dan dingin, namun tidak bisa hidup di daerah yang bersalju.
Tanaman Teh sebenarnya dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 16 meter, namun untuk budidaya dipangkas menjadi seukuran semak perdu agar memudahkan proses panen.
Daun Teh berwarna hijau, menyirip, pinggiran daun bergerigi, dan memiliki lebar 2-3cm.
Bunga Teh mengeluarkan aroma khas, berwarna putih atau merah muda pucat dan menghasilkan biji generatif yang dapat digunakan menjadi bakal benih. (1)
Taksonomi Teh
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Viridiplantae
Infrakingdom: Streptophyta
Superdivision: Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision: Spermatophytina
Class: Magnoliopsida
Superorder: Asteranae
Order: Ericales
Family: Theaceae
Genus: Camellia L.
Species Camellia sinensis (L.) (2)
Asal Teh
Tanaman Teh berasal dari pegunungan Tibet dan Tiongkok sebelah selatan.
Terdapat beberapa versi legenda tentang pertama kali ditemukannya tanaman Teh.
Satu di antaranya adalah legenda Khaisar Shen Nun di Cina pada 2737 SM.
Saat beraktivitas di kebun miliknya, Kaisar memasak air untuk minum di bawah pohon.
Daun pohon tersebut terbang tertiup angin, tanpa sengaja masuk ke dalam air yang mendidih.
Air berubah warna dan mengeluarkan aroma yang membuat Kaisar ingin mencicipi air rebusan daun tersebut.
Kaisar menyukai rasa dan aroma khas air, terlebih ketika tubuh Kaisar menjadi lebih segar setelah meminumnya. (3)
Pada 780 Masehi seorang cendekiawan bernama Lu Yu mengumpulkan dan membukukan manfaat dan kegunaan Teh, yaitu ‘Ch’a Cing’ yang artinya ‘The Classic of Tea’.
Buku tersebut memberikan informasi bahwa Teh merupakan minuman yang menambah semangat, menentramkan hati, mencegah kantuk, membuat badan terasa ringan dan segar, serta meningkatkan kemampuan berpikir.(4)
Setelah menjadi satu dari minuman golongan atas, benih tanaman Teh dari Tiongkok mulai ditanam di Jepang pada 800 Masehi.
Pada abad ke enam, Teh dibawa oleh pedagang-pedagang Turki dari Tiongkok ke negaranya.
Kemudian pada abad ke-16 Teh mulai dikenal orang di Eropa, setelah pendeta-pendeta Kristiani datang kembali dari Tiongkok membawa Teh sebagai buah tangan.
Pada 1610 oleh pedagang Belanda, hasil Teh dari Tiongkok mulai diperdagangkan di negeri Belanda dan negeri-negeri lain di Eropa.(3)
Penyebaran Teh Dunia
Selama masa pemerintahan Dinasti Han Tang Soon dan Yuan, Teh diperkenalkan ke dunia luar dari Tiongkok melalui pertukaran kebudayaan menyeberangi Asia Tengah menyelusuri Jalur Sutera.
East India Company didirikan oleh Ratu Elizabeth I pada 31 Desember 1600 bertujuan untuk memonopoli perdagangan di Hindia Timur.
Pada 1669 East India Company mendapatkan lisensi mendatangkan Teh dari Tiongkok ke Inggris dengan menggunakan kapal Elizabeth I lalu melakukan monopoli perdagangan Teh hingga tahun 1833.
Mulai abad ke-17 Teh dibawa lewat jalan darat dari Tiongkok ke Eropa lewat Rusia.
Kualitas Teh yang dibawa melalui Rusia lebih baik dibandingkan dengan Teh yang dibawa lewat laut.
Pada tahun 1760 Teh menempati posisi terbesar ketiga barang yang diekspor ke New England.
Ketika Inggris menaikkan pajak Teh untuk menutupi krisis keuangan setelah perang tujuh tahun, monopoli Teh oleh East India Company telah merugikan exportir Eropa dan Importir Amerika.
Peristiwa tersebut mengakibatkan marahnya penduduk Boston, kota terbesar di New England.
Pada saat kapal-kapal pengangkut komoditas Teh East India Company merapat di pelabuhan Boston, penduduk Boston menaiki kapal dan membuang 342 peti berisi komoditas Teh kedalam laut.
Peristiwa tersebut dikenal sebagai ‘Boston Tea Party’ dan turut menjadi pemicu perang revolusi Bangsa Amerika terhadap penjajahan Inggris pada tahun 1775-1783.(5)
Teh di Indonesia
Tanaman Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada 1686, dibawa oleh seorang berkebangsaan Belanda, Andreas Cleyer sebagai tanaman hias di Jakarta.
Pada 1694 pendeta bernama F. Valentijn, melaporkan melihat perdu Teh muda berasal dari Tiongkok tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta.
Pada tahun 1824 seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di
Jepang, Dr.Van Siebold, mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit Teh dari Jepang.
Tanaman Teh berhasil ditanam dan melengkapi Kebun Raya Bogor (1826), dan di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat (1827).
Pada masa penjajahan Belanda dibawah pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, Teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa atau Culture Stelsel.
Setelah kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan Teh diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan pihak swasta. (5)
Cara Memanen Teh
Bagian tanaman Teh yang dapat dikonsumsi adalah daun Teh.
Daun Teh dipanen dengan memetik pucuk tangkai yang terdiri dari 2-3 daun Teh muda.
10 kilogram pucuk daun Teh segar dapat menghasilkan 2.5 kilogram daun Teh kering.
Pucuk daun Teh ditanam setiap 7-15 hari, tergantung dengan percepatan daun muda selanjutnya tumbuh.
Daun yang lambat tumbuh, biasanya memiliki kualitas terbaik. (2)
Olahan Teh
Daun Teh dapat diproses menjadi berbagai jenis olahan Teh misalnya Teh Hitam, Teh Hijau, dan Teh Oolong.
Ketiga jenis Teh tersebut dibuat dari daun Teh yang sama, perbedaannya terletak di proses pengolahan yang mengubah susunan kimia daun Teh.
Daun Teh lebih baik dipetik menggunakan tangan, agar kualitas pucuk daun lebih terjaga.
Karena jika menggunakan mesin, dikhawatirkan batang Teh yang keras ikut terpotong dan merusak kualitas daun Teh.
Pengolahan Teh Hitam
Setelah Teh dipetik, proses selanjutnya adalah pelayuan untuk mengurangi kadar air sehingga kandungan enzim dalam pucuk Teh lebih kental.
Proses dilakukan pada tempat pelayuan atau withering trough, berupa kotak persegi panjang beralaskan kawat kasa.
Di bawah kawat kasa terdapat blower penghembus udara ke arah kasa yang dapat menerbangkan air dalam daun Teh.
Proses pelayuan berlangsung 7-24 jam, kemudian dilakukan selanjutnya yaitu penggilingan.
Setelah daun Teh digiling, dilanjutkan dengan proses fermentasi atau oksidasi enzimatik.
Proses tersebut akan membuat bubuk daun Teh basah agar terpapar oksigen, sehingga terjadi perubahan
warna daun menjadi kecoklatan dan mengubah aroma daun menjadi aroma harum Teh.
Proses fermentasi berlangsung selama 1-5 jam dengan suhu optimal 26-27 derajat Celcius.
Selanjutnya dilakukan proses pengeringan untuk menghentikan reaksi oksidasi enzimatik pada daun Teh, dan membunuh mikroorganisme sehingga Teh lebih awet.
Pengeringan dilakukan hingga kadar air daun Teh tersisa 2,5-3 %.
Pengolahan Teh Hijau
Setelah daun Teh dipetik secara manual dengan tangan, kadar air daun Teh dikurangi hingga 60-70 %, dengan melakukan pelayuan menggunakan system rotary panner dengan suhu 80-100 derajat Celcius, selama 2-4 menit.
Dalam proses membuat Teh Hijau, daun Teh melewati proses penggulungan, tidak dihancurkan menggunakan mesin giling seperti Teh Hitam.
Proses peggulungan menggunakan sistem open top roller selama 15-17 menit untuk memecah sel daun sehingga menghasilkan rasa sepat.
Proses selanjutnya adalah pengeringan yang dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama dilakukan pada suhu 110-135 derajat Celcius selama 30 menit.
Tahap berikutnya pemanasan 70-90 derajat Celcius dalam waktu 60-90 menit.
Pengolahan Teh Oolong
Teh Oolong adalah Teh yang jika diseduh menghasilkan warna antara hijau dan hitam, rasanya pahit tetapi meninggalkan rasa sedikit manis setelah diminum.
Pembuatan Teh Oolong hampir sama dengan pembuatan Teh Hitam dan Teh Hijau.
Setelah dipanen menggunakan tangan, daun Teh kemudian dilakukan proses pelayuan dengan menggunakan sinar matahari selama 90 menit.
Kemudian daun Teh dipaparkan di dalam ruangan untuk dilakukan kembali proses pelayuan selama 4-8 jam.
Selanjutnya dilanjutkan dengan proses pengeringan menggunakan Panning System untuk inaktivasi enzim agar fermentasi daun Teh terjadi tidak sempurna.
Setelah fermentasi, daun Teh dilanjutkan ke proses penggulungan yang sama dengan proses pengolahan Teh Hijau, selama 5-12 menit.
Daun Teh kemudian dilakukan proses pengeringan kembali sampai kadar air di dalam daun Teh tersisa 3-5%.(3)
Kandungan
Kandungan utama dalam Teh adalah kafein dan polifenol.
Kafein dalam tiap gram sebesar 22-28 mg, dan polifenol sebanyak 30%.
Kandungan dalam Teh digolongkan dalam empat kelompok, yaitu:
1. Fenol: Katekin, Flavanol
2. Bukan Fenol: Karbohidrat, Pektin, Alkaloid, Protein dan Asam Amino, Klorofil, Asam Organik, Resin, Vitamin (A, B1, B2, B3, B5, C, E, dan K), Mineral (Kalium, Natrium, Magnesium, Kalsium, Zat Besi, Zinc, Mangan, dan Selenium)
3. Aromatis: senyawa aromatis Teh merupakan senyawa volatile atau mudah menguap, diantaranya Linalool, Pfheneutanol, Geraniol, Benzil Alkohol, dan Metil Salisilat.
4. Enzim: Invertase, Amilase, Protease, Oksimetilase, Pektase, dan Polifenol.(6)
Manfaat Teh
Teh memiliki kandungan kafein yang dikenal dengan fungsinya untuk merangsang sistem saraf pusat dan melancarkan peradaran darah ke otak.
Teh menjadi alternatif tepat bagi yang tidak dapat mengkonsumsi kopi.
Senyawa antioksidan dalam Teh Hijau dapat melindungi otak dan menurunkan risiko penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
Kandungan antioksidan dalam Teh juga dapat membunuh bakteri di mulut yang dapat menyababkan berbagai masalah gigi dan mulut.
Konsumsi Teh secara rutin dapat menurunkan risiko karies gigi, meningkatkan kesehatan gigi, dan mengatasi bau mulut.
Teh Hijau dan Teh Hitam dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin sehingga dapat mencegah diabetes.
Konsumsi Teh Hitam secara rutin juga dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Manfaat Teh selanjutnya adalah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah.
Setelah mengonsumsi Teh, kadar antioksidan dalam darah akan meningkat sehingga kolesterol jahat tidak teroksidasi.
Teh juga mampu mencegah penyakit kardiovaskular mulai dari gagal jantung, serangan jantung, dan stroke.
Hal ini merupakan lanjutan dari kemampuan Teh yang dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol
Antioksidan dapat membantu menangkal radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Teh Hijau dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu pembakaran lemak, terutama di bagian perut.
Selain membantu menurunkan pembakaran lemak, Teh juga dapat membantu menjaga saluran pencernaan.
Polifenol yang ada dalam Teh dapat meningkatkan produksi bakteri baik dan mencegah perkembangan bakteri jahat di sistem pencernaan.
Antioksidan dalam Teh dapat membantu mencegah infeksi akibat virus maupun bakteri.
Selain itu, secangkir Teh hangat yang dicampur dengan perasan lemon juga ampuh untuk mengatasi hidung yang tersumbat.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kelompok orang yang mengonsumsi Teh setiap hari memiliki tulang dan sendi yang lebih kuat daripada yang tidak.
Hal ini dikarenakan Teh memiliki kandungan fitokimia.
Teh mengandung asam amino L-theanine yang dapat menurunkan stres.
Konsumsi Teh secara rutin juga dapat menurunkan hormon kortisol, yaitu hormon yang diproduksi ketika stres.
Penyakit seperti kanker, stoke, penyakit jantung merupakan penyakit dengan risiko kematian tinggi dan dapat dicegah dengan kandungan antioksidan dalam Teh.
Sehingga jika Teh dikonsumsi secara rutin, risiko kematian juga akan menurun.
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam Teh bermanfaat untuk membuat kulit menjadi lebih sehat dan dapat mencegah penuaan.
Mengonsumsi Teh secara rutin dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi kesehatan.
Namun jangan konsumsi Teh secara sembarangan dan berlebihan.
Untuk mendapatkan manfaat Teh secara maksimal, sebaiknya jangan diberi campuran gula atau susu.
Terlalu banyak mengonsumsi gula dan produk olahan susu dapat memberikan efek negatif yang justru membahayakan kesehatan.
Hindari konsumsi Teh bersamaan dengan makanan, karena Teh dapat mengganggu penyarapan protein dan zat besi.
Lebih baik beri jarak antara sekitar 30-60 menit sebelum atau sesudah makan. (7)
Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, ikuti kami di:
Instagram @tribunnewswiki
Fanpage Facebook Tribunnews Wiki
Youtube TribunnewsWiki Official