Ceu Popong: Kenapa Orang Sunda Tidak Pernah Jadi Presiden, Garis Tangannya Tak Ada, Tapi

Berikut petikan wawancara eksklusif News Manager Tribun Jabar, Oktora Veriawan, dengan Ceu Popong.


zoom-inlihat foto
Anggota-Komisi-X-DPR-RI-Popong-Otje-Djundjunan-atau-Ceu-Popong.jpg
dok Tribun Jabar
Anggota Komisi X DPR RI Popong Otje Djundjunan atau Ceu Popong (kanan) bersama Gubernur Jabar, Ridwan Kamil

Berikut petikan wawancara eksklusif News Manager Tribun Jabar, Oktora Veriawan, dengan Ceu Popong.


Daftar Isi



  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - PULUHAN tahun menjadi anggota parlemen sejak 1987 hingga 2019, Popong Otje Djundjunan atau biasa dipanggil Ceu Popong, menjadi sosok anggota DPR yang paling paling fenomenal yang pernah ada sepanjang sejarah Indonesia.

Di usianya yang sudah menginjak 83, Ceu Popong masih aktif berorganisasi. Kritik dan analisisnya juga masih sangat tajam, tak terkecuali soal kontestasi 2024 yang gelegaknya kini juga mulai terasa. Dalam wawancara eksklusif, pekan lalu, Ceu Popong juga mengungkap alasan orang Sunda yang belum juga berhasil menjadi pemimpin Nasional.

Berikut petikan wawancara eksklusif News Manager Tribun Jabar, Oktora Veriawan, dengan Ceu Popong.

Apa aktivitas Ceu Popong saat ini?

Ceu Popong itu 25 tahun menjadi anggota DPR RI, lima periode. Saya jalan ke negara-negara dan daerah lain di Indonesia, tidak ada yang se-ramah warga Sunda. Bukan berarti orang lain tidak baik, tapi soal pergaulan orang Sunda itu mudah bergaul dan ramah. Makanya saya bersyukur dilahirkan sebagai orang Sunda. Tapi, sekarang banyak fenomena mojang Sunda dinikahi orang di luar Sunda, sebenarnya itu tidak jadi masalah, tapi kenapa bahasa Sundanya menjadi hilang. 

Maksud Ceu Popong, anak yang ibunya Sunda dan bapaknya bukan Sunda, harus pinter bahasa daerahnya baik itu bahasa daerah ibu dan dan bapaknya.  Jadi, dengan adanya pernikahan mix itu bahasa Sunda harus tetap dipakai, dalam peribahasa itu ada istilah hilang bahasanya maka hilang juga budayanya.

Salah satu dari budaya kan bahasa, kalau sekarang bahasanya hilang bagaimana kita bisa membuktikan kalau kita ini orang Sunda. Ceu Popong itu, begitu ketemu sama orang, dia harus tahu saya itu orang Sunda, bukan mau sombong tapi untuk membuktikan Sunda itu masih ada. 

Memandang Jabar saat ini kondisinya seperti itu? 

Pada suatu saat, cepat atau lambat, suka tidak suka itu akan terjadi (kehilangan bahasa), bukan cuma Jawa Barat, tapi Jawa lainnya pun sama, karena adanya pernikahan Mix tadi. Sekarang saja sudah terjadi, apalagi nanti. Contohnya anak saya, yang pertama dia Dubes di Yunani, istrinya itu keturunan Manado-Jawa. Tapi, saya tidak peduli orang tuanya dari mana, anaknya atau cucu saya itu harus bisa bahasa Sunda dan bahasa daerah dari ibunya.

Mendidiknya, saya itu kalau cucu nanya tidak pakai bahasa Sunda, tidak akan saya jawab. Cucu saya ada delapan dan semuanya masih bisa berbahasa Sunda, apalagi kalau datang ke sini mereka akan ngomong pakai bahasa Sunda.

Itu harus menjadi contoh, agar budaya tidak hilang?

Iya, untuk saat ini tidak terlalu sulit asal dipakai bahasanya sehari-hari. Sekarang kesalahan di kita ini, sudah hampir kebanyakan sudah menikah dengan bukan orang Sunda sehingga akhirnya tidak ada bahasa Sunda karena tidak dipakai. 

Pemimpin Jabar harus seperti apa?

Ceu Popong berpesan kepada pemimpin harus mengerti, tidak harus pintar tapi mengerti. Selama menjadi pemimpin harus mengerti. Dalam Pancasila dari satu sampai lima, kalau kita kaitkan semuanya. Nah, itu orang yang mengerti. Kalau orang sudah mengerti Pancasila, pertama pasti tidak akan korupsi, pasti agamanya kuat, mau apapun itu agamanya. Jadi, kalau pemimpin itu mengerti dan menerapkan Pancasila pasti akan benar memimpinnya.

Dalam filosofi Sunda kan ada istilah harus, cageur  atau sehat, bageur atau baik, bener atau benar, dan pinter atau pintar. Sama saya tambahin singer atau terampil, ludeng atau berani, dan tineung atau rindu. 

Kenapa hingga saat ini orang Sunda tidak pernah menjadi pemimpin Nasional?

Jawaban politis dan nonpolitis. Pertama jawaban non politis, itu garis tangan seseorang akan menjadi apapun, itu garis tangan dari Tuhan. Siapa yang menyangka Joko Widodo akan menjadi Presiden, dia dulu cuma Wali Kota Solo, tapi sudah garis tangannya.

Jangan menjadi pikiran, kenapa orang Sunda tidak pernah jadi Presiden, ya garis tangannya tidak ada. Tapi, usahanya wajib. Sudah belum orang Sunda berusaha. Menjadi apapun itu sudah garis tangan, tapi ikhtiar itu wajib. 

Kemudian apa jawaban politisnya?

Jawaban politisnya, dari 91 orang DPR RI yang mewakili Jawa Barat itu hanya 30 atau 33 orang yang asli Jabar-nya. Apakah kecintaan yang non Sunda akan sama? Itu pasti berbeda. Saya menyarankan kepada Bapak Gubernur, undang 91 orang itu, tegaskan bahwa mereka itu mewakili dan dipilih oleh orang Jawa Barat, tidak peduli partainya apa. Sangat perlu hanya untuk mengingatkan bahwa mereka itu mewakili Jabar, tidak peduli mereka berasal dari mana, tapi yang jelas mewakili dan memperjuangkan kepentingan Jabar.

Tidak ada di provinsi lain yang rumahnya lebih banyak tamu, di Jawa Tengah, itukan anggota DPR-nya warga sana semua, pasti ada warga warga dari daerah lain tapi tidak mayoritas. Tapi di kita minoritas, makanya saya sampaikan pilih orang Sunda, tapi dari calonnya juga sedikit orang Sundanya. Maaf, ini bukan maksud mengecilkan suku bangsa atau warga luar Sunda. Bukan. 

Dari hasil Survei, nama Ridwan Kamil masuk dalam empat besar Capres, bagaimana melihatnya? 

Ceu Popong sudah ngobrol ke semua orang, dan disampaikan langsung kepada Pak Emil (Ridwan Kamil), saya sampaikan dia sudah memiliki modal yang tidak dipunyai orang lain, modalnya itu mirip Bung Karno, kalau sudah pakai kopiah. Itu modal dari Allah SWT. 

Jadi, kalau dia sudah pakai kopiah dan baju dinas warna putih, mirip banget Bung Karno, itu modal karena saat ini masyarakat masih membanggakan Bung Karno. Soal jadi atau tidak, itu sudah garis tangan tapi ikhtiar itu wajib. Tapi minimal sudah punya modal yang tidak dimiliki oleh calon lain.

Ada hal lucu. Di sini, di lingkungan rumah saya, ada warga yang mengkampanyekan untuk memilih Ganjar Pranowo menjadi Presiden. Nah, apakah warga kita di daerah luar Jabar sudah ada yang mengampanyekan Ridwan Kamil menjadi Presiden?

Wejangan atau nasihat dari Ceu Popong untuk warga Jabar?

Nasihat dari saya, supaya kita sukses dalam segala macam, termasuk menyukseskan pembangunan di Jabar, semua warga Jabar tinggal bertanya ke diri sendiri, kalau dia guru harus menjadi guru yang baik, kalau dia mahasiswa harus menjadi mahasiswa yang baik, jadi bisa sejuta jawaban.

Kalau semua warga Jabar sudah memenuhi apa yang saya sampaikan, maka jawabannya bakal menjadi juara, semuanya memberikan dan mengerjakan yang terbaik sesuai dengan apa dan siapa dia, kalau sudah seperti itu otomatis Jabar juara dalam segala bidang.

Jadi, kalau memang benar Gubernur kita itu mau nyalon dan kita ingin Kang Emil jadi Presiden, semua warga Jabar berbuat yang terbaik sesuai dengan apa dan siapa kita. Jadi, jangan cuma teriak-teriak, harus membuktikan Jabarnya itu baik.  Kedua, tinggal sekarang partai mana yang akan mendukung Ridwan Kamil atau memilih partai mana yang akan menang. Jadi, kalau memang serius, langkah pertama harus dari sekarang mencari partai mana, kan banyak.

Menurut Ceu Popong, Kang Emil bakal dibawa oleh partai?

Jawaban Ceu Popong tidak tahu, walaupun tahu. Itu lah politik, saya tidak akan terpancing. 

(Tribunnewswiki.com)(Tribun Jabar/Nazmi Abdurahman)



   


Sumber :




BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved