TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berikut tampang Hendra Purnama, calon pengantin yang viral usai melakukan sesi foto prewedding di Bukit Teletubbies Bromo menggunakan flare hingga picu kebakaran.
Hendra Purnama (39) merupakan warga kota Surabaya, Jawa Timur.
Sedangkan pasangannya, Pratiwi Mandala Putri (26) berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.
Keduanya menggunakan jasa AWEW bersama krunya, MGG (38) dan ET (27) yang membantu melakukan sesi pemotretan.
Seorang lagi berinisial ARVD (34), adalah wanita juru rias yang didatangkan dari Surabaya.
Babak Baru
Masalah itu masih bergulir hingga sekarang.
Bahkan kini telah memasuki babak baru.
Mengutip dari Serambinews.com, Hendra Purnama (39) dan Pratiwi Mandala Putri (26), menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat pada Jumat (15/9/2023).
Tak hanya itu, tiga saksi lainnya yaitu kru foto prewedding, MGG (38) dan ET (27), serta juru rias ARVD (34).
Mereka berlima mendatangi Balai Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur sekitar pukul 10.00 WIB.
Tujuan dari kunjungan mereka untuk meminta maaf atas insiden yang terjadi yang menyebabkan lahan Savana tersebut hangus seluas 50 hektare.
Hendra mengatakan pihak mereka tidak sengaja membuat lahan savana itu terbakar dan ia juga menyebutkan peristiwa itu adalah sebuah musibah.
"Permohonan maaf ini kami sampaikan kepada semua masyarakat Tengger, tokoh adat dan pemerintah," ucap Hendra.
Baca: Sosok HP dan PMP, Pasangan yang Viral Foto Prewed di Gunung Bromo Gunakan Flare dan Picu Kebakaran
Dalam kesempatan tersebut, kelima orang saksi tersebut ditemani kuasa hukum Mustadji.
"Lima orang saksi yang dipanggil meminta maaf. Niatnya meminta maaf kepada masyarakat," ungkap Mustadji.
"Setelah kejadian memang sudah berniat untuk meminta maaf namun baru bisa melakukan hari ini karena ada panggilan dari Polres Probolinggo," sambungnya.
Namun, selain permintaan maaf mereka justru akan melaporkan kembali terkait kelalaian petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Mereka melaporkan pihak petugas karena tidak adanya informasi larangan selama dalam kawasan bromo.
Sehingga mereka tidak tahu jika mereka tidak boleh menyalakan Flare.
Dalam unggahan video pada akun instagram @terang_media, Hendra pengantin pria meminta maaf secara langsung.
Ia meminta maaf langsung di hadapan Ketua Dukun Pandita Suku Tengger serta beberapa perangkat desa dan pemangku adat setempat, Jumat (15/9/2023).
Baca: Bukan Estetik, Pasangan Calon Pengantin Ini Terancam Dipenjara Usai Foto Prewedding di Gunung Bromo
Pada kesempatan tersebut Hendra mengaku tidak ada unsur kesengajaan dalam kebakaran yang terjadi.
Menurutnya pihaknya juga sudah berusaha untuk memadamkan api dengan air mineral botol, namun tak kuasa karena hembusan angin yang kencang menyebabkan api makin cepat merambat.
Pada akhirnya kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, mengonfirmasi bahwa mereka telah memaafkan kelima saksi tersebut.
Meskipun demikian, proses hukum tetap akan berlanjut.
Dalam perkembangan terkait kasus ini, Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo telah menetapkan AWEW, manajer wedding organizer, sebagai tersangka tindak pidana kebakaran lahan sabana dan bukit Teletubbies Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Dengan adanya permintaan maaf ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memulihkan hubungan antara kelima saksi dan masyarakat Tengger yang terdampak oleh kebakaran ini.
Baca: Kronologi Kebakaran di Bukit Teletubbies Bromo, Akibat Penggunaan Flare Saat Sesi Foto Prewedding
Kronologi Kebakaran
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Probolinggo AKBP Wisnu Wardana mengungkapkan kronologi kebakaran yang terjadi Bukit Teletubbies Bromo.
Insiden tersebut bermula ketika ada aktivitas foto prewedding dengan menggunakan flare di kawasan tersebut.
"Saat sesi pemotretan, empat flare dinyalakan, sedangkan satu flare gagal lalu meletup. Letupan itulah yang membuat padang sabana seluas 50 hektar terbakar," katanya dalam konferensi pers di Mapolres Probolinggo, Kamis (7/9/2023) dikutip dari Surabaya.Kompas.com.
Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana mengaku pihaknya mengetahui adanya kebakaran lahan dan padang sabana di Bukit Teletubbies Bromo pada Rabu (6/9/2023) siang.
Awalnya pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melaporkan kejadian tersebut.
Tetapi, saat tiba di lokasi, polisi mendapati api telah meluas.
Baca: Bukan Pak Reza, Ternyata Ini Guru yang Adukan Pungli di SD Bogor ke Disdik: Ia Sampai Sewa Pengacara
Saat ini Polisi telah mengamankan enam orang dari lokasi kebakaran. Mereka adalah pasangan pengantin dan kru wedding organizer.
Petugas juga menyita barang bukti lima selongsong flare, korek api, pakaian prewedding, serta kamera.
Polisi selanjutnya menetapkan penanggung jawab atau manajer prewedding berinisial AWEW (41) sebagai tersangka.
"Kami mengamankan enam orang, salah satunya AWEW yang dinaikkan statusnya menjadi tersangka kasus kebakaran lahan," kata Kapolres.
Selain menggunakan flare hingga menyebabkan kebakaran, AWEW juga tak mengantongi surat izin masuk kawasan konservasi.
AWEW dijerat Pasal 50 ayat 3 huruf D jo Pasal 78 ayat 4 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana diubah dalam Pasal 50 ayat 2 huruf b Jo Pasal 78 ayat 5 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU RI Nomor 2 Tahun 2022 tentang Ciptaker menjadi UU dan atau Pasal 188 KUHP.
"Terancam hukuman penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar," tutur Wisnu.
Baca: Dicap Pengkhianat Oleh Demokrat, Respon Anies Baswedan: Kita Ingin Indonesia Adil dan Lebih Maju
Bromo ditutup total
Kasi Pengelolaan TNBTS Wilayah I Didit Sulastyo menuturkan, hingga Kamis (7/9/2023) sore, kebakaran padang sabana Bukit Teletubbies belum bisa dipadamkam.
"Gara-gara kebakaran di padang sabana Bukit Teletubbies tersebut, Bromo ditutup total untuk wisatawan. Sampai sekarang api belum padam," kata dia.
Tim gabungan, ujarnya, masih berupaya memadamkan api yang telah membakar sekurangnya 50 hektar lahan.
Akibatnya, flora dan fauna di lahan konservasi tersebut juga mengalami kerusakan.
"Saya mengimbau kepada para pengunjung Bromo ke depan untuk menjaga perilaku dan berhati-hati. Jangan sampai berbuat yang memicu kebakaran," katanya.
Belum lama ini Bromo kebakaran
Kebakaran akibat flare prewedding ini terjadi tak lama setelah hutan dan lahan di Bromo terbakar selama lima hari.
Kebakaran sebelumnya terjadi sejak Rabu (30/8/2023) dan dipastikan padam pada Minggu (3/9/2023).
Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, mulanya titik awal kebakaran terjadi di Blok Bantengan, Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Namun, api meluas sampai Blok Watu Gede, Blok Jantur, kawasaan wisata B29 atau yang dikenal dengan negeri di atas awan dan kawasan wisata P30 Kabupaten Probolinggo.
Kebakaran saat itu diduga dipicu gesekan ranting pohon kering yang memantik api.
"Angin yang cukup kencang, juga karena kondisi vegetasi sangat kering di musim kemarau ini," katanya, Kamis (31/8/2023).
(TribunnewsWiki.com/Bangkit N) (Kompas.com/Ahmad Faisol/Muftahul Huda) (Serambinews.com/internships-TM Farizi)