Bacaan Doa Niat Qadha Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Terjemahan dan Tulisan Latinnya

Adapun ketentuan mengqadha puasa Ramadhan wajib memasang niat puasa qadhanya di malam hari.


zoom-inlihat foto
Tribunwowcom.jpg
Tribunwow.com
Ilustrasi membaca niat puasa


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ramadhan akan segera tiba. Jika kamu masih memiliki utang puasa di tahun sebelumnya kamu wajib menggantinya.

Adapun ketentuan mengqadha puasa Ramadhan wajib memasang niat puasa qadhanya di malam hari.

Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut:

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.

Artinya: Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar.

Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah saw, "Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya."

Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).

Baca: Apa Itu Hari Tasyrik ? Hari-hari usai Idul Adha di Mana Umat Islam Dilarang Mengerjakan Puasa

Baca: Segera Lunasi Utang Puasa Sebelum Ramadhan Tiba, Berikut Bacaan Niat Mengqadha Puasa

Adapun berikut ini adalah lafal niat qadha puasa Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.

Demikian ketentuan dan lafal niat puasa qadha Ramadhan seperti dilansir dari NU Online.

Semoga Allah menerima uzur dan qadha puasa Ramadhan bagi yang menunaikannya.

Kapan batas terakhir qadha puasa?

Dikutip dari Bimas Islam, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai waktu batas akhir qadha puasa Ramadhan.

1. Syafiiyah dan Hanabilah

Pertama, menurut ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah, batas akhir qadha puasa Ramadhan adalah hingga datang puasa Ramadhan berikutnya.

Karena itu, jika seseorang tidak melakukan qadha puasa Ramadhan hingga puasa Ramadhan berikutnya tiba, maka dia berdosa meskipun tetap wajib yang mengqadha puasanya.

Selain itu, dia wajib memberikan fidyah kepada orang miskin sebanyak satu mud dalam satiap satu hari puasa sebagai tebusan kelalaian karena telah melewati batas akhir qadha puasa Ramadhan.

Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah berikut:





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved