Film Horor - Menjelang Maghrib 2: Wanita yang Dirantai (2025)
Film Menjelang Maghrib 2 : Wanita yang Dirantai menceritakan dokter muda lulusan Stovia University yang menyelidiki kasus tentang gadis yang di pasung dengan latar belakang tahun 1920
DRAMA KOREA - Ilustrasi film bioskop yang diambil dari Freepik pada Senin (3/2/2025) via Tribunnews. Simak inilah profil Menjelang Maghrib 2: Wanita yang Dirantai (2025)
Film Menjelang Maghrib 2 : Wanita yang Dirantai menceritakan dokter muda lulusan Stovia University yang menyelidiki kasus tentang gadis yang di pasung dengan latar belakang tahun 1920
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menjelang Maghrib 2 : Wanita yang Dirantai adalah film horor Indonesia.
Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai ini dijadwalkan tayang perdana pada 4 September 2025 di bioskop.
Film Menjelang Maghrib 2 : Wanita yang Dirantai diproduseri oleh Helfi Kardit.
Sementara sutradara dan penulis naskah Menjelang Maghrib 2 : Wanita yang Dirantai juga dikerjakan oleh Helfi Kardit.
Menjelang Maghrib 2 : Wanita yang Dirantai adalah film yang diproduksi oleh rumah produksi Helroad Films.
Film Menjelang Maghrib 2 : Wanita yang Dirantai dibintangi oleh Aditya Zoni, Ajeng Fauziah, hingga Muthia Datau.
Film ini menceritakan dokter muda lulusan Stovia University yang menyelidiki kasus tentang gadis yang di pasung dengan latar belakang tahun 1920. (1)(2)
Cerita dengan latar belakang tahun 1920, pada masa itu Stovia university era hindia Belanda melahirkan lulusan kedokteran pribumi.
Cerita di awali oleh dokter muda lulusan stovia bernama Giandra (Aditya Zoni) membaca koran javasche courant tentang gadis di desa karuhun yang di pasung, pada masa itu pemasungan bagian dari cara penyembuhan penyakit kejiwaan.
Pengobatan secara mistik yang di tangani seorang dukun ini sangat bertentangan dengan Giandra sebagai seorang dokter.
Gadis yang di pasung ini bernama Layla (Aisha Kastolan) dan berita di koran itu di tulis oleh Rikke (Aurelia Lourdes) seorang jurnalis keturunan mix Belanda dan pribumi.
Giandra memutuskan menemui Layla di desa Karuhun, desa yang jauh dari kota untuk mencapai tujuan desa Karuhun Giandra harus naik pedati (kendaraan yang di tarik oleh kerbau).
Sesampai di desa Karuhun Giandra di sambut oleh Rikke karena Rikke juga penasaran dengan kedatangan Giandra ke pelosok desa di kaki gunung tersebut.
Rikke cuma menyampaikan tiga suku kata pada Giandra yaitu Kultur, Mistik, Tahayul.
Ini yang jadi perjalanan Giandra bertempur antara science atau ilmu pengetahuan yang dia pelajari dengan kultur dan kepercayaan masyarakat secara turun temurun. (1)