TRIBUNNEWSWIKI.COM - Geger kabar soal adanya tentara yang baru 2 hari gabung ke IDF tewas saat melawan pejuang Hamas.
Sebagai informasi, militer asal Inggris Binyamin Needham dilaporkan tewas mengenaskan saat pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza.
Ia terbunuh setelah dua hari masuk ke medan perang membantu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk perang dengan Hamas.
Terkait kematian pria berusia 19 tahun tersebut, keluarganya pun memberikan kesaksian mengejutkan.
Dilansir dari Sky News, Needham tewas saat perang dengan Hamas di Jalur Gaza, pada Minggu (3/12/23).
Adiknya, Orli Ferris mengatakan Needham baru masuk ke Gaza pada hari Jumat dan langsung meninggal pada hari Minggu.
Baca: 2000 Tentara Israel Kabur dari Perang di Jalur Gaza, Takut Lawan Hamas ?
Baca: KENA Mental, Israel Ngemis ke Meta dan TikTok untuk Hapus 8000 Akun Pendukung Hamas
Namun ia mengaku bahwa pihak keluarga tidak mengetahui rinci pasti mengenai apa yang dilakukan Needham di Gaza.
“Kami tidak mengetahui rincian pasti mengenai apa yang terjadi namun dia hanya berada di Gaza selama dua hari. Dia masuk pada hari Jumat dan meninggal pada hari Minggu.”
Terlebih dua minggu sebelum tewas, Needhan baru merayakan ulang tahunnya.
Pasalnya, Needhan juga baru menyelesaikan masa magangnya dan tengah melakukan pelatihan profesional.
“Dia baru saja menyelesaikan masa magangnya dan sedang melakukan pelatihan profesionalnya.
Diketahui, Needham terbunuh bersama dua rekannya saat perang melawan Hamas pada hari Minggu.
Needham sendiri memiliki kewarganegaraan ganda, ia kemudian pindah ke Israel bersama keluarganya 10 tahun yang lalu.
Pria yang berasal dari Zichron Yaakov itu bertempur dengan Batalyon 601 Korps Teknik Tempur.
Mayat Tentara Israel Bau Busuk Menyengat Padahal Tersimpan di Lemari Pendingin
Media sosial digegerkan dengan tubuh mayat tentara Israel mengeluarkan bau tidak sedap.
Padahal, mayat itu diduga baru meninggal sehari.
Informasi ini pertama kali disebarkan oleh seorang Jurnalis Israel yang menemukan tumpukan mayat tentara Israel.
Mayat-mayat itu ditempatkan di sebuah rumah sakit di Tel Aviv.
Dalam video yang tersebar di media sosial, dia mulanya menunjukkan tempat penyimpanan puluhan mayat tentara Israel.
Saat memasuki tempat itu, dia tampak menutupi hidungnya.
Sesekali wajahnya tampak terlihat ingin memuntahkan sesuatu karena bau yang tidak sedap.
Baca: Israel Klaim Punya Bukti RS Indonesia di Gaza Tampung Hamas, Timbul Ketakutan Jadi Sasaran Serangan
Baca: Pasukan Israel Usir Pasien dan Tembaki Ruang ICU RS Al Shifa Gaza dengan Tank
Terlihat puluhan mayat itu ditutupi kain dan disusun rapi di sebuah rak.
Wartawan tersebut juga menyatakan bahwa tentara Israel menolak menyerahkan jenazah kepada keluarga mereka untuk menyembunyikan jumlah korban di kalangan tentara.
Video ini pun kemudian viral di media sosial.
Namun tak lama setelah video ini beredar, wartawan ini ditangkap oleh tentara Israel.
TENTARA Israel Nangis Terkapar Ngaku Lawan Hamas Seperti Melawan Hantu, Mewek Minta Diselamatkan
Video viral seorang tentara Israel terlihat menangis saat dirawat.
Tentara Israel tersebut mendapat perawatan di rumah sakit setelah pertempuran sengit melawan Hamas di Kibbutz Kerem Shalom yang berada di perbatasan Mesir.
Menurut pengakuannya, ia seperti melawan hantu dalam peperangan dengan militan Palestina tersebut.
Adapun tentara Israel itu bernama Yair Vigar.
Ia terluka seusai melakukan pertempuran di Kibbutz Kerem Shalom.
Seusai pertempuran tersebut, Yair Vigar mendapat perawatan intensif di ruang gawat darurat.
Baca: VIRAL Video Pejuang Hamas Mengaji Bersama Disela-sela Perang Lawan Zionis Israel
Bahkan terlihat sejumlah alat medis terpasang di tubuhnya.
Dalam pernyataannya, ia menceritakan pertempuran sengit dengan Hamas.
Ia mengaku seolah melawan hantu dalam pertempuran tersebut.
Yair Vigar pun merengek meminta diselamatkan dari neraka.
Sementara diketahui sebelumnya, Hamas telah menyerbu enam pangkalan militer.
Di antaranya, Erez, Nahal Oz, Kibbutz Beeri, Reim, Sufa, dan Kibbutzz Kerem Shalom. Adapun Kibbutz Kerem Shalom berada di perbatasan Mesir.
Tentara Israel Ketar-ketir
Israel mengakui kengeriannya dalam melawan kelompok pejuang Hamas di Gaza, Palestina.
Pasalnya, kelompok berhaluan Islam itu berbasis di terowongan-terowongan di bawah tanah Gaza, yang membuatnya sulit terlacak.
Menghancurkan terowongan-terowongan itu akan sangat penting jika Tel Aviv berupaya membubarkan Hamas, seperti yang telah mereka janjikan setelah kelompok itu menyerang Israel pada 7 Oktober lalu.
Namun pertempuran di bawah tanah dapat menghilangkan beberapa keunggulan teknologi militer Israel.
Mantan tentara Israel yang pernah bertempur dalam perang di Gaza, Ariel Bernstein, menggambarkan pertempuran perkotaan di Gaza Utara sebagai gabungan antara penyergapan, jebakan, tempat persembunyian, dan penembak jitu.
Ia mengingat terowongan tersebut memiliki efek yang membingungkan dan tidak nyata, menciptakan titik buta ketika orang-orang bersenjata Hamas muncul entah dari mana untuk menyerang.
Bahkan disebut seperti sedang melawan hantu, karena tidak dapat dilihat.
Baca: Bocah Palestina Usia 6 Tahun di AS Tewas Ditusuk, Pelaku Terpengaruh Konflik Hamas-Israel
"Rasanya seperti saya sedang melawan hantu. Kamu tidak melihatnya," katanya dikutip Times Of Israel, Senin (30/10/2023).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Jumat mengatakan dia memperkirakan serangan darat akan sulit dilakukan.
Ia memperingatkan bahwa akan memakan waktu lama untuk membongkar jaringan terowongan Hamas yang luas.
Belum jelas berapa sebenarnya panjang terowongan Hamas di Gaza.
Yihyah Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, mengklaim pada tahun 2021 bahwa kelompok teror tersebut memiliki terowongan sepanjang 500 km.
"Mereka mulai mengatakan bahwa mereka menghancurkan terowongan Hamas sepanjang 100 km. Saya beritahu Anda bahwa terowongan yang kami miliki di Jalur Gaza melebihi 500 kilometer," kata Sinwar saat itu, menyusul konflik berdarah selama 11 hari dengan Israel.
Selain lanskap yang sulit, Israel juga menghadapi tantangan dalam membentuk operasi militer melawan Hamas.
Kelompok bersenjata tersebut diketahui menyandera sekitar 230 warga Israel yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober.
Salah satu sandera yang dibebaskan pada Senin, Yocheved Lifshitz, membenarkan kecurigaan bahwa para Hamas telah menyandera di terowongan.
Lifshitz menggambarkan Hamas yang membawanya ke dalam sistem terowongan yang menurutnya "tampak seperti jaring laba-laba."
"Mengingat perencanaan metodis yang terlibat dalam serangan (di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober), tampaknya Hamas akan menghabiskan banyak waktu untuk merencanakan tahap berikutnya, melakukan persiapan ekstensif di medan perang di Gaza," tulis lembaga riset Soufan Center dalam sebuah pernyataan, dilansir dari YoutubeTribunnews.
"Penggunaan sandera sebagai perisai manusia akan menambah kerumitan dalam pertarungan," katanya lagi
(TRIBUNMEDAN/TRIBUNNEWSWIKI)
Baca berita terkait Hamas di sini