Gudeg

Penulis: Adya Rosyada Yonas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gudeg, makanan yang terbuat dari bahan dasar nangka muda yang menjadi makanan tradisional khas Kota Yogyakarta.


Daftar Isi


  • Deskripsi


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gudeg adalah makanan tradisional yang berasal dari Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Nama gudeg sering dijadikan nama pengganti untuk menyebut kota asal makanan ini, Yogyakarta sebagai Kota Gudeg.

Gudeg terbuat dari nangka muda yang diolah dengan santan dan memiliki cita rasa manis khas jawa.

Dalam memasak gudeg dibutuhkan waktu merebus berjam-jam untuk membuat cita rasa gudeg meresap hingga ke dalam.

Warna coklat yang menjadi warna khas gudeg berasal dari daun jati yang dimasak bersama gudeg.

Gudeg biasanya disajikan dengan telur, ayam, tahu, tempe, sambal goreng, dan krecek kemudian dimakan dengan nasi putih.

Gudeg dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gudeg kering dan gudeg basah.

Gudeg kering hanya memiliki sedikit kuah santan sedangkan gudeg basah memiliki banyak kuah santan.

Baca: 18th Asian Games Jakarta Palembang 2018

Baca: Monumen Yogya Kembali

Hal unik dari gudeg adalah kemasannya.

Sebagai oleh-oleh khas Kota Yogyakarta, gudeng seringkali dikemas menggunakan besek atau wadah berbentuk segi empat yang terbuat dari anyaman bambu.

Selain itu gudeg juga dikemas menggunakan kendil atau wadah yang tebuat dari tanah liat.

Selain dibedakan menjadi gudeg basah dan gudeg kering, ada juga yang disebut gudeg manggar.

Gudeg manggar tidak terbuat dari bahan baku Nangka muda seperti gudeg pada umumnya.

Gudeg manggar terbuat dari bunga kelapa atau yang disebut manggar sebagai bahan utamanya.

Biasanya gudeg manggar dimasak dengan ayam untuk menambah cita rasa.

Karena terbuat dari bahan yang berbeda, tentu gudeg manggar memiliki rasa yang berbeda dengan gudeg pada umumnya.

Gudeg manggar memiliki rasa yang cenderung gurih daripada manis.

Proses membuatan gudeg manggar juga tergolong unik karena memasaknya menggunakan kendil atau kuali dari tanah liat sehingga pembuatannya memerlukan waktu yang lebih lama.

Dalam budaya Jawa gudeg manggar memiliki status yang lebih tinggi.

Gudeg manggar hanya disajikan dalam acara khusus seperti pesta.

Gudeg manggar biasanya disajikan dalam pernikahan anak sultan.

Namun gudeg manggar tetap bisa dicicipi oleh para wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.

Baca: Taman Sari Yogyakarta

Baca: Pasar Triwindu Ngarsopuro

  • Sejarah


Gudeg sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok di daerah Kotagede pada sekitar tahun 1500-an.

Pada abad ke-16 Kerajaan Mataram Islam sedang dalam masa pembangunan.

Para prajurit Mataram ditugaskan membelah hutan untuk membuat sebuah peradaban yang kemudian dikenal sebagai Kotagede.

Di hutan tersebut terdapat banyak sekali pohon Nangka.

Buah Nangka muda yang dipetik kemudian diolah menjadi sayur guna memberi makan para prajurit yang jumlahnya sangat banyak.

Karena banyaknya Nangka yang harus diolah, gudeg ditempatkan dalam ember besar yang terbuat dari logam.

Para tukang masak mengaduk Nangka ini dengan alat seperti dayung perahu.

Dalam bahasa Jawa, mengaduk disebut sebagai ‘hangudeg’ yang kemudian masakan ini disebut gudeg.

Baca: Tugu Golong Gilig

Baca: Pasar Klewer Solo

Para prajurit Mataram ini kemudian mempraktekkannya di keluarga mereka yang akhirnya meluas ke masyarakat.

Makanan yang tidak sengaja tercipta ini kemudian menjadi ikon sekaligus identitas Kota Yogyakarta.

Selain itu gudeg juga tercatat dalam karya sastra jawa Serat Centhini.

Di dalamnya tertulis bahwqa pada tahun 1600-an Raden Mas Cebolang tengah singgah di padepokan Pangeran Tembayat yang saat ini berada di Klaten.

Raden Tembayat saat itu menyajikan tamunya, Ki Anom dengan berbagai jenis makanan salah satunya adalah gudeg.

Nama gudeg menjadi popular setelah Universitas Gadjah Mada (UGM) dibangun pada 1940-an.

Pembangunan UGM juga memunculkan kampung sentra gudeg Mbarek yang terletak berdekatan dengan UGM.

Gudeg yang diperkenalkan pertama kali adalah jenis gudeg basah.

Keinginan mahasiswa dari luar daerah untuk menjadikan gudeg sebagai oleh-oleh akhirnya membuat varian baru dari gudeg yaitu gudeg kering yang dapat bertahan lebih lama dibandingkan gudeg basah.

Gudeng kering dapat bertahan lama sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh.

Seiring berjalannya waktu, sektor wisata juga semakin berkembang.

Pemerintah kemudian mulai mengkonstruksi sentra gudeg baru yang berada di Wijilan pada 1970-an.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Yonas)

Jangan lupa subscribe official Youtube channel TribunnewsWiki di TribunnewsWIKI Official





Sumber :


1. bobo.grid.id
2. gudeg.net
3. www.negerikuindonesia.com/2015/03/kuliner-nusantara-gudeg.html
4. travel.kompas.com
5. jogja.tribunnews.com


Penulis: Adya Rosyada Yonas
BERITA TERKAIT

Berita Populer