Sejarah Barong
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Barong merupakan gambaran pertarungan antara kebajikan dan kebatilan.
Menurut umat Hindu Bali, Watak kebajikan diwakili oleh Barong, dan kebatilan di wakili karakter Rangda. (1)
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Barong merupakan saduran dari Barongsai, dari Tiongkok.
Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa Barong merupakan perwujudan Reog Ponorogo yang di bawa Airlangga saat mengungsi ke Bali.
Terlepas dari berbagai versi sejarah Barong, kesenian khas Bali ini pertama kali dipentaskan pada abad ke-19.
Kala itu Raja Kelengkung, bernama I Dewi Agung Sakti.
I Dewi Agung Sakti meminta diadakan pertunjukan semacam wayang orang yang melibatkan 36 penari.
Sebagian penari berperan sebagai raja kera, sebagian lagi berperan sebagai pasukan Rahwana.
Para penari menggunakan busana yang terbuat dari Braksok.
Selanjutnya, pertunjukan ini populer di masyarakat dengan nama Barong Kadingkling atau Barong Blasblasan. (2)
Jenis Tari Barong
Berikut adalah beberapa jenis Barong yang ada di Bali.
- Tari Barong Ket
Barong Ket merupakan tari Barong yang paling banyak ditemui di Bali.
Barong Ket dipentaskan dengan laju tari dan busana yang lengkap.
Barong Ket merupakan perpaduan antara singa, macan, dan sapi atau boma.
Badan Barong Ket dilengkapi ukiran yang terbuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan.
Bulu barong Ket terbuat dari perasok (serat dari daun mirip tanaman tanaman), ijuk, dan ada yang membuat bulu burung gagak.
- Tari Barong Bangkal
Bangkal berarti babi besar.
Oleh karena itu, Barong ini disebut juga dengan Barong Celeng atau Barong Bangkung.
Bentuk Barong Bangkal mirip dengan bangkangan.
Barong Bangkal dipentaskan oleh dua orang penari dengan berkeliling desa.
Barong ini dipentaskan saat hari-hari tertentu, yaitu hari keramat.
- Tari Barong Landung
Barong Landung berwujud manusia tinggi mencapai tiga meter.
Barong Landung lebih sakral dan dipercaya sebagai kekuatan pelindung atau pemberi daya.
Barong Landung banyak dijumpai penginapan Bali Selatan.
- Tari Barong Macan
Sesuai namanya, Barong ini berbentuk seperti macan.
Barong Macan termasuk Barong yang populer di Bali.
Barong Macan dipentaskan dengan berkeliling desa.
Ada kalanya, pementasan diiringi dengan drama tari semacam Arja dan diiringi gamelan batel. (1)
- Rangda
Rangda merupakan manifestasi kebatilan, lawan Barong.
Rangda digambarkan sebagai perempuan menakutkan, memiliki dua taring besar pada mulutnya. (3)
Rangda diceritakan menculik anak-anak kecil dan menggunakan pasukan sihir untuk melawan Barong. (4)
Alur Cerita Pembukaan
Pembukaan diiringi dengan gending atau nyanyian.
Diceritakan, barong dan kera adalah dua sahabat, ketika itu berada dalam sebuah hutan lebat.
Kemudian muncul tiga orang bertopeng.
Tiga orang tersebut digambarkan sedang membuat tuak di tengah hutan belantara.
Ketiga orang bertopeng terlihat marah dan membuat keributan di hutan, karena anaknya meninggal dimakan oleh harimau.
Akhirnya mereka bertemu Barong dan kera.
Melihat Barong yang berwujud seperti harimau, mereka langsung menyerang Barong.
Dalam perkelahian, kera berhasil melukai salah satu hidung dari tiga orang bertopeng, dan akhirnya mereka lari.
- Babak 1
Diceritakan munculnya pengikut rangda, dibawakan oleh 2 orang penari.
Pengikut rangda mencari pengikut Dewi Kunti (ibu dari para Pandawa) yang sedang dalam perjalanan untuk bertemu maha patihnya.
- Babak 2
Muncul pengikut Dewi Kunti.
Satu di antara pengikut Rangda berubah menjadi makhluk menyeramkan seperti Rangda.
Makhluk ini mempengaruhi pengikut Dewi Kunti, sehingga mereka berubah menjadi pemarah.
Dalam pengaruh jahat Rangda, para pengikut bersama maha patih bertemu Dewi Kunti.
- Babak 3
Sahadewa sedang bersama Dewi Kunti.
Dewi Kunti telah terikat janji dengan Rangda untuk menyerahkan Sahadewa kepada Rangda.
Hati nurani Dewi Kunti tidak tega untuk menyerahkan anaknya sebagai korban untuk Rangda.
Akan tetapi kekuatan jahat Rangda sudah merangsuki pikiran Dewi Kunti, sehingga ia tetap berniat menyerahkan putranya.
Sahadewa, sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, tidak berani membantah.
Ia melaksanakan segala yang diperintahkan oleh ibunya.
Akhirnya Dewi Kunti menyerahkan Sahadewa kepada patih dan para pengikutnya untuk diikat di hadapan Rangda.
- Babak 4
Dalam situasi seperti ini, Sahadewa tidak bisa berbuat apa.
Patih dan pengikutnya semua dalam pengaruh Rangda.
Saat itu, turun Dewa Siwa.
Dewa Siwa memberikan keabadian dan kekuatan kepada Sahadewa, tanpa diketahui oleh Randa dan pengikutnya.
Kemudian, Rangda datang untuk menyantap tubuh Sahadewa, namun Rangda terkejut karena tidak dapat melukai tubuh Sahadewa sedikitpun.
Rangda kemudian menyerah, minta diselamatkan dan diampuni agar bisa masuk surga.
Permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa.
- Babak 5
Babak ini merupakan babak terakhir.
Diceritakan ada seorang pengikut Rangda bernama Kalika menghadap ke Sahadewa.
Kalika meminta agar diberikan pengampunan dan diselamatkan agar bisa masuk surga.
Permintaan tersebut ditolak oleh Sahadewa.
Kalika menjadi marah, kemudian berubah wujud menjadi seekor babi.
Babi hutan tersebut dapat dikalahkan oleh Sahadewa, dan berubah wujud lagi menjadi burung.
Burung ini tetap bisa dikalahkan, sehingga Kalika berubuh wujud menjadi Rangda.
Menghadapi kekuatan Rangda, Sahadewa berubah menjadi Barong.
Kekuatan mereka berimbang, sama-sama sakti dan menjadi pertarungan abadi.
Pengikut Barong yang ingin menolong sambil menghunus keris juga tidak bisa melumpuhkan kekuatan Rangda. (4)
Sinopsis ini merupakan pementasan Barong di Batubulan.
Pementasan Barong lain, mungkin memiliki pengembangan cerita dan versi tersendiri.
Instagram @tribunnewswiki
Fanpage Facebook Tribunnews Wiki
Youtube TribunnewsWiki Official