TRIBUNNEWSWIKI.COM – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan iklim tropis dengan suhu dan kelembapan yang tinggi.
Iklim tropis di Indonesia dipengaruhi oleh letak astronomis, tepatnya berada di garis equator atau Khatulistiwa.
Karena memiliki letak berada di daerah lintang 0 derajat, maka hal ini membuat Indonesia akan mengalami Fenomena Hari Tanpa Bayangan.
Fenomena ini merupakan bagian dari gerak semu tahunan Matahari. Adapun fenomena ini akan terjadi untuk kedua kalinya di Indonesia pada 22 September 2024 mendatang.
Lantas, apakah itu Fenomena Hari Tanpa Bayangan ?
Baca: 5 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Kulit Saat Cuaca Panas Menyengat
Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Dilansir dari laman resmi BMKG, kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.
Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai Hari Tanpa Bayangan.
Penyebab Kulminasi
Fenomena Kulminasi terjadi saat bidang ekuator Bumi / bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika / bidang revolusi bumi, sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU sampai dengan 23,5o LS.
Pada tahun ini, Matahari tepat berada di Khatulistiwa pada 20 Maret 2024 pukul 10.06 WIB dan 22 September 2024 pukul 19.43 WIB.
Adapun pada 21 Juni 2024 pukul 03.50 WIB Matahari berada di titik balik Utara dan pada 21 Desember 2024 pukul 16.20 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.
Kapan Terjadinya?
Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, Kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.
Di kota-kota lain, Kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut.
Khusus untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2024, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 8 Oktober 2024, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.
Secara umum, Kulminasi utama tahun 2024 di Indonesia terjadi terjadi antara 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh dan 7 September 2024 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur.
Baca: Daftar Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Diguyur Hujan Pada September 2024
Dampak Fenomena Kulminasi
Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan dari Fenomena Kulminasi yakni sebagai berikut:
1. Peningkatan Suhu Udara
Fenomena kulminasi Matahari bisa meningkatkan suhu udara. Inilah yang menimbulkan hotspot atau titik api.
Bahkan diketahui meningkatkan suhu permukaan dan udara ternyata bisa menyebabkan potensi kebakaran hutan.