Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Silampukau adalah grup musik duo asal Surabaya, Jawa Timur.
Silampukau merupakan band independen atau indie yang mengusung aliran folk.
Namun ada perbedaan sangat menonjol antara Silampukau dengan band folk lainnya, yaitu mayoritas lirik lagunya yang bercerita tentang kehidupan orang biasa Surabaya.
Lirik-lirik Silampukau banyak bertema sosial yang lebih mengarah pada penuturan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Surabaya tanpa bermaksud untuk meneriakkan pesan tertentu.
Selain tema yang belum pernah diangkat oleh musisi lain, lirik-lirik lagu mereka juga sangat indah.
Meski sederhana, namun terdengar seperti puisi.
Silampukau lebih banyak menampilkan musik-musik sendu dengan lirik-lirik kritis. (1)
Kisah-kisah tentang Surabaya mereka tuangkan dalam berbagai lagu seperti “Dolly” yang bercerita tentang bekas lokalisasi terbesar di Asia Tenggara hingga lagu “Sambat Omah” yang bercerita tentang kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya. (2)
Sejarah
Silampukau yang digawngi oleh Eki Tresnowening dan Kharis Junandharu dibentuk pada 2009.
Nama Silampukau yang berarti burung kepodang dipilih karena burung kepodang dinilai memiliki suara yang bagus dan suka bernyanyi. (3)
Awalnya, Eki Tresnoweninglah yang memiliki proyek musik dengan temannya, ia kemudian mengajak Kharis untuk berkolaborasi.
Pada hari mereka tampil, teman Eki tersebut ternyata tidak bisa hadir dan kemudian memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut.
Pada tahun itu juga, Eki dan Kharis mengeluarkan EP Sementara.
Namun pada 2010, mereka memutuskan untuk vakum karena merasa kehabisan ide dengan lagu yang itu-itu saja.
Kharis bahkan memutuskan untuk keluar dari musik dan memulai karier sebagai pekerja kantoran.
Dua tahun vakum, pada 2013 Eki dan Kharis kembali bertemu dan memutuskan untuk menyeriusi kembali musik mereka.
Hasilnya, pada April 2015 Silampukau mengeluarkan album pertama mereka yang diberi judul “Dosa, Kota, dan Kenangan”.
Album tersebut berisi 10 lagu.
Lagu-lagu dalam album mereka kebanyakan bertema sosial.
Mereka senang bertemu dan mengobrol dengan warga Surabaya di manapun mereka bertemu, entah itu di terminal, stasiun, pinggiran jalan, warung kopi, dan lain sebagainya.
Dari obrolan-obrolan itulah mereka mendapat inspirasi untuk lagu-lagu mereka.
Lagu-lagu mereka juga lebih banyak bercerita tentang Surabaya, alasannya karena di kota itulah mereka tumbuh besar.
Di tengah arus musik Indonesia yang cenderung ke arah genre pop dan rock, mereka justru mengusung genre folk.
Alasannya sederhana, karena awalnya mereka tidak mampu membeli gitar elektrik sehingga susah untuk memainkan musik bergenre rock.
Lebih jauh, folk menurut mereka dianggap memiliki ruang yang luas untuk melakukan eksplorasi. (4)
Pada 18 Agustus 2016, Silampukau mengadakan konser tunggal di Gedung Kesenian Cak Durasim, Surabaya. (5)
Album
Sementara Ini (Mini Album), 2009
Dosa, Kota, & Kenangan, 2015
Selain itu, mereka juga tergabung dalam Unreleased Project pada 2017, yaitu sebuah album kompilasi yang berisi para musisi partisipan Urban GiGs X Unreleased Project.
Album tersebut menampilkan enam kolaborasi dari 12 grup musik ternama di Indonesia. (6)
Lagu
Dalam album Sementara Ini, ada lima lagu yaiut Pagi, Cinta Itu, Hei, Sampai Jumpa, serta Berbenah.
Sementara itu, dalam album Dosa, Kota, & Kenangan terdapat 10 buah lagu, diantaranya:
Sang Juragan
Puan Kelana
Doa 1
Lagu Rantau
Si Pelanggan
Malam Jatuh di Surabaya
Balada Harian
Bola Raya
Biang Lala
Aku Duduk Menanti
Penghargaan
Indonesian Choice Award Breakthrough Artist of the Year (2016) (Nominasi)
*Update informasi terakhir pada 9 Juli 2019
Jangan lupa subscribe channel Youtube TribunnewsWIKI Official