TRIBUNNEWSWIKI.COM - Konflik antara Hamas Palestina dengan Israel kini kembali terjadi.
Melansir dari TribunJateng.com, pada Sabtu 7 Oktober 2023 kelompok Hamas di Palestina melakukan operasi Badai Al Aqsa.
Diketahui, Operasi Badai Al Aqsa merupakan serangan militer mendadak kelompok Hamas di Palestina kepada Israel.
Hamas mengklaim serang tersebut sebagai bentuk balasan atas kekejaman zionis Israel kepada rakyat Palestina
Mengutip dari Bangka Pos, Hamas menyerang Israel menggunakan roket dan berhasil menewaskan 200 warga Israel dan 750 lainnya mengalami luka-luka.
Baca: Pesan Menyentuh Ditinggalkan Mahasiswi Unnes Sebelum Meninggal: Berdoa Buat Aku, Maaf Mih Aku Nyerah
Lantas siapa kelompok Hamas Palestina?
Hamas merupakan organisasi Islam dengan sayap militer terkait, Izz ad-Din al-Qassam, di wilayah Palestina.
Dilansir oleh Tribunnews.com dari BBC News, Hamas adalah kelompok terbesar dari beberapa kelompok Islam militan Palestina.
Nama Hamas adalah akronim Arab untuk Gerakan Perlawanan Islam, atau Harakat al-Muqawama al-Islamiya.
Hamas didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang ulama Palestina.
Sheikh Ahmed Yassin merupakan seorang aktivis di cabang lokal Ikhwanul Muslimin seusai dirinya mendedikasikan hidupnya untuk beasiswa Islam di Kairo.
Sejak akhir 1960-an, Yassin berkhotbah dan melakukan pekerjaan amal di West Bank dan Jalur Gaza.
Namun dijelaskan CFR, kedua wilayah tersebut diduduki oleh pasukan Israel setelah Perang Enam Hari pda 1967.
Yassin menetapkan Hamas sebagai lengan politik lokal Ikhwanul Muslimin pada Desember 1987.
Hal itu menyusul pecahnya intifada pertama, pemberontakan Palestina melawan kendali Israel atas West Bank, Gaza, dan Yerusalem Timur.
Baca: Isi Surat Sedih di Tas Mayat Mahasiswi Unnes: Terima Kasih Karena Peduli Padaku, Maaf Mih Aku Nyerah
Hamas kemudian muncul di garis depan perlawanan bersenjata terhadap Israel.
Sayap militer yang berafiliasi dengan Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, telah melakukan serangan anti-Israel.
Hamas juga mengelola jaringan Dawa atau kegiatan pelayanan yang luas, yang sebagian besar berbasis di Gaza.
Hal itu mencakup kegiatan amal, sekolah, klinik, kamp pemuda, penggalangan dana, dan kegiatan politik, jelas Departemen Luar Negeri AS.
Basis utama operasi Hamas adalah di Jalur Gaza, daerah kantong pesisir dari 1,7 juta warga Palestina.
Dari sini ia tetap menjadi otoritas de facto tak lama setelah penarikan sepihak Israel pada tahun 2005, CFR menambahkan.
Selama bertahun-tahun, Hamas telah melakukan penembakan, pemboman, dan serangan roket ke wilayah Israel.
Sejak 2008, gerilyawan Israel dan Hamas di Gaza telah berperang sebanyak tiga kali di lintas perbatasan.
dan telah mengalami banyak pertempuran sejak kelompok itu menguasai Gaza pada 2007.
Tujuan Hamas secara sederhana, Hamas menolak untuk mengakui keberadaan Israel.
Hamas ingin orang-orang Palestina dapat kembali ke apa yang mereka anggap sebagai rumah lama mereka.
Pada 1988, di bawah piagam kelompok militan Islam, kelompok itu mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menghancurkan Israel.
Dalam piagam pendiriannya, Hamas menyerukan untuk mendirikan negara Islam di Palestina yang bersejarah.
Ini adalah wilayah antara Mediterania dan Sungai Jordan, yang juga termasuk Israel.
Di sisi lain, Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua serangan dari Jalur Gaza.
Sementara Mesir bersama dengan Israel, telah memberlakukan blokade perbatasan yang melumpuhkan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas sejak kelompok itu merebut wilayah itu pada 2007.
Israel mengontrol sebagian besar perbatasan dan wilayah pesisir Gaza, memutuskan siapa yang dapat masuk dan keluar dari Gaza, termasuk barang.
Hamas menuntut Israel menghentikan pembatasannya.
Hamas mengklaim Israel menduduki tanah Palestina dan menolak pendudukan dengan meluncurkan serangan roket dari Gaza.
Sementara Israel membalas serangan tersebut dengan kekuatan lebih lanjut. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Apa Itu Hamas Palestina? Kelompok yang Lakukukan Operasi Badai Al Aqsa ke Israel