Taman Balekambang Surakarta

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan nama di depan gerbang pintu masuk utara Taman Balekambang Surakarta, Kamis (27/6/2019) siang. Terlihat beberapa bus, motor, dan mobil milik pengunjung terparkir di depan pintu masuk tersebut. (TribunnewsWiki/Widi)


Daftar Isi


  • Sejarah Taman Balekambang Surakarta


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Taman Balekambang Surakarta dibangun masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII pada 26 Oktober 1921.

Menurut Staf Fungsional UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang Surakarta, Narimo,  mewakili Sumeh, Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang, KGPAA Mangkunegara VII membangun Taman Balekambang sebagai hadiah untuk kedua putrinya.

Adapun dua putri kesayangan KGPAA Mangkunegara VII yakni Gusti Raden Ayu (GRAy) Partini Husein Djayaningrat dan GRAy Partinah Sukanta.

Nama kedua putri KGPAA Mangkunegara VII tersebut kemudian dijadikan nama untuk taman tersebut, yakni Partini Tuin dan Partinah Bosch.

Partini Tuin atau Taman Air Partini difungsikan sebagai tempat penampungan air untuk membersihkan dan membuang kotoran sampah dari dalam kota.

Sedangkan Partinah Bosch atau Hutan Partinah berfungsi sebagai daerah resapan dan paru-paru kota.

Di sekitar Partinah Bosch juga ditanami berbagai jenis tanaman langka seperti kenari, beringin putih, beringin sungsang, hingga apel cokelat.

Sementara itu, nama Balekambang berasal dari sebuah bangunan di ujung Partini Tuin yang terlihat seolah-olah mengapung atau mengambang di atas air.

“Rumah yang ada di sana (ujung Partini Tuin) kalau dilihat kan seolah-olah mengambang di atas air. Balai kan tempat, kambang kan mengapung,” ujar Narimo menceritakan asal-usul nama Balekambang, Kamis (27/6/2019).

Papan nama Taman Balekambang di dekat gerbang pintu masuk timur Taman Balekambang, Kamis (27/6/2019). (TribunnewsWiki/Widi)

Semula, Taman Balekambang Surakarta ini hanya diperuntukkan untuk keluarga dan kerabat dekat keraton saja.

Taman Balekambang kemudian dibuka untuk masyarakat umum sekitar tahun 1970-an, pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara VIII.

  • Perkembangan Taman Balekambang Surakarta


Sekitar tahun 1970-an, status pemanfaatan Taman Balekambang Surakarta yang tadinya hanya untuk keluarga dan kerabat dekat saja, mulai berubah dan masyarakat umum boleh untuk memanfaatkannya.

Sejak saat itu, mulai banyak orang yang berwisata di Taman Balekambang Surakarta.

Para pegiat seni tradisional seperti ketoprak mulai berdatangan untuk menghibur para wisatawan.

Pada saat itu juga muncul nama kelompok pelawak Srimulat yang kerap tampil di Taman Balekambang.

Srimulat kemudian menjadi kelompok pelawak yang sangat terkenal dan legendaris di Indonesia.

Namun seiring berjalannya waktu, karena pembiaran demi pembiaran, Taman Balekambang Surakarta sempat tidak terurus.

Bangunan-bangunan non permanen milik para pekerja seni dan warga sekitar satu per satu mulai berdiri di kawasan taman.

Bahkan tidak sedikit yang membuka tempat prostitusi berwajah panti pijat.

Tempat hiburan malam juga mulai menjamur.

Tidak hanya itu, banyak juga aset milik keraton yang kemudian rusak karena ulah tangan jahil para pengunjung.

Lukisan-lukisan wayang di dinding gedung kesenian Taman Balekambang, Kamis (27/6/2019). (TribunnewsWiki/Widi)

Wajah Taman Balekambang Surakarta mulai membaik pada 2007 setelah Pemerintah Kota Solo yang saat itu masih dipimpin Joko Widodo, merevitalisasinya.

“Pada tahun 2007/2008 direvitalisasi, terbentuklah seperti yang sekarang ini. Tetapi tidak mengubah dari fungsi awalnya sebagai paru-paru kota dan resapan air,” lanjut Narimo.

Pada Desember 2012, Taman Balekambang kemudian dinobatkan sebagai bangunan atau kawasan cagar budaya.

Sampai saat ini, Taman Balekambang masih terbuka untuk umum yang buka setiap hari mulai pukul 07.00 sampai 17.00 WIB.

TIdak ada pungutan atau tiket masuk ke kawasan Taman Balekambang.

Pengunjung hanya dikenai tarif parkir Rp 3 ribu untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk mobil.

Menurut Narimo, jumlah pengunjung yang datang ke Taman Balekambang Surakarta dalam sehari dapat mencapai 2.000 orang.

Baca: Tugu Boto

Baca: Pasar Gagan

Baca: Cafe Tiga Tjeret

Baca: Masjid Siti Aisyah

  • Pengelolaan Taman Balekambang Surakarta


Saat ini pengelolaan Taman Balekambang Surakarta ada di bawah Pemerintah Kota Solo, tepatnya di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo.

Adapun struktur pengelolaan Taman Balekambang Surakarta adalah sebagai berikut:

Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang, Sumeh

Kasubbag Tata Usaha, Wara S.

Fungsional Bendahara Pengeluaran, Rustami

Fungsional Bendahara Pemasukan, Narimo

Fungsional Umum, Mulyanto dan Santoso

  • Fasilitas Taman Balekambang Surakarta


Taman Balekambang Surakarta yang terletak di Kelurahan Manahan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah ini memiliki menempati area seluas 9,8 hektar.

Taman Balekambang Surakarta terdiri dari dua bagian utama, yaitu Partini Tuin dan Partinah Bosch.

Taman Balekambang Surakarta memiliki dua pintu masuk, yakni pintu masuk timur yang menghadap Jalan Balekambang dan pintu masuk utara yang menghadap Jalan Ahmad Yani.

Namun selain dua itu, ada beberapa fasilitas atau bagian-bagian penunjang lainnya.

Desain Taman Balekambang Surakarta merupakan perpaduan antara karakteristik Jawa dan Eropa.

Fasilitas-fasilitas atau bagian Taman Balekambang Surakarta tersebut antara lain:

1. Partini Tuin

Suasana di kawasan Partini Tuin Taman Balekambang pada Kamis (27/6/2019) siang.

Partini Tuin terletak di bagian barat kawasan Taman Balekambang Surakarta.

Partini Tuin merupakan taman air yang selain digunakan sebagai tempat bermain oleh keluarga keraton juga difungsikan sebagai tempat penampungan air untuk membersihkan dan membuang kotoran sampah dari dalam kota.

Partini Tuin terdiri dari sebuah danau buatan seluas 100 x 50 meter.

Di tengah kolam terdapat sebuah patung perempuan yang tidak lain adalah GRAy Partini Husein Djayaningrat.

Saat ini, danau buatan di Partini Tuin biasa digunakan oleh para pengunjung untuk bermain perahu atau bebek kayuh.

Pengunjung juga bisa memancing di danau buatan dengan tarif Rp 30 ribu untuk paket dua jam dan Rp 60 ribu untuk paket fullday.

Ada beberapa jenis ikan yang menjadi penghuni di danau Partini Tuin diantaranya bawal black pacu, red tail catfish, araphaima, dan peacock bass.

2. Partinah Bosch

Beberapa anak kecil tengah bermain di sekitar patung Partinah Bosch pada Kamis (27/6/2019). (TribunnewsWiki/Widi).

Partinah Bosch atau Hutan Partinah berfungsi sebagai resapan air dan paru-paru kota.

Partinah Bosch ditandai dengan adanya sebuah patung perempuan di tengah kolam berbentuk bundar berdiameter sekitar 10 meter.

Karena berfungsi sebagai daerah resapan dan paru-paru kota, Partinah Bosch memiliki beraneka ragam pohon-pohon besar seperti beringin putih, beringin sungsang, kenari, serta apel cokelat.

3. Gedung Kesenian atau Gedung Ketoprak

Beberapa pengunjung terlihat tengah duduk di depan gedung kesenian Taman Balekambang Surakarta pada Kamis (27/6/2019) siang.

Gedung kesenian yang memiliki dua lantai ini kerap dipakai untuk mementaskan ketoprak setiap malam Minggu.

Gedung kesenian menyatu dengan kantor pengelola.

Di dinding depan dan utara tertempel lukisan-lukisan tokoh wayang berukuran jumbo.

Pemerintah Kota Solo mulai merevitalisasi gedung kesenian ini pada April 2019.

Karena revitalisasi itu, jumlah kapasitas pengunjung yang tadinya 500 orang berubah menjadi 240 orang.

Kendati kapasitasnya menurun, namun konsep bangunan ini dibuat lebih eksentrik dan bertaraf internasional.

Adapun tujuan revitalisasi ini dimaksudkan untuk memaksimalkan sajian pentas seni di dalam gedung tersebut.

4. Bale Apung

pengunjung tengah bremain bebek kayuh di danau buatan kawasan Partini Tuin, Kamis (27/6/2019). Di belakang pengunjung tersebut terlihat Bale Apung di ujung danau. (TribunnewsWiki/Widi)

Bale Apung merupakan sebuah bangunan yang berada tepat di sebelah barat danau buatan Partini Tuin.

Disebut Bale Apung ini karena ketika dilihat dari sebelah timur danau, bangunan tersebut seolah mengapung di atas air.

Balu Apung ini juga yang kemudian melahirkan nama Balekambang, dimana Bale berarti balai atau bangunan dan kambang berarti mengapung atau mengambang.

Pada zaman dulu, bangunan ini digunakan sebagai tempat peristirahatan atau tempat bersantai keluarga dan sanak saudara keraton.

5. Bale Tirtayasa

Di sebelah timur Bale Apung, terdapat Bale Tirtayasa dengan ukuran yang tidak jauh berbeda.

Bale Tirtayasa ini dulunya berfungsi sebagai tempat berganti pakaian keluarga kerajaan yang hendak berenang.

Di depan Balai Tirtayasa terdapat sebuah kolam renang, namun saat ini kolam renang ini sudah tidak berfungsi lagi.

6. Open Stage

Taman Balekambang Surakarta juga memiliki sebuah open stage atau panggung terbuka yang dapat menampung sampai 2.000 orang.

Open stage ini baru saja selesai dibangun dan pertama kali difungsikan pada Februari 2019.

Biasanya, open stage ini digunakan untuk mementaskan berbagai pertunjukan, misalnya Sendratari Ramayana yang digelar secara rutin setiap bulan.

7. Wahana Bermain

Beberapa anak terlihat tengah bermain di salah satu wahana bermain di Taman Balekambang Surakarta, Kamis (27/6/2019).

Terdapat berbagai wahana bermain di dalam Taman Balekambang Surakarta, mulai dari kereta mini, kolam memancing untuk anak-anak, perosotan, jungkat-jungkit, perahu dan bebek kayuh, sampai kolam keceh.

Banyaknya wahana bermain yang ada di Taman Balekambang membuatnya hampir selalu ramah oleh anak-anak kecil, terutama ketika hari-hari libur.

8. Satwa

Ada berbagai macam satwa yang ada di Taman Balekambang, baik yang dibiarkan bebas maupun dikurung di dalam kandang.

Beberapa binatang yang dibiarkan bebas berkeliaran di kawasan Taman Balekambang misalnya rusa, angsa, serta kera.

Binatang-binatang yang ada di Taman Balekambang ini sudah jinak, sehingga aman untuk pengunjung.

Bahkan kawanan rusa dan angsa biasa berinteraksi dan bermain langsung bersama para pengunjung.

Selain itu ada juga taman kelinci yang baru dibuka awal 2019 lalu.

Di ujung barat juga ada beberapa ekor merak yang dikurung di dalam kandang.

Pengunjung tengah bermain dengan kawanan angsa di Kawasan Partini Tuin Taman Balekambang Surakarta, Kamis (27/6/2019). (TribunnewsWiki/Widi)

9. Fasilitas Penunjang

Selain fasilitas-fasilitas di atas, ada juga beberapa fasilitas penunjang seperti musala, toilet umum, serta tempat laktasi.

Bagi masyarakat yang ingin memakai kawasan Taman Balekambang Surakarta ini untuk melakukan berbagai kegiatan, ada beberapa prosedur yang harus dilakukan.

Pertama, pemohon harus mengajukan Surat Permohonan kepada Kepala UPT Kawasan Wisata Kota Surakarta.

Toilet, musala, dan tempat laktasi yang terbuat dari kontainer di Taman Balekambang Surakarta, Kamis (27/6/2019) siang.

Permohonan tersebut diajukan selambat-lambatnya 10 hari sebelum kegiatan dilaksanakan.

Adapun dalam permohonan tersebut, pemohon harus mencantumkan hari/tanggal pelaksanaan kegiatan, waktu, jenis kegiatan, jumlah peserta, penanggungjawab kegiatan, serta tempat dan fasilitas yang dikehendaki.

Setelah itu, UPT Kawasan Wisata kemudian akan memroses dan menerbitkan surat izin pemakaian paling lama satu jam apabila persyaratan telah terpenuhi.

Permohonan izin ini dapat dilakukan langsung di Kantor UPT Kawasan Wisata di Taman Balekambang Kota Surakarta maupun melalui telepon, email, Facebook, atau Faximile.

Informasi di atas merupakan hasil wawancara langsung dengan pihak pengelola Taman Balekambang Surakarta. Update terakhir pada Kamis, 27 Juni 2019.

 (TribunnewsWIKI/Widi)

Jangan lupa subscribe channel Youtube TribunnewsWIKI Official



Nama Taman Balekambang Surakarta


Alamat Jalan Balekambang No.1, Manahan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57139


Posisi Utara berbatasan dengan Jalan Ahmad Yani


Selatan berbatasan dengan wilayah Kelurahan Manahan, Kota Solo


Timur berbatasan dengan wilayah Kelurahan Manahan, Kota Solo


Barat berbatasan dengan wilayah Kelurahan Manahan, Kota Solo


Titik Koordinat 7°33'07.2


Google Maps https://goo.gl/maps/mxE2ESspGMSMSsh18


Email tamanbalekambang@yahoo.co.id


Telepon (0271) 736227


Akun Facebook @tamanbalekambang


Akses 2,5 km dari Stasiun Solo Balapan


3,8 km dari Stasiun Purwosari


1,1 km dari Terminal Tirtonadi


11,4 km dari Bandara Adi Soemarmo


5,2 km dari Keraton Surakarta Hadiningrat


Jam Buka Setiap hari pukul 07.00 – 17.00 WIB


Tiket Masuk Gratis


Harga Tiket Parkir Sepeda Motor Rp 3.000


Mobil Rp. 5.000


Sumber :


1. (1) Wawancara dengan Narimo, Staff Fungsional Bendahara Pemasukan UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang pada Kamis (27/6/2019)


Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
BERITA TERKAIT

Berita Populer