Sejarah
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Museum Pendidikan Indonesia (MPI) diresmikan pada 8 Juli 2008 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pembangunan Museum Pendidikan Indonesia digagas oleh Prof Dr Sugeng Mardiono Phd, yang kala itu menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sugeng Mardiono merasa gelisah karena tidak ada yang mendokumentasikan sejarah panjang pendidikan di Indonesia.
Karena itu, Sugeng Mardiono membulatkan tekad untuk membangun museum yang kemudian dinamai Museum Pendidikan Indonesia.
Museum Pendidikan Indonesia merupakan yang pertama yang menyimpan dan mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan sejarah penddidikan di Indonesia. (1)
Berselang beberapa tahun, kemudian disusul dengan Museum Pendidikan Malang di Malang dan Museum Pendidikan Nasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. (2)
Lokasi dan Bentuk Bangunan
Museum Pendidikan Indonesia dibangun di bekas Gedung Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Lokasinya ada di komplek kampus pusat UNY, tepatnya di sebelah utara Gedung Rektorat UNY saat ini.
Bangunan Museum Pendidikan Indonesia merupakan gedung berlantai dua.
Lantai pertama dijadikan sebagai ruang galeri, sedangkan lantai dua dijadikan ruang cinema. (3)
Akses menuju Museum Pendidikan Indonesia sangat mudah dijangkau karena museum ini berada Kampus Pusat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jalan Colombo No 1, Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Bagi wisatawan dari luar kota, Bandara Adisucipto, maupun Terminal Giwangan dapat menggunakan bus umum jalur 7 dan bus Trans Jogja jalur 1B.
Dari Terminal Jombor dapat menggunakan angkutan kota jalur D6, Trans Jogja jalur 2A dan 2B, serta angkutan kota yang melewati Jln. Gejayan maupun Jln. Colombo. (4)
Visi, Misi, dan Tujuan
Menjadikan memori kolektif sebagai wahama menciptakan insan yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.
1. Melaksanakan fungsinya sebagai sumber informasi tentang perkembangan pendidikan nasional;
2. Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi pembelajaran dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Menjadi sarana rekreasi yang bersifat kultural dan edukatif.
1. Memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat dan sivitas akademika tentang eksistensi dan peran Museum Pendidikan.
2. Memberikan informasi tentang perkembangan pendidikan nasional baik secara horisontal atau vertikal, baik jenis maupun jenjang pendidikan melalui berbagai koleksi, simbol, dan dokumen yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun.
3. Memberdayakan sivitas akademika UNY dan masyarakat pemerhati pendidikan untuk berkreasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Memberikan penghargaan kepada para perintis, tokoh dan pejuang pendidikan nasional.
5. Menambah dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana wisata kampus yang bersifat edukatif-rekreatif. (5)
Manajemen
Museum Pendidikan Indonesia dikelola oleh tim pengelola Museum Pendidikan Indonesia yang ditetapkan dan bertanggung jawab langsung kepada Rektor UNY.
Pembina, Rektor UNY
Kepala Museum, Drs Sardiman AM MPd
Sekretaris, Dr Dyah Kumalasari MPd
Koorbid Pendidikan dan Informasi, Asnan Arifin
Koorbid Koleksi dan Konservasi, Muhajirin MPd
Koorbid Penelitian dan Pengembangan, Dr Dwi Siswoyo MHum
Koorbid Promosi dan Humas, Rhoma Dwi Aria Y MPd
Sekretariat, Riskha Dora Candra Dewi SSos dan Tri Wahyono (6)
Fasilitas dan Koleksi
Fasilitas yang disediakan oleh Museum Pendidikan Indonesia antara lain pemandu, leaflet, computer anjungan, toilet, serta ruang pertunjukan atau gedung cinema dengan kapasitas 116 kursi.
Ada juga fasilitas di sekitar museum seperti musala, tempat parker, arena bermain, food court, perpustakaan pusat UNY, Gedung Olahraga, stadion atletik, kolam renang, auditorium, hotel UNY, pendopo dan gedung pertunjukan Tedjokusumo FBS UNY, bank, serta kantor pos. (7)
Sedangkan untuk koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Pendidikan Indonesia dipajang di lantai satu.
Kebanyakan koleksi yang ada adalah barang- barang yang memiliki nilai sejarah pendidikan dan perkembangan komunikasi.
Beberapa koleksi yang tersedia antara lain surat-surat, akta-akta, ijazah, buku-buku pelajaran, perangko, mesin ketik, dan masij banyak lagi.
Tersedia juga alat belajar mengajar zaman dulu, foto-foto para tokoh pendidikan, media pembelajaran, diorama kegiatan belajar mengajar. (8)
Di lantai pertama, ada sebuah sepeda tua yang dipajang di depan pintu masuk yang akan menyambut setiap pengunjung yang datang.
Meski sudah tua, namun sepeda onthel tersebut tetap terrawat dengan baik.
Sepeda itu adalah sepeda Hummber buatan Inggris yang digunakan oleh guru sebagai alat transportasi pada 1980-an.
Total ada 5 buah galeri di Museum Pendidikan Indonesia, tiga galeri di lantai satu dan dua sisanya di lantai atas.
Di galeri pertama terdapat foto-foto para menteri pendidikan sejak Ki Hadjar Dewantara sampai sekarang.
Ada juga foto-foto aktivitas di dalam kelas dari zaman proklamasi kemerdekaan sampai media pembelajaran.
Ada juga daun lontar yang masih mentah, setengah jadi, maupun yang sudah ditulisi dengan bolpoin, spidol, pensil, bahkan tinta.
Baca: Pura Luhur Uluwatu
Baca: Candi Ijo
Baca: Museum Polri
Baca: Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
Baca: Museum Keris Nusantara
Ada juga alat hitung zaman dulu dan masih banyak koleksi-koleksi yang lainnya.
Di galeri kedua, terdapat foto-foto yang berkaitan degnan dunia pendidikan dari masa sebelum kemerdekaan sampai pascakemerdekaan.
Satu di antara foto yang menarik yakni foto pendidikan PGTK tahun 1951 di Jakarta.
Di galeri kedua ini terdapat juga ragam foto pendidikan formal maupun informal, misalnya foto program pemberantasan buta huruf zaman dulu.
Ada juga foto-foto ijazah dari kurun waktu tertentu.
Di ruang galeri ketiga terdapat media pembelajaran sains seperti fisika dan biologi seperti mikroskop.
Adapun koleksi-koleksi lainnya seperti mesin ketika dari yang manual sampai elektronik, fosil kerang, komputer, printer, dan masih banyak lainnya.
Mesin ketik manual yang ada di Museum Pendidikan Indonesia merupakan mesin ketik yang ipakai era penjajahan Belanda sampai akhir 1990-an.
Sedangkan mesin ketik elektronik yang ada mulai digunakan pada 1980-an.
Mesin ketik elektronik ini juga sudah bisa dipakai untuk menyimpan data.
Naik ke lantai atas, tidak begitu banyak koleksi yang ada karena lantai dua ini memang difungsikan sebagai ruang cinema.
Namun ruang cinema yang memiliki kapasitas 116 tempat duduk lengkap dengan LCD proyektor, system audio, serta screen proyektor ini hanya bisa dinikmati oleh pengunjung rombongan. (9)
Layanan
Kunjungan di Museum Pendidikan Indonesia dapat dilayani setiap hari mulai pukul 07.30 - 15.00 WIB.
Khusus hari Sabtu dan Minggu, kunjungan harus melakukan reservasi terlebih dahulu melalui telepon, email, atau surat.
Setiap anggota rombongan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 2.500.
Untuk rombongan berjumlah lebih dari 20 orang akan diberikan diskon 10%.
Harga tersebut sudah termasuk jasa edukator museum atau pemandu dan menonton film di ruang Cinema MPI.
Sementara itu, kunjungan untuk kegiatan penelitian diberikan fasilitas berupa gratis tiket masuk selama menyertakan surat izin penelitian dari lembaga yang bersangkutan. (10)
(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)
Jangan lupa subscribe channel Youtube TribunnewsWIKI Official