Penyebab Kebakaran
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kebakaran tidak bisa dipisahkan dari api.
Api tidak muncul dengan sendirinya melainkan terjadi karena suatu reaksi kimia.
Salah satu teori yang menjelaskan proses terjadinya api atau kebakaran adalah teori segitiga api.
Segitiga api merupakan istilah yang digunakan pada rumus terjadinya proses pembakaran.
Terjadinya api, membutuhkan tiga hal, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas.
Bahan bakar yang dimaksud di sini merupakan bahan yang mudah bereaksi dengan reaksi pembakaran.
Bahan bakar pemicu api bisa berupa beberapa zat padat, seperti kertas, sampah kering, kayu dan kain.
Zat cair, seperti minyak tanah, bensin, spirtus, dan alkohol serta zat gas, seperti karbit, LPG atau LNG.
Beberapa contoh tersebut merupakan bahan yang harus dijauhkan dari sumber api karena sifatnya yang mudah menyebabkan kebakaran.
Selain bahan yang mudah terbakar, proses kebakaran membutuhkan sumber panas yang dapat memicu pembentukan api.
Terdapat banyak sumber panas yang dapat menyebabkan kebakaran.
Pertama, faktor alam seperti letusan gunung berapi.
Kedua, panas yang ditimbulkan dari arus listrik.
Ketiga, panas mekanis yang terjadi karena adanya gesekan.
Keempat, panas kimia seperti panas akibat dekomposisi, panas larutan, atau suatu proses pemanasan spontan.
Terakhir, percikan api juga dapat timbul karena panas matahari atau sumber daya nuklir.
Satu unsur penting yang memicu kebakaran adalah oksigen.
Oksigen yang dibutuhkan untuk memunculkan percikan api sekitar 16 % dari unsur yang ada di udara, sedangkan kadar oksigen normal di udara adalah 20%.
Bahan bakar, sumber panas dan oksigen, merupakan unsur utama terbentuknya reaksi kimia yang menimbulkan percikan api dan kebakaran. (1)
Tahap Terjadinya Kebakaran
- Tahap Penyalaan
Tahap ini ditandai dengan munculnya api di ruangan.
Proses ini timbul akibat adanya sumber panas yang mengenai material atau bahan yang mudah terbakar.
- Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini, api mulai berkembang sebagai fungsi dari bahan bakar.
Kadar oksigen di ruangan yang masih cukup, serta tersedianya bahan yang mudah terbakar, membuat api terus membesar.
Kondisi ini membuat suhu ruangan menjadi naik.
Tahap ini disebut api dikendalikan oleh bahan bakar.
Temperatur ruangan masih di bawah 300° celcius.
Tahap ini merupakan tahap paling tepat untuk melakukan evakuasi.
Gas beracun dalam ruangan masih sedikit, sehingga aman untuk upaya evakuasi.
- Tahap Flashover
Tahap ini merupakan tahap transisi dari tahap pertumbuhan ke tahap kebakaran penuh.
Beberapa ciri dari tahap ini adalah sebagai berikut.
Lidah api (flame) menyentuh langit-langit.
Lidah api (flame) mulai menjulur keluar bukaan.
Temperatur lapis atas ruangan mencapai 300-600° C.
Timbul tingkat radiasi kritis pada lantai ruangan yang besarnya 2 cm².
- Tahap Pembakaran Penuh
Pada kebakaran ruangan, seluruh material dalam ruangan sudah terbakar di tahap ini.
Suhu mencapai 1200° celcius.
Pada tahap ini, kadar oksigen di dalam ruangan sudah tidak bisa menyuplai pembakaran.
Oleh karena itu, perkembangan api sangat dipengaruhi bentuk bangunan, terutama lebar bukaan atau ventilasi.
- Tahap Surut
Tahap ini terjadi ketika semua material atau bahan bakar sudah habis.
Temperatur ruangan berangsur turun di tahap ini.
Perkembangan api kembali sebagai fungsi dari material yang terbakar.
Semakin sedikit sisa bahan-bahan yang dapat terbakar dalam ruangan, kebakaran akan semakin cepat padam. (2)
Prosedur Pemadaman Kebakaran
- Pendinginan
- Penyelimutan
- Pemisahan bahan yang terbakar
Langkah ini dilakukan dengan menutup jalan aliran api menuju tempat lain.
Mudahnya, dapat dikatakan sebagai proses untuk menghentikan suplai bahan bakar.
Akan tetapi, proses penangan api tidak bisa disamakan.
Proses penanganan penting dilakukan berdasarkan klasifikasi atau jenis kebakaran yang terjadi.
Klasifikasi Kebakaran
- Kelas A
Kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan material padat yang dapat meninggalkan abu.
- Kelas B
Kebakaran kelas B disebabkan karena bahan cair.
Apabila area kebakaran yang kecil, kebakaran kelas B dapat dipadamkan dengan pasir/tanah, APAR dry chemical, APAR CO2, APAR foam, atau APAR HFCF.
- Kelas C
Kebakaran kelas C merupakan kebakaran yang terjadi akibat tegangan listrik.
Pada kebakaran kelas C, air tidak boleh digunakan.
- Kelas D
Kebakaran kelas D merupakan kebakaran yang terjadi pada logam dan hanya dapat dipadamkan dengan APAR sodium chloride dry powder.
Sebaiknya, air tidak digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas D.
Pada logam tertentu, air dapat menyebabkan ledakan. (3)
Proses penanganan dini penting untuk dilakukan, akan tetapi tetaplah menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk mendapatkan penanganan yang lebih profesional.
Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, ikuti kami di:
Instagram @tribunnewswiki
Fanpage Facebook Tribunnews Wiki
Youtube TribunnewsWiki Official