Tsunami

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Indonesia rawan gempa bumi dan tsunami karena berada di kawasan lempeng bumi yang terus bergerak yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik


Daftar Isi


  • Definisi


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang, tsu artinya pelabuhan dan nami berarti gelombang laut sehingga tsunami berarti gelombang laut yang menghantam pelabuhan.

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut.

Gelombang tsunami (esdm.go.id)

Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut, misalnya laut dengan kedalaman 7000 m kecepatan gelomban tsunami dapat mencapai 942,9 km/jam atau setara dengan kecepatan jet.

Namun tinggi gelombang tsunami di tengah laut tidak lebih dari 60 cm, jadi kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami.

Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam.

Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk, atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak. (1)

  • Tsunami di Dunia


Tsunami sering terjadi di sekeliling samudera Pasifik, seperti di Amerika Selatan, Amerika Tengah, Alaska, Aleutian, Kamchatka, Kuril, Mediterania, Karibia, Jepang, dan wilayah Indonesia.

Jepang kerap dilanda bencana gempa bumi dan tsunami akibat keadaan geografis yang terletak pada pertemuan lempeng‐lempeng tektonik yang kompleks.

Selain Jepang, Indonesia juga termasuk negara yang sering dilanda tsunami misalnya di Sumatera pada 2004 yang menelan korban hampir 300.000 orang.

Rekor gelombang tsunami terbesar adalah tsunami Lituya Bay Alaska 1958 dengan ketinggian mencapai 520 meter yang menghancurkan ekosistem dan vegetasi lereng perbukitan pegunungan Santo Elias.

Tsunami Chile pada 1960 tidak hanya menimbulkan gempa bumi terbesar selama abad ke‐20 (Magnitudo mencapai 9,5), namun juga menimbulkan rekor tsunami jarak terjauh (far field tsunami) yang mampu mencapai Hawaii dan Jepang masing‐masing dalam hitungan 15 jam dan 23 jam dari waktu sumber tsunami.

Rekor genangan (inundation) air laut terjauh mencapai 40 km dari pinggir pantai diraih oleh Tsunami Papua Nugini 1998.

Di masa lampau, Indonesia juga pernah dilanda bencana tsunami terparah dunia selama abad ke‐20 akibat letusan Gunung Krakatau pada 27 Agustus 1883 dengan ketinggian gelombang mencapa 41 meter dan korban tewas sebanyak 34.417 jiwa.

Gelombang tsunami tersebut menjalar dari Selat Sunda hingga tercatat ke marigram, yaitu alat pencatat pasang‐surut air laut (tide gauge) di San Fransisco, Honolulu, Georgia, dan Panama. (2)

  • Tsunami di Indonesia


Kejadian tsunami berdampak merusak di Indonesia antara lain Flores (1992), Banyuwangi (1994), Biak (1996), Banda Aceh (2004), Pangandaran (2006), dan Bengkulu (2007), dan Palu-Donggala (2018).

Tsunami Aceh 26 Desember 2004 menjadi bencana dunia terbesar selama dua dekade terakhir abad ini dengan jumlah korban ditaksir 300.000 orang meninggal dunia.

Efek kerusakan akibat gelombang tsunami berimbas sangat luas sampai ke Malaysia, Thailand, Myanmar, India, Srilanka, Maldives, dan Somalia di pesisir timur benua Afrika, bahkan benua Amerika

Dengan kekuatan magnitudo 9,1 Skala Richter (SR), kejadian tersebut tercatat sebagai gempa bumi terbesar kelima di dunia sepanjang sejarah pengukuran seismograf serta mengulang kembali peristiwa gempa bumi besar di perairan Padang hingga Bengkulu 150 tahun silam. 

Di Banda Aceh, ketinggian gelombang muka air laut saat tsunami mencapai daratan (run‐up height) terukur setinggi 20 meter, genangan atau rayapan air laut (inundation) dapat menghempas daratan sejauh 8 km jauhnya dari pinggir pantai.

Sedangkan di Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai daerah terdekat dengan pusat sesar gempa bumi (episenter), run‐up mencapai 49 meter.

Seismolog membuat perkiraan total jarak sesar lempeng tektonik Indo‐Australia adalah sejauh 1.200 km dengan lebar 300 km, dari koordinat geografis perairan Pulau Simeuleu NAD hingga Kepulauan Andaman.(2)

  • Karakteristik Tsunami


Tsunami dapat diakibatkan oleh gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, aktivitas gunung berapi, dan akibat longsor atau runtuhan.

Dislokasi struktur batuan akibat gempa bumi pada lantai samudera secara mendadak dapat mempengaruhi air di atasnya sampai ke permukaan laut hingga menimbulkan gelombang tsunami.

Meski demikian, gempa bumi tsunami (earthquakegenic tsunami) akan terjadi apabila:

  1. Lokasi pusat gempabumi berada di laut
  2. Kedalaman pusat gempabumi relatif dangkal kedalaman kurang dari 60 km dari dasar laut 
  3. Magnitudo gempa bumi lebih besar dari 6,5 SR
  4. Mekanisme sesar gempabumi bertipe sesar gempabumi vertikal naik (reverse fault) atau vertikal turun (normal fault) yang menimbulkan pergeseran dasar laut
  5. Terjadi di zona subduksi lempeng tektonik
  6. Bentuk muka pantai landai

Gelombang tsunami berbeda dengan gelombang pasang laut.

Gelombang tsunami ditimbulkan oleh gaya impulsif yang bersifat insidental dan tidak berlaku terus-menerus dengan ketinggian gelombang mencapai puluhan bahkan ratusan meter

Sedangkan gelombang pasang laut diakibatkan oleh hembusan angin dan pengaruh pasang surut air laut biasa, berkisar belasan sentimeter hingga satu meter tingginya dari rata‐rata muka air laut.

Periode gelombang tsunami antara 10‐60 menit dengan panjang gelombang mencapai 50‐200 km.

Sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung lebih lama, yaitu 12‐24 jam dengan panjang gelombang mencapai puluhan atau ratusan meter.

Cepat rambat gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut, misalnya tsunami di laut dalam memiliki kecepatan rambat mencapai 400‐1000 km/jam.

Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempa bumi tsunami dengan kekuatan magnitudo 7 SR memiliki panjang gelombang tsunami berkisar 20‐50 km dengan tinggi gelombang 2 meter dari permukaan laut.

Pada kedalaman laut 5.000 meter, kecepatan tsunami 800 km/jam dengan kedalaman 10 meter, memiliki kecepatan 36 km/jam dan sampai di daratan pantai hingga mencapai kecepatan 25 km/jam.

Di tengah lautan, tinggi gelombang tsunami hanya sekitar 5 meter namun ketika mencapai pantai dapat mencapai ketinggian puluhan meter karena terjadi penumpukan massa air.

Meskipun menerjang dengan kecepatan rendah, tsunami masih sanggup menjebol infrastruktur jalan, tiang listrik, jembatan, perumahan, perhotelan, dan gedung kontruksi kuat.

Gelombang balik tsunami (run‐down) juga berbahaya karena mampu menyeret segala sesuatu kembali ke laut. (2)

Karakteristik gelombang tsunami

  • Penyebab Tsunami


Tsunami biasanya disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut.

Tsunami yang dipicu tanah longsor, letusan gunung api, atau jatuhnya meteor di tengah laut jarang terjadi.

Tsunami Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi dapat mengakibatkan tsunami jika pusat gempa terjadi di dasar laut dan kedalaman pusat gempa bumi kurang dari 60 km

Misalnya pada 26 Desember 2004, gempa bumi dengan kekuatan 9 SR di kedalaman 30 km dasar laut sebelah barat daya Aceh mengakibatkan gelombang tsunami dengan kecepatan awal sekitar 700 km/jam.

Gelombang menjalar ke segala arah dari pusat gempa bumi kemudian menyapu wilayah Aceh dan Sumatera Utara dengan kecepatan antara 15 - 40 km per jam dan tinggi gelombang 2 hingga 48 meter.

Tiga jam setelah gempa bumi, negara-negara di kawasan Samudera Hindia juga terkena tsunami.

Tsunami Akibat Letusan Gunung Api

Pada 1883, letusan Gunung Krakatau di Indonesia mengakibatkan Tsunami yang dahsyat.

Ketika gelombangnya menyapu pantai Lampung dan Banten, 5000 kapal hancur, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya tenggelam.

Gelombang tsunami setinggi 40 meter menghancurkan hampir 300 perkampungan dan menewaskan lebih dari 36000 orang.

Tsunami Akibat Tanah Longsor

Pada 1958, 81 juta ton es dan batuan longsor ke Teluk Lituya di Alaska karena guncangan gempa bumi.

Gelombang tsunami akibat longsor menjalar cepat di sepanjang teluk dengan tinggi gelombang mencapai 350-500 meter, menerjang hingga lereng gunung serta menyapu pepohonan dan semak belukar. (1)

  • Penyelamatan Diri Saat Tsunami


Meskipun berbahaya, tsunami tidak terjadi secara mendadak, jadi jangan takut berwisata ke laut atau pantai.

Agar terhindar dari tsunami, perhatikan tanda-tanda dan hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:

  • Jika berada di sekitar pantai dan terasa ada guncangan gempa bumi diikuti dengan air laut di dekat pantai surut tiba-tiba, segera menuju tempat yang tinggi misalnya perbukitan atau bangunan tinggi
  • Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai tetapi arahkan perahu ke laut
  • Jika gelombang tsunami pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah karena biasanya gelombang berikutnya akan menerjang
  • Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban (1)

  • Wilayah Rawan Tsunami di Indonesia


Di Indonesia wilayah rawan bencana tsunami meliputi 21 wilayah, yaitu: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung-Banten, Jawa Tengah Bagian Selatan, Jawa Timur Bagian Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak-Yapen, Balikpapan, sekurau, Palu, Talaud, dan Kendari. (1)

Peta wilayah Indonesia yang rawan terkena tsunami (bmkg.go.id)

  • Upaya Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami


Namun dengan melihat catatan sejarah, para ilmuwan dapat mengetahui tempat-tempat yang rawan tsunami.
Pengukuran tinggi gelombang dan batas landaan dari kejadian tsunami masa lalu akan berguna untuk memperkirakan dan mengurangi dampak tsunami di masa depan. (1)


(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)

Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, ikuti kami di:

Instagram @tribunnewswiki

Fanpage Facebook Tribunnews Wiki

Youtube TribunnewsWiki Official





Sumber :


1. www.esdm.go.id/assets/media/content/Pengenalan_Tsunami.pdf
2. puslitbang.bmkg.go.id


Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer