Gajah Mada

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Patung Maha Patih Gajah Mada, di kawasan Air Terjun Madakaripura


Daftar Isi


  • Latar Belakang Keluarga


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gajah Mada merupakan Patih Majapahit yang terkenal dengan sumpah palapa, cita-cita untuk menyatukan bumi nusantara.

Gajah mada dilahirkan dari keluarga biasa.

Orang tua Gajah Mada bukan dari kalaangan militer atau bangsawan.

Ayah Gajah Mada bernama Churadharmayasa, dan ibunya Nariratih.

Kedua orang tua Gajah Mada menempuh jalan spiritual.

Churadharmayasa berganti nama menjadi Curadharmayogi.

Baca: Black Panther

Ibu Gajah Mada, Nariratih berganti nama menjadi Patni Nariratih.

Kedua orang tua Gajah Mada hidup terpisah, menyepi dari hingar bingar kehidupan.

Meski demikian, Nariratih berkunjung ke padepokan Churadharmayasa setiap hari, untuk membawakan makanan.

Konon, keduanya harus meninggalkan padepokan karena telah melanggar sumpah.

Nariratih dan Churadharmayasa hidup di hutan hingga melahirkan Gajah Mada.

Tidak banyak data mengenai masa kecil Gajah Mada. (1)

Kelahiran dan kematiannya juga tidak diketahui secara pasti hingga saat ini.

Hal ini terjadi lantaran rentang waktu yang terpaut jauh.

  • Karier


Pada awalnya, Gajah Mada adalah seorang bekel.

Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan pada atahun 1319.

Gajah Mada diangkat menjadi patih karena telah menyelamatkan Prabu Jayanegara.

Selain itu, Gajah Mada telah berhasil menumpas pemberontakan Ra Kuti yang mengancam Majapahit.

Dua tahun berselang, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kediri.

Baca: dr. Poch

Pada 1329, Aryo Tadah (dikenal juga dengan Mpu Kewes) berkeinginan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Patih Majapahit.

Mpu Kewes menunjuk Gajah Mada sebagai penggantinya.

Gajah Mada berkeinginan untuk memberi jasa kepada Majapahit terlebih dahulu sebelum menerima tawaran tersebut.

Gajah Mada ingin menumpas pemberontakan Keta dan Sedeng.

Pada tahun 1334 Gajah Mada dilantik Ratu Tribhuwana Tunggadewi sebagai Patih Majapahit.

Tawaran tersebut diterima Gajah Mada setelah sebelumnya mampu menumpas pemberontakan Keta dan Sedeng.

  • Sumpah Palapa


Ketika Gajah Mada dilantik menjadi Patih Majapahit, Ia bersumpah:

"..Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa."

(terjemahan: Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.)

Baca: Lee Dong Wook

Palapa, atau rempah-rempah, diartikan sebagai kenikmatan duniawi.

Hal ini mengartikan bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati kemegahan atau hingar bingar dunia sebelum Ia berhasil menaklukkan Nusantara.

Kala itu, sumpah Gajah Mada diragukan.

  • Daerah yang Berhasil Ditaklukan Gajah Mada


Masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi

  • Bedahulu (Bali)
  • Lombok (1343)
  • Palembang
  • Swarnabhumi (Sriwijaya)
  • Tamiang
  • Samudra Pasai
  • Swarnadwipa (Sumatra)
  • Lalu Pulau Bintan
  • Tumasik (Singapura)
  • Semenanjung Malaya
  • Kapuas
  • Katingan
  • Sampit
  • Kotalingga (Tanjunglingga)
  • Kotawaringin
  • Sambas
  • Lawai
  • Kandangan
  • Landak
  • Samadang
  • Tirem
  • Sedu
  • Brunei

Baca: Avengers: Infinity War

  • Kalka
  • Saludung
  • Solok
  • Pasir
  • Barito
  • Sawaku
  • Tabalung
  • Tanjungkutei
  • Malano

Pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389)

  • Logajah
  • Gurun
  • Sukun
  • Taliwung
  • Sapi
  • Gunungapi
  • Seram
  • Hutankadali
  • Sasak
  • Bantayan
  • Luwuk
  • Makassar
  • Buton
  • Banggai
  • Kunir
  • Galiyan
  • Salayar
  • Sumba
  • Muar (Saparua)
  • Solor
  • Bima
  • Wandan (Banda)
  • Ambon
  • Wanin
  • Seran
  • Timor
  • Dompo (2)

  • Perang Bubat


Pada tahun 1357 terjadi Perang Bubat.

Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa perang tersebut berawal dari keinginan Prabu Hayam Wuruk untuk menikahi Dyah Pitaloka, putri Sunda, sebagai permaisuri.

Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima oleh Kerajaan Sunda.

Rombongan Kerajaan Sunda datang ke Majapahir untuk melaksanakan pernikahan.

Kala itu, Gajah Mada ingin menaklukkan Sunda.

Gajah Mada memaksa Dyah Pitaloka sebagai pengakuan kekuasaan Majapahit.

Kerajaan Sunda menolak permintaan Gajah Mada.

Karena penolakan itu, terjadilah pertempuran di daerah Bubat, tempat penginapan rombongan Kerajaan Sunda.

Karena jumlah yang tidak seimbang, seluruh rombongan Kerajaan Sunda gugur.

Melihat kejadian itu, Dyah Pitaloka bunuh diri.

Baca: Sisir

Akibat peristiwa di Bubat ini, Patih Gajah Mada diberhentikan dari jabatannya sebagai Patih Majapahit.

Versi cerita Nagarakertagama berbeda.

Dalam Nagarakertagama dikisahkan bahwa Hayam Wuruk menghargai Gajah Mada.

Gajah Mada dihadiahi dukuh Madakaripura, di Probolinggo. (2)

  • Akhir Hidup


Dalam Nagarakertagama disebutkan bahwa Gajah Mada dalam keadaan sakit ketika Hayam Wuruk kembali dari upacara kegaamaan di Samping.

Gajah Mada disebutkan meninggal pada 1364.

Namun hingga saat ini tidak diketahui waktu pasti dan letak makam Gajah Mada. (2)

Di lain riwayat, dikatakan bahwa Gajah Mada tidak meninggal, melainkan moksa. (3)

Baca: Adipati Dolken

Ada banyak versi penulisan Sejarah Gajah Mada.

Hal ini dapat terjadi karena perbedaan tafsir terhadap bukti sejarah yang ada.

 (TRIBUNNEWSWIKI.COM/A Nur Rosikin)

Artikel Terkait: Kerajaan Demak

Untuk terus update informasi tribunnewswiki.com, jangan lupa ikuti kami di:

Instagram @tribunnewswiki

Fanpage Facebook Tribunnews Wiki

Youtube TribunnewsWIKI Official



Nama Gajah Mada


Jabatan Maha Patih


Kerajaan Gajah Mada


Ayah Churadharmayasa


Ibu Nariratih


Meninggal 1364


Sumber :


1. www.biografipahlawan.com/2014/11/biografi-gajah-mada.html
2. www.biografiku.com/biografi-gajah-mada/
3. historia.id


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer