Profil
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jenderal TNI (Purn.) Djoko Santoso, M.Si. merupakan purnawirawan Panglima TNI yang menjabat pada 2007-2010.
Djoko Santoso menggantikan Panglima TNI sebelumnya yang disandang oleh Marsekal TNI Djoko Suyanto.
Setelah purna, pada 2015, Djoko Santoso bergabung ke Partai Gerindra dan menjabat sebagai Anggota Dewan Pembina.
Saat ini, Djoko Santoso aktif sebagai ketua tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Tim sukses pasangan calon tersebut diberi nama Badan Pemenangan Nasional (BPN).
Baca: TRIBUNNEWSWIKI: Iwan Satriawan, S.H., MCL. Ph.D.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI: Teuku Nasrullah, S.H., M.H.
Masa Kecil
Djoko Santoso lahir di Surakarta pada 8 September 1952.
Djoko Santoso terlahir dari keluarga guru dan menghabiskan masa kecilnya di Surakarta, Jawa Tengah.
Anak pertama dari sembilan bersaudara ini hidup penuh keserhanaan di masa kecilnya lantaran kehidupan keluarganya hanya mengandalkan gaji pensiunan ayahnya sebagai guru SMA.
Lulus dari SMA di Surakarta, Djoko Santoso melanjutkan pendidikannya du Akademi Militer.
Dari sinilah kiprahnya di dunia militer dimulai.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI: Erick Thohir
Baca: TRIBUNNEWSWIKI: Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si.,DFM.
Riwayat Karier
Djoko Santoso mengawali karier militernya setelah lulus dari pendidikan Akademi Militer di magelang pada 1975.
Djoko Santoso banyak mengikuti kursus kemiliteran di antaranya, mengikuti Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (Sussarcabif) pada 1976.
Setelah itu mengikuti Kursus Lanjutan Perwira Tempur (Suslapapur) pada 1987.
Pada 1990, dilanjutkan bergabung dengan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad).
Kemudian di tahun 2005, Djoko Santoso ikut kursus Lemhannas.
Dalam kariernya di dunia militer, Djoko Santoso lebih sering ditugaskan pada bidang intelijen.
Pria kelahiran Solo ini diangkat sebagai Wakil Asisten Sosial Politik untuk Kaster sekaligus Kasospol ABRI pada 1998.
Pada tahun 2000, Djoko Santoso diangkat sebagai Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro dan setahun kemudian dipercaya menduduki jabatan Panglima Divisi II/Kostrad.
Kemudian Djoko Santoso menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Pattimura pada 2002.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI: Tahir Musa Luthfi Yazid, S.H., LL.M.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI: Denny Indrayana
Saat bertugas sebagai Pangdam XVII/Pattimua, Djoko Santoso berhasil menangani kerusuhan di Maluku.
Selain bertugas sebagai Pangdam Pattimura, Djoko Santoso juga sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) pada 2002-2003.
Seiring berjalannya waktu, karier Djoko Santoso di dunia militer semakin melejit.
Pada 2003, Djoko Santoso diangkat sebagai Panglima Kodam Jaya, kemudian di tahun yang sama diangkat sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Dua tahun setelah itu, Djoko Santoso menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Ryamizard Ryacudu.
Selain itu, Djoko Santoso pernah bertugas dalam Operasi Seroja pada 1976, 1981, dan 1988.
Karier militer Djoko Santoso tidak hanya urusan dalam negeri.
Djoko Santoso pernah mendapat penugasan ke luar negeri seperti ke Malaysia pada 1990, Australia pada 1990, Singapura pada 1991, RRC pada 1994, Thailand pada 1994, Amerika Serikat pad 2006, Vietnam pada 2006, India pada 2007, Pakistan pada 2007, dan Kamboja pada 2007.
Djoko Santoso diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia pada 28 Desember-28 September 2010.
Djoko Santoso menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk periode 2007-2010 menggantikan Marsekal TNI Djoko Suyanto yang memasuki masa purna tugas.
Serah terima jabatan Panglima TNI berlangsung di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Saat itu, Djoko Santoso merupakan calon tunggal Panglima TNI yang diusulkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui surat Nomor 65 yang diajukan kepada pimpinan DPR.
Karena dedikasi dan prestasinya, Djoko Santoso mendapatkan sejumlah bintang jasa seperti Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Pingat Jasa Gemilang, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Jalasena Utama, dan Medali Sahametrei Tingkat Theoupdin.
Pada Pemilu Pemilihan Presiden 2009, Djoko Santoso diminta Megawati Soekarnoputri untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden, namun Djoko Santoso menolak tawaran ini.
Djoko Santoso ingin berfokus pada tugasnya sebagai seorang prajurit TNI daripada terjun ke ranah politik.
Setelah purna dari jabatannya sebagai Panglima TNI, pada 2013 Djoko Santoso mendeklarasikan organisasi masyarakat Gerakan Indonesia Adil Sejahtera dan Aman (ASA) di Balai Kartini Jakarta.
Gerakan Indonesia ASA didirikan oleh Djoko Santoso sebagai Ketua Dewan Pembina bersama Mayjen TNI (Purn) Kurdi Mustofa sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan Usamah Hisyam sebagai Direktur Dewan Pengurus Harian.
Gerakan Indonesia ASA bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa, agar berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang sosial budaya, guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
Selain itu gerakan ini mengajak bangsa untuk bangkit, bersatu, bekerja keras, dan besama-sama menuju Indonesia lebih maju.
Saat peresmian Gerakan Indonesia ASA tersebut juga diluncurkan buku berjudul ‘Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil’.
Buku ini berisi riwayat hidup, perjuangan, dan prestsi yang dicapai Djoko Santoso dalam perjalanan karier militernya.
‘Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil’ ditulis oleh dua wartawan senior Perum LKBN ANTARA, Aat Surya Safaat dan Edi Utama.
Pada 2015, Djoko Santoso bergabung dalam Partai Gerindra dan menduduki jabatan Anggota Dewan Pembina.
Pada Pilpres 2019, Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso ditunjuk oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk memimpin Badan Pemenangan Nasional (BPN) mereka.
BPN merupakan sebuah tim pemenangan dari kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Organisasi
Ketua Dewan Penasihat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
Ketua Dewan Pembina IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia)
Ketua Dewan Penasehat Forum Sekretaris Desa Indonesia (Forsekdesi)
Ketua Dewan Penasehat Pandu Petani Indonesia (Patani)
Federasi Pekerja Informal Indonesia
Lembaga Insan Indonesia Sejahtera (LIIS)
Pendiri, penasehat serta pembina Strategic Study Center
Ketua Dewan Pembina Gerakan Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman)
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra
Penghargaan
Satyalancana Seroja
Satyalancana Kesetiaan XXIV Tahun
Bintang Yudha Dharma Pratama
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Bintang Yudha Dharma Nararya
Bintang Dharma
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Bintang Bhayangkara Utama
Bintang Kartika Eka Paksi Utama
Bintang Mahaputra Adipradana
Pingat Jasa Gemilang (Singapura)
The Knight Grand Cross of The Most Noble Order of The Crown of Thailand, Distinguished Service Order (Thailand)
Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang Darjah Pertama (Brunei)
Pahlawan Gagah Angkatan Tentera (Malaysia)
Jangan lupa subscribe official Youtube channel TribunnewsWiki di TribunnewsWIKI Official