Sejarah
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Lawang Sewu, merupakan bangunan situs bersejarah yang terletak di Kota Semarang mulai dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 27 Februari 1904 dan selesai pada 1907.
Awalnya Lawang Sewu dahulu berfungsi sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta milik Belanda NIS atau disingkat Nederlands Indische Spoorweg Maatschappj. (1)
NIS memercayakan perancangan gedung Lawang Sewu kepada dua orang asal Amsterdam, Belanda; Prof. Jacob F. Klinkhamer dan Bj. Queendag.
Perancangan gedung Lawang Sewu dilakukan di negeri kincir angin itu.
Setelah rancangan selesai, gambar-gambar rancangan tersebut kemudian dibawa ke Indonesia dan dihantarkan ke Kota Semarang.
Awalnya kegiatan administrasi perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Semarang Gudang, dekat dengan pelabuhan Tanjung Emas.
Namun, perkembangan jalur kereta yang sangat pesat di wilayah koloni, mengakibatkan bertambahnya personil teknis dan tenaga administrasi yang tidak sedikit seiring berkembangnya administrasi perkantoran.
Maka, dibangunlah sebuah kantor baru di tengah jantung Kota Semarang sebagai pusat administrasi NIS.
Pada awal pembangunan Lawang Sewu, gedung yang pertama kali dibuat adalah bangunan percetakan dan bangunan penjaga.
Kemudian dilanjutkan dengan meluaskan area Lawang Sewu pada 1916 hingga 1918 dengan menambah jumlah bangunan dan ruangan. (2)
Kantor pusat NIS atau yang sekarang disebut Lawang Sewu tersebut adalah sebuah bangunan besar dua lantai dengan bentuk “letter L”.
Kini terdapat tiga lantai di Lawang Sewu.
Asal usul penamaan Lawang Sewu sendiri bermula dari banyaknya jumlah pintu yang ada di gedung tersebut.
Lawang Sewu bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “seribu pintu”.
Sebutan sewu (istilah untuk menyebut angka “seribu” dalam bahasa Jawa), merupakan penggambaran masyarakat setempat tentang banyaknya jumlah pintu yang dimiliki Lawang Sewu.
Sedangkan kata lawang dalam Bahasa Jawa berarti pintu.
Kenyataanya Lawang Sewu tidak memiliki pintu hingga ribuan. (3)
Belum ada penghitungan resmi tentang berapa jumlah pintu yang terdapat di Lawang Sewu.
Ada berbagai versi informasi tentang jumlah pintu di Lawang Sewu muilai dari berjumlah 429 atau 342 buah.
Namun, Lawang Sewu memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar dan banyak daun pintu setelah pintu-pintu utama, sehingga masyarakat setempat lazim menyebutnya dengan Lawang Sewu.
Tampak Bangunan
Gedung Lawang Sewu memiliki tiga lantai lengkap dengan dua sayap bangunan yang melebar ke bagian kanan dan kiri.
Ketika memasuki gedung utama Lawang Sewu, kita akan menemui tangga besar membentang yang akan membawa pengunjung ke lantai dua.
Di antara tangga terdapat kaca gelas berukuran besar bergambar dua perempuan muda Belanda.
Bentuk bangunan Lawang Sewu mulai dari badan bangunan, pintu, hingga jendela sangat bernuansa arsitektur Belanda yang kental.
Selain pintu dan jendela berukuran besar, masing-masing pintu memiliki daun pintu masing-masing dengan jumlah total sebanyak 1200 daun pintu.
Sebagian pintu memiliki dua daun pintu dan ada juga yang memiliki 4 daun pintu yang terdiri dari 2 daun pintu ayun ditambah 2 daun pintu geser.
Penjara di Lawang Sewu
Setelah masa penjajahan Belanda berakhir, fungsi Lawang Sewu mengalami perubahan.
Di bawah bangunan Lawang Sewu terdapat lorong bawah tanah yang befungsi sebagai saluran air, penghubung dengan beberapa bangunan masa kolonial lain dan penambah kesejukan bangunan di atas lorong.
Ketika masa pendudukan Jepang, gedung Lawang Sewu terutama lorong bawah tanahnya, menjadi tempat mengerikan sebagai ruang tahanan dan penjara penyiksaan.
Ada dua kategori di penjara Lawang Sewu ini:
Penjara Jongkok untuk membenamkan tahanan dalam bak berukuran setengah meter lalu dututup teralis besi diatasnya.
Penjara Berdiri berukuran 1 X 1 meter dimana para tahanan terdiri dari tujuh hingga delapan orang akan berhimpitan di dalam penjara, mati dan yang mati akan dibuang ke sungai di belakang Lawang Sewu.
Selain itu, gedung Lawang Sewu juga menjadi saksi Pertempuran Lima Hari di Semarang (14 Oktober – 19 Oktober 1945).
Belasan orang gugur dalam pertempuran itu dan halaman gedung Lawang Sewu sempat menjadi pemakaman untuk para pahlawan tersebut.
Lawang Sewu jadi bangunan yang tampak mengerikan lantaran perawatan gedung yang sempat tidak berjalan secara kontinyu di bangunan tua ini.
Banyak cerita 'urban legend' yang menyeramkan seperti bau anyir darah di ruang penjara berdiri, suara isak tangis di sumur belakang gedung hingga bayangan putih di pintu-pintu yang ada di Lawang Sewu baik siang maupun malam hari.
Pemugaran
Dengan usia yang sudah tua, beberapa kali bangunan-bangunan yang ada di Lawang Sewu mengalami renovasi.
Setelah kepengurusan aset berada dibawah otoritas PT. Kereta Api Indonesia (KAI), Lawang Sewu mengalami beberapa pemugaran untuk mempercantik tampilan agar nilai sejarahnya tidak hilang.
Setelah dilakukan pembersihan, dirapikan, pengecatan, dan perbaikan ornamen-ornamen penting di Lawang Sewu, kini situs bersejarah itu tampil mempesona dan semakin jauh dari kesan seram dan mengerikan.
Peresmian renovasi atau pemugaran Lawang Sewu dilakukan pada 5 Juli 2011 oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono kala itu.
Lokasi dan Operasional
Lokasi Lawang Sewu di Jalan Pemuda, Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah atau tepatnya berada di kawasan Simpang Lima.
Tepatnya berjarak 3,3 kilometer dari Stasiun Poncol, Kota Semarang.
Lantas berjarak 6,6 kilometer dari Bandara Internasional Ahmad Yani, Kota Semarang.
Harga Tiket Masuk Lawang Sewu Semarang
Dewasa Rp. 10.000
Anak anak/Pelajar Rp. 5.000
Masuk ke Ruang Bawah Tanah : Biaya tambahan lagi sebesar Rp. 30.000
Waktu operasional Lawang Sewu dimulai dari pukul 07.00 hingga 21.00 WIB. (4)
Fasilitas
Parkir.
Restroom.
Kedai atau ragam kuliner di sekitar area Lawang Sewu.
Penginapan.