Rumah Korban Tipu Katering Buka Puasa Masjid Zayed Terancam Disita, Minta Tolong Gibran, Buka Donasi

Korban penipuan katering yang dikirimkan ke Masjid Sheikh Zayed Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) hingga kini masih terlilit utang


zoom-inlihat foto
KOMPAScomANGGARA-WIKAN-PRASETYAhhhhh.jpg
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA
Masjid Raya Sheikh Zayed Kota Solo


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korban penipuan katering yang dikirimkan ke Masjid Sheikh Zayed Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) hingga kini masih terlilit utang gara-gara mengalami kerugian mencapai Rp 960 juta.

Korban dua pengusaha katering asal Kabupaten Sukoharjo, berinisial SP dan KSW, mengaku mereka kebingungan.

Kuasa hukum kedua korban, Kalono mengatakan saat ini kliennya hingga dikejar oleh penagih hutang.

Bahkan, SP harus berurusan dengan pihak bank lantaran meminjam uang untuk modal usaha katering.

"Akibat penipuan tersebut, rumahnya terancam disita bank," ujar Kalono, Rabu (8/5/2024).

Kemudian, pihaknya juga melalui kantor bantuan hukum MK dan Yayasan Ababil memberikan bantuan pendampingan hukum secara gratis. 

Selain itu, Yayasan Ababil juga membuka donasi untuk kedua korban yang setiap harinya selama Ramadhan 2024 mengirimkan 800 menu buka puasa.

Rinciannya adalah 400 kardus makan dan 400 takjil.

Mereka juga membuka kotak infaq lewat rekening BSI atas nama yayasan Ababil Hilaladnan dengan nomor rekening 5008880092. 

Salah satu korban,  SP ,mengaku upaya lain juga dilakukan.

Salah satunya mencari bantuan ke pihak Masjid Sheikh Zayed, Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

"Kami berdua juga sudah berupaya mengirim surat permohonan bantuan dan solusi kepada Bapak Wali Kota Surakarta, pengurus Masjid Zayed dan juga Ibu Bupati Sukoharjo" kata SP.

Masjid Sheikh Zayed menjadi salah satu ikon baru dan tempat favorit ngabuburit di Kota Solo, Jawa Tengah.
Masjid Sheikh Zayed menjadi salah satu ikon baru dan tempat favorit ngabuburit di Kota Solo, Jawa Tengah. (Istimewa)

Proses hukum saat ini masih berlanjut, pelaku berinisial E telah dilaporkan ke Satreskrim Polresta Solo dan sudah ditahan.

Sebelumnya pelaku nekat melakukan aksinya untuk menutupi rasa malunya lantaran gagal menjadi pemasok makanan buka puasa. 

Karena, pengadaan katering buka puasa di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo menggunakan sistem lelang dengan masa kontrak tiga hari berulang.

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Ismanto mengatakan, pelaku sempat berharap mendapatkan orderan untuk pengiriman menu buka puasa dan takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selama bulan puasa.

Pelaku yang terlanjur memesan katering kepada para korban akhirnya menyebut menu buka puasa itu bagian dari sedekah bulan Ramadhan.  

"Lalu, dia terlanjur ngomong dengan korban bahwa akan ada pesanan. Korban sudah berbelanja bahan baku. Akhirnya, untuk menutup malu, dia menyampaikan kepada pihak zayed itu shodaqoh dari hampa Allah," kata Kompol Ismanto.

Rugi Nyaris Rp1 M

Kasus penipuan order fiktif makanan untuk takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo tengah diselidiki Polresta Surakarta.

Dua pengusaha catering dikabarkan merugi hampir Rp1 miliar setelah mengirimkan makanan setiap hari selama bulan Ramadan.

Hingga lebaran, pemesan tersebut tak kunjung membayar seluruh biaya makanan.

Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi mengkonfirmasi adanya informasi dugaan penipuan tersebut.

"Memang sampai kemarin itu salah satu warga berinisial S datang ke Satreskrim Polresta Solo untuk laporan. Dia merasa dipesani (takjil) oleh E (terduga pelaku, -red)," ujar Iwan, Jumat (19/4/2024), dikutip dari Tribunnews.com.

Baca: Divonis 3 Tahun, Anak Nia Daniaty Sudah Bebas, Korban Penipuan Murka Belum Terima Ganti Rugi

Menurutnya, S mendapatkan tender orderan untuk ngirim makanan katering dari E.

Hanya saja, hingga kini S belum juga mendapatkan pembayaran atas orderan takjil tersebut.

"Kita tindak lanjuti. Namun kita juga arahkan untuk mengumpulkan bukti-bukti sekalian," pungkasnya.

Kuasa hukum korban, Muhammad Kalono menjelaskan, mereka sedikitnya mengirim 800 porsi takjil makan berat dan ringan selama 28 hari bulan Ramadhan tanpa henti.

“800 takjil snack, 800 makan besar (tiap hari),” ungkapnya usai mendampingi korban melaporkan dugaan penipuan ini ke Polresta Solo, Jumat (19/4/2024).

Dua catering ini adalah Vio Catering dan Adilla Catering.

Mereka awalnya tidak ragu, terduga pelaku penipuan berinisial E menghubungkan mereka dengan masjid untuk menyediakan menu buka puasa bersama.

“Hari ini kita mendampingi para korban menyampaikan laporan penipuan terkait buka yang dikirim Masjid Raya Sheikh Zayed. Ini tidak ada hubungannya dengan masjid. 2 katering ini kena prank olek oknum yang tidak ada kaitannya dengan Masjid Raya Sheikh Zayed. Ada 2 dari Baki dan Tawangsari, Sukoharjo,” jelasnya.

Mereka setiap hari mengantarkan pesanan buka puasa tersebut dan diterima oleh pengurus masjid.

Pengurus pun menganggapnya bagian dari sedekah karena diatasnamakan Hamba Allah.

Meski tidak dipesan oleh panitia masjid, mereka menerima karena siapa saja bisa bersedekah di masjid tersebut.

“Ada beberapa kali pertemuan. Waktu itu dia menyatakan pesan begitu aja. Karena sering main di Masjid Raya Sheikh Zayed dikiranya benar-benar orang masjid. Dimana-mana semua masjid selama ramadhan siapa saja yang mau sedekah diterima,” terangnya.

Hanya saja, hingga bulan Ramadhan berakhir, tak ada pembayaran sepeser pun yang masuk ke kantong para korban.

Mereka awalnya dijanjikan pencairan tiap seminggu sekali, tapi ternyata pembayaran tak pernah dilakukan.

“Belum ada sama sekali pembayaran. Selama 28 hari. Rp 960 juta. Sudah dikirim semua. Ngirim terus tiap hari. Bentuk takjil makanan kecil kemudian makanan buka. Sahurnya hanya 2 kali,” ungkapnya.

Sebenarnya, penyedia menu buka telah dikelola tersendiri oleh Masjid Raya Sheikh Zayed.

Dua korban ini menyediakan menu buka di luar yang dikelola panitia masjid.

“Zayed punya sendiri program itu. Ini tidak terkait dengan itu,” terangnya.

Hari kedua lebaran Kamis (11/4/2024) mereka sempat dijanjikan pelunasan.

Ternyata, terduga pelaku justru kabur dengan pura-pura ke kamar mandi.

Setelah melakukan pencarian, mereka menemukan pelaku di Ngawi.

Kini pelaku diamankan pihak kepolisian.

“Para korban mencari akhirnya ketemu di Ngawi. Izin ke kamar mandi kemudian pergi. Ditunggu-tunggu nggak keluar-keluar. Sekarang sudah dibawa ke sini,” jelasnya.

Saat ini para korban kebingungan karena terlilit hutang ratusan juta.

Mereka harus memenuhi pesanan berhutang sana-sini untuk bisa melayani terduga pelaku tersebut.

“Kasihan para korban ini. Kehidupan juga orang pas-pasan. Korbannya hutangnya banyak sekali. Mau pulang ke rumah mau buka pintu aja takut kalau ada yang nagih,” ungkapnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved