Tahok Pak Citro

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tahok Pak Citro berlokasi di Jalan Suryopranoto No 21, Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah.


Daftar Isi


  • Awal Mula


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tahok Pak Citro sudah ada sejak tahun 1968. (1)

Awalnya, Tahok Pak Citro dijual dengan cara dipanggul dan berkeliling dari satu daerah ke daerah lain.

Nama Tahok Pak Citro diambil dari nama penjual tahok yaitu Citro Suwito.

Saat pertama kali berjualan, Tahok Pak Citro dijual seharga lima rupiah.

Selama lebih dari 25 tahun, Citro Suwito, pemilik Tahok Pak Citro, memikul dagangan dan berkeliling menjajakan tahok.

Setelah itu, Tahok Pak Citro hanya mangkal di tepi jalan daerah Pasar Gede.

Tahok Pak Citro menetap di Pasar Gede selama lebih dari 20 tahun.

Saat ini Tahok Pak Citro tidak lagi dipikul, melainkan menggunakan gerobak.

Tahok Pak Citro, Pasar Gede, Solo. (Kolase Tribunnewswiki.com/Afitria Cika)

  • Informasi Tahok Pak Citro


Tahok Pak Citro berada di Jalan Suryopranoto No 21, Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Tepatnya berada di depan toko bahan dan perlengkapan roti '21' di Pasar Gede, Surakarta.

Tahok Pak Citro buka setiap hari mulai pukul 06.00 WIB hingga sekitar pukul 11.00 WIB.

Tahok Pak Citro hanya berada di Pasar Gede dan tidak memiliki cabang.

Harga satu porsi Tahok Pak Citro dibanderol dengan harga Rp 8 ribu.

Tahok Pak Citro di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah. (kompas.com/Lulu Cinantya Mahendra.)

Dalam satu hari, tahok yang terjual di Tahok Pak Citro sebanyak 100 mangkok.

Tahok Pak Citro telah dikenal dari berbagai kalangan dan diliput oleh berbagai media.

Awalnya tahok merupakan makanan khas dari Tiongkok, Cina.

Hingga saat ini tahok menjadi makanan tradisional khas Solo.

Tahok Pak Citro telah menjadi wisata kuliner Solo yang sering dikunjungi.

  • Informasi Tahok


Awalnya Tahok merupakan makanan khas dari Tiongkok.

Saat ini Tahok menjadi makanan khas Solo.

Dahulu, tahok merupakan makanan yang disediakan untuk kaum bangsawan.

Di daerah lain makanan ini dikenal dengan nama kembang tahu.

Masyarakat Solo menyebutnya dengan nama Tahok.

Sedangkan di Surabaya dikenal dengan nama Tauwa.

Tahok ini merupakan sari kedelai yang memiliki tekstur lembut.

Sekilas bentuk tahok mirip dengan bubur sumsum atau puding.

Tahok merupakan sari kedelai yang disajikan dengan kuah jahe bercita rasa pedas dan manis. (Tribunnewswiki.com/Afitria Cika)

  • Manfaat Tahok


Tahok kaya akan manfaat, selain mengenyangkan dan mampu membuat badan menjadi hangat.

Tahok juga memiliki manfaat sebagai menu diet untuk yang ingin menurunkan berat badan.

Tahok dapat menurunkan kolesterol, apabila dikonsumsi dua hingga tiga kali dalam satu minggu.

Selain itu untuk ibu hamil tahok berkhasiat untuk membuat kulit sang bayi menjadi putih dan bersih.

  • Produksi


Tahok Pak Citro diproduksi menggunakan bahan bahan alami seperti jahe, pandan, serai, dan tentunya kedelai.

Proses pembuatan tahok memakan waktu lumayan lama.

Untuk membuat tahok, Citro biasanya memasak pada malam hari hingga pagi hari.

Kemudian untuk membuat kuah jahe, biasanya Citro memasak pada sore hari.

Bahan utama tahok ialah kedelai.

Kedelai tersebut dimasak dan kemudian diambil sarinya.

Untuk pembuatan kuah jahe, bahan yang dibutuhkan ialah pandan, serai, dan jahe.

Ketiga bahan tersebut dimasak dengan gula merah.

Setelah masak, kuah jahe tersebut disaring untuk mendapatkan kuah yang bersih dan jernih.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria Cika)

Jangan lupa subscribe official Youtube channel TribunnewsWiki di TribunnewsWiki Official



Nama Tahok Pak Citro


Alamat Jalan Suryopranoto No 21, Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah


Posisi Tempat Berada di Timur Toko Bahan Roti 21


Berada di Selatan deretan Kios Buah Pasar Gede


Titik Koordinat 7°34'07.4


Google Maps https://goo.gl/maps/GiTdtW8mJCPvYrkHA


Sumber :


1. Wawancara dengan Citro Sumitro, Pemilik Tahok Pak Citro.


Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer