Angkringan

TRIBUNNESWIKI.COM – Angkringan merupakan satu diantara beberapa jenis tempat makan yang mudah dijumpai di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Angkringan memiliki penyebutan berbeda-beda di setiap daerah.

Di Yogyakarta disebut angkringan, tapi jika di daerah Solo disebut dengan HIK.

HIK merupakan singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung.

Kata Angkringan berasal dari Bahasa Jawa yaitu “angkring” yang berarti duduk santai dengan melipat satu kaki di atas kursi.

Orang Jawa menyebutnya “metangkring”. (1)

Sejarah Angkringan diketahui berasal dari seorang bernama Mbah Pairo.

Mbah Pairo merupakan orang asli Klaten yang kemudian merantau ke Yogyakarta sebagai penjual makanan.

Sekiatar dekade 1950-an Mbah Pairo menjajakan jualannya dengan cara dipikul dan berkeliling kota Yogya.

Mbah Pairo biasanya mangkal di dekat Stasiun Tugu.

Pada masa Mbah Pairo berjualan, angkringan dikenal dengan sebutan ting-ting hik (baca: hek).

Hal ini disebabkan karena penjualnya berteriak “Hiiik…iyeek” ketika menjajakan dagangan mereka.

Istilah HIK sering diartikan sebagai Hidangan Istimewa Kampung. 

Ketika Mbah Pairo tidak lagi berjualan dengan cara berkeliling, ia kemudian menggunakan gerobak kaki lima yang dilengkapi dengan kursi panjang untuk tempat duduk pembeli.

Karena menggunakan kursi yang panjang tersebut, para pelanggannya suka menaikkan sebelah kakinya ke atas kursi.

Karena kebiasaan menaikkan satu kaki inilah muncul istilah angkringan. (2)

Harga makanan di Angkringan rata-rata yaitu:

nasi kucing @Rp 2000
sate telur @Rp 2000

sate ayam @Rp 1000
sate ati bakar @Rp 2000
ceker @Rp 1000 - @Rp 2000
kepala ayam bakar @Rp 1000 - @Rp 2000
sate usus @Rp 1000
gorengan @Rp 500
kopi @Rp 1000 - @Rp 2000
teh @Rp 1000 - @Rp 2000
kopi jos @Rp 2000
sate keong @Rp 1000
es/jeruk anget @Rp 1000 - @Rp 2000 (3)

Baca: Daniel Craig

angan lupa subscribe channel TribunnewsWIKI Official