Demokrasi di Indonesia Terancam, Aliansi Pelajar Mahasiswa Diaspora Turkiye Serukan Petisi

Dalam diskusi yang dipimpin oleh Ismawan Amir, MS.c beberapa tokoh muda dan akademisi mengungkapkan kekhawatiran mereka


zoom-inlihat foto
Demokrasi-di-Indonesia-Terancam-Aliansi-Pelajar-Mahasiswa-Diaspora-Turkiye-Serukan-Petisi.jpg
Tribunnewswiki
Demokrasi di Indonesia Terancam, Aliansi Pelajar Mahasiswa Diaspora Turkiye Serukan Petisi


TRIBUNNEWSWIKI.COM, Istanbul, 24 Agustus 2024 – Diskusi panel bertajuk "Demokrasi Terancam Sekarat di Indonesia??" yang diadakan di Koali Lounge and Dine, Istanbul, menjadi ajang penyampaian keresahan masyarakat diaspora terhadap kondisi demokrasi di tanah air.

Dalam diskusi yang dipimpin oleh Ismawan Amir, MS.c, dari The Center of Business and Policy Studies Indonesia-Türkiye, beberapa tokoh muda dan akademisi mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait penurunan kualitas demokrasi di Indonesia.

"Kita melihat demokrasi yang seharusnya menjadi tumpuan harapan justru mengalami penurunan yang mengkhawatirkan," ujar Ismawan Amir, membuka diskusi.

Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen mahasiswa, aktivis, dan masyarakat umum yang tinggal di Turki.

 Para panelis yang hadir, seperti Fiqhy Radhiyya, B.A (Ketua Umum KAMMI Türkiye), Mahendra Utama Cahya Ramadhan, S.H (Mahasiswa S2 Islamic Sciences Istanbul Sabahattin Zaim University), dan Naufal Ubaidillah, S.IP (Mahasiswa S2 Political Science and International Relations Istanbul Sabahattin Zaim University) memberikan pandangan mereka tentang bagaimana demokrasi di Indonesia kian merosot, terutama dengan adanya usaha untuk menganulir keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pilkada Serentak 2024.

Demokrasi di Indonesia Terancam, Aliansi Pelajar Mahasiswa Diaspora Turkiye Serukan Petisi
Demokrasi di Indonesia Terancam, Aliansi Pelajar Mahasiswa Diaspora Turkiye Serukan Petisi (Tribunnewswiki)

“Kita harus waspada terhadap upaya-upaya yang ingin melemahkan demokrasi dengan mengabaikan keputusan MK,” ujar Fiqhy Radhiyya, menyuarakan kekhawatirannya.

Mahendra Utama Cahya Ramadhan juga menyoroti aspek penting dalam menjaga kualitas demokrasi. “Demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang berpijak pada keadilan dan kesetaraan. Ketika keadilan mulai terkikis, demokrasi pun ikut goyah,” katanya, mengajak peserta untuk merenungkan dampak dari ketidakadilan yang semakin merajalela di Indonesia.

Naufal Ubaidillah menambahkan, “Kita melihat bagaimana oligarki terus menggerogoti fondasi demokrasi. Ini adalah ancaman yang harus kita lawan bersama.” Menurutnya, kekuasaan yang dikuasai segelintir orang tanpa kontrol yang jelas hanya akan membawa Indonesia menuju jurang otoritarianisme.

Dalam suasana yang serius namun penuh semangat, Guruh Budi, Ketua Rumeli Institute, membacakan petisi yang telah disiapkan oleh Aliansi Pelajar Mahasiswa Diaspora Indonesia di Turkiye. Petisi ini disambut dengan tepuk tangan dari seluruh peserta yang hadir, menandakan dukungan penuh terhadap tuntutan yang disampaikan.

Baca: Pengamat Politik: Ordal Mematikan Meritokrasi, Mendegradasi Demokrasi, dan Menyuburkan Korupsi

Petisi tersebut mencakup lima tuntutan utama:

1. Kami menuntut setiap kebijakan dan tindakan pemerintah harus selalu berpedoman pada prinsip-prinsip keadilan, kesejahteraan, dan demokrasi yang telah disepakati bersama tanpa terkecuali. Pemerintah, yaitu Presiden Republik Indonesia, Wakil Presiden, dan menteri, harus menjunjung tinggi dan melaksanakan seluruh amanat Konstitusi dan UUD 1945.

2. Kami menuntut pemerintah untuk segera menerapkan sistem meritokrasi secara konsisten dan transparan dalam seluruh proses seleksi dan pengangkatan pejabat publik. Tidak ada lagi toleransi terhadap nepotisme, kolusi, dan korupsi dalam pemerintahan. Kompetensi, integritas, dan dedikasi harus menjadi satu-satunya kriteria dalam memilih pemimpin.

3. Kami mendesak pemerintah untuk segera menghentikan seluruh bentuk pelanggaran konstitusi. Konstitusi adalah kesepakatan bersama seluruh rakyat Indonesia yang harus dihormati oleh semua pihak, termasuk pemerintah. Kami tidak akan tinggal diam jika pemerintah terus mengabaikan amanat rakyat.

4. Kami mendesak aparat penegak hukum untuk segera membebaskan seluruh demonstran yang tidak melakukan tindakan anarkisme. Hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak yang dilindungi undang-undang. Penangkapan sewenang-wenang terhadap demonstran damai adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.

5. Kami menghimbau kepada seluruh diaspora Indonesia di Turki dan di seluruh dunia untuk segera turun tangan dan bersama-sama mengawal proses demokrasi di tanah air Indonesia.

Diskusi dan pembacaan petisi ini menjadi refleksi atas keresahan diaspora terhadap arah demokrasi di Indonesia. Mereka berkomitmen untuk terus mengawal proses demokrasi, baik dari luar negeri maupun dengan berkolaborasi bersama rekan-rekan di Indonesia.

"Mahasiswa Indonesia di luar negeri harus menjadi agen perubahan, membawa pengetahuan dan pengalaman yang dapat membangun Indonesia menjadi lebih baik, begitu pesan BJ Habibie yang harus selalu diingat," papar Ismawan, yang juga Mahasiswa Postgraduate Istanbul Ticaret University, Turkiye

Aliansi Pelajar Mahasiswa Diaspora Indonesia di Turkiye siap untuk terus berjuang demi masa depan demokrasi yang lebih baik.

Baca: Sindir Pedas Jokowi, Rocky Gerung: Megawati Mengerti Demokrasi, Jokowi Tidak

(TRIBUNNEWSWIKI.COM)

Baca berita terkait di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved