Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beskap adalah bagian dari pakaian Jawi Jangkep.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, Beskap seringkali dipakai oleh pria secara terpisah.
Pada mulanya, Beskap dan pakaian Jawi Jangkep adalah satu kesatuan.
Beskap sendiri diadaptasi dari pakaian jas Belanda.
Beskap berasal dari kata beschaafd yang berarti civilized atau berkebudayaan.
Warna kain yang sering digunakan untuk membuat Beskap adalah polos atau hitam.
Lengkap dengan desain sederhana dan kerah lurus tanpa lipatan, dan modelnya tidak simetris.
Model Beskap yang dibuat tidak simetris iini sebagai bentuk berjaga-jaga untuk menyimpan keris.
Selama ini, Beskap dikenal empat jenis.
Jenis-jenis beskap di Jawa Tengah yakni pertama, Beskap Gaya Jogja berkiblat pada pakem Keraton Yogyakarta.
Kedua, Beskap Landung dengan bagian depan lebih panjang.
Ketiga, Beskap Gaya Kulon yang sering digunakan di daerah Purwokerto, Tegal, Banyumas, dan daerah-daerah lain yang dekat dengan Jawa Barat.
Keempat, Beskap Gaya Solo yang mengacu pada pakem Keraton Surakarta.
Beskap kerap digunakan sebagai pakaian khas saat acara pernikahan adat Jawa dan umumnya dilengkapi dengan stagen, blangkon, jarik dan keris. (1)(2)
Sejarah #
Beskap mempunyai akar sejarah yang kental dalam budaya Jawa.
Kata "Beskap" sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "Wes Kaprah," yang secara harfiah bermakna "sudah bercapai" atau "sudah mencapai kematangan."
Pakaian Beskap pertama kali dipakai oleh para bangsawan dan kerabat keraton pada masa kerajaan Jawa.
Pada mulanya, Beskap dikenakan sebagai pakaian sehari-hari untuk menunjukkan status sosial.
Akan tetapi, dari waktu ke waktu Beskap menjadi lambang keanggunan dan keagungan yang dipertahankan dalam tradisi adat Jawa.
KGPAA Mangkunegara IV bermaksud hendak menghadap raja di Pesanggrahan Langenharjo yang terletak di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Dikarenakan tidak menghadap raja di Keraton, maka yang seharusnya menggunakan “sikepan” atau pakaian sejenis jas tertutup sampai bagian leher dan bagian belakangnya dibuat lengkungan, dengan pertimbangan lainnya, mestinya tidak harus memakai “sikepan”.
Maka KGPAA Mangkunegara mempunyai ide untuk merubah baju jas barat atau rokkie menjadi baju corak Jawa.
Pada suatu hari, PB IX beserta Permaisuri dan para sentana mengadakan acara khusus di Pesanggrahan Langenharjo.
Maka dari peristiwa menghadap dengan pakaian itu berlangsung di Pesanggrahan Langeharjo, maka jenis beskap tersebut diberi sebutan beskap Langenharjan.
Beskap memiliki arti yang sarat dengan kehidupan piwulang sinandhi, ajaran tersirat dalam filosofi Jawa.
Kancingnya melambangkan tindakan-tindakan yang diambil harus diperhitungkan dengan cermat dan jangan sampai merugikan orang lain.
Sabuk kain melambangkan ketekunan untuk berkarya.
Sabuk yang disebut ubed pun melambangkan bahwa manusia harus selalu ubed, tekun dan gigih.
Sementara Jarik bermakna supaya manusia tidak boleh iri atau serik.(3)(4)
Makna #
Inilah makna penggunaan Beskap untuk orang Jawa (3) :
1. Simbol Kematangan dan Kewibawaan: Penggunaan Beskap tidak hanya mencerminkan usia matang secara fisik tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. Beskap dianggap sebagai simbol kewibawaan dan kedewasaan.
2. Ekspresi Identitas Budaya: Beskap juga menjadi bagian penting dalam pelestarian budaya Jawa. Pemakaian Beskap pada upacara adat, pernikahan, dan acara penting lainnya menunjukkan kecintaan terhadap warisan leluhur.
3. Pesan Estetika dan Keindahan: Desain dan ukiran pada Beskap mencerminkan keindahan estetika tradisional Jawa. Motif batik dan hiasan yang rumit dianggap sebagai bentuk seni yang memperkaya tampilan penggunanya.
4. Penghormatan terhadap Upacara Penting: Beskap juga sering dikenakan pada saat-saat sakral seperti pernikahan atau upacara adat lainnya. Pemakaian Beskap di momen-momen tersebut memberikan nuansa khidmat dan penghormatan terhadap tradisi.
(TRIBUNNEWSWIKI/Kaa)
Sumber :
1. www.gramedia.com
2. www.rri.co.id
3. telusurkultur.com
4. javanologi.uns.ac.id