TRIBUNNEWSWIKI.COM - Partai Demokrat menepis tudingan dari Partai Nasdem bahwa Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebarkan hoaks tentang deklarasi Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan capres dan cawapres.
Sebelumnya, SBY mengklaim Anies-AHY akan dideklarasikan pada awal September.
"Di ruangan ini, saya duduk di sini, pada 25 Agustus 2023, Pak Anies duduk di sini (menunjukan tempat duduk Anies di depan SBY) dengan didampingi Tim 8. AHY memang tak selalu hadir," kata SBY dalam konferensi pers di Cikeas pada Jumat, (1/9/2023), dikutip dari YouTube Partai Demokrat.
"Anies menyampaikan kepada saya, didengar oleh semua, bahwa awal September ini akan mendeklarasikan koalisi ini dalam kapasitasnya sebagai capres berikut capres dan cawapres yang telah selesai diputuskan."
Namun, Bendahara Umum Nasdem Ahmad Sahroni membantah bahwa ada rencana deklarasi Anies-AHY. Dia menyebut apa dikatakan SBY itu tidak benar alias hoaks.
"Mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh Pak SBY bahwa Anies AHY akan dideklarasikan awal September. Omongan itu saya katakan nggak ada," kata Sahroni kepada para wartawan di Bareskrim, (4/9/2023).
Baca: Demokrat Dikhianati Anies, AHY Pilih Memaafkan & Ucapkan Selamat kepada Anies & Cak Imin
Akan tetapi, Sahroni mengatakan bahwa SBY meminta adanya deklarasi awal September itu benar adanya.
"Tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar. Jadi, apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya itu adalah bohong belaka."
Herman Khaeron selaku Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat gantian membantah pernyataan Sahroni.
Dia memastikan memang ada kesepakatan deklarasi Anies-AHY dalam pertemuan tersebut.
"Ada. Ada. Saya ada di tempat di sana. Ada pembahasan awal September ada. Kan, digodok di Tim 8. Tim 8, kan, sudah matangkan deklarasi bisa dijalankan awal September. Jadi, memang ya peristiwa-peristiwa itu yang disampaikan dalam kronologi peristiwa oleh Sekretaris Jenderal, ya, memang itu ada dan Demokrat, ya, apa adanya," ujar Herman di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Senin, (4/9/2023), dikutip dari Tribunnews.
Di samping itu, Herman mengklaim keputusan AHY menjadi pendamping Anies turut dinyatakan secara langsung dalam pertemuan itu.
Baca: Anies Baswedan & Surya Paloh Larang Ahmad Sahroni Laporkan SBY kepada Bareskrim
"Kan, sudah disampaikan baik secara verbatim yang ditelepon langsung kepada AHY, maupun yang tertulis tanggal 25 Agustus, itu jelas, ya ,bahwa dan saya sebagai Kepala BPOKK juga diinfokan bahwa ada verbatim, dan segala macam," katanya.
"Ketum ini, kan, orangnya apa adanya, menyampaikan apa adanya. Nah, setiap kali ada peristiwa yang itu menyangkut persoalan, perjalanan koalisi maupun calon wakil presiden atau presiden itu selalu diinfokan kepada kami, dan kami juga harus menyimpan informasi itu," ujarnya menjelaskan.
Oleh sebab itu, Herman menepis tudingan bahwa SBY menyebarkan hoaks perihal kesepakatan itu.
"Jadi, kalau dikatakan apakah benar peristiwa itu, ya, peristiwa itu benar apa adanya disampaikan kepada publik. Saya ada di Cikeas. Saya tidak ikut pertemuan karena itu pertemuan Tim 8 dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Tapi, ya, setelah pertemuan itu diinfo kepada kami bahwa ada pertemuan itu."
Sahroni sempat ingin laporkan SBY
Sahroni sempat ingin melaporkan SBY kepada Bareskrim karena dianggap menyebarkan informasi bohong tentang kesepakatan deklarasi Anies-AHY.
"Secara pribadi bukan secara institusi atau organisasi, atau organisasi atau sebagai jabatan DPR saya ingin melaporkan seseorang petinggi Demokrat, terkait apa yang diucapkan pada tanggal 25 Agustus bahwasanya saya ada di dalam ruangan itu."
Baca: Bantah Ada Rencana Deklarasi Anies-AHY, Elite Nasdem Tuding SBY Sebarkan Hoaks
Namun, Sahroni mengatakan bahwa SBY meminta adanya deklarasi awal September itu benar adanya.
"Tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar. Jadi, apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya itu adalah bohong belaka."
Sahroni batal melaporkan SBY karena dicegah oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Anies.
"Tadi saya di jalan menelepon Ketua Umum (Surya Paloh) bahwa saya akan melakukan pelaporan," kata Sahroni kepada awak media di Bareskrim Polri, Senin, (4/9/2023), dikutip dari Tribunnews.
"Tapi Pak Surya memerintahkan kepada saya untuk tidak boleh melaporkan yang bersangkutan."
"Kebetulan tadi Pak Anies juga WhatsApp saya untuk meminta juga yang sama," ujar Sahroni.
Dia mengatakan Anies ingin memfokuskan Pemilihan Presiden 2024.
Baca: Dikhianati Anies, Demokrat Disarankan Dukung Ganjar karena Disebut Lebih Menguntungkan
Surat Anies beredar
Sebelumnya, Anies diklaim pernah mengirimkan surat atau pesan pendek yang isinya meminta AHY agar bersedia menjadi pendampingnya dalam Pilpres 2024.
Surat tersebut dibagikan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Andi Arief lewat unggahan di media sosial Twitter.
Berikut isi surat yang ditulis tangan oleh Anies.
Mas AHY Yth
Semoga dlm keadaan sehat, tetap produktif dan selalu dlm keberkahannya.
Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan, agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024.
Teriring salam hormat
(tanda tangan Anies Baswedan).
Andi menyebut surat itu ditulis pada tanggal 25 Agustus 2023 dan ada dua orang yang menjadi saksi.
Baca: Bongkar Surat Anies Minta AHY Jadi Cawapres, Demokrat: Anies Berdarah Dingin, tapi Pengecut
Dia bahkan menuduh Anies sebagai sosok yang berdarah dingin (tidak berperasaan), tetapi pengecut.
"Saya tidak menyangka @aniesbaswedan berdarah dingin tapi pengecut," kata Andi melalui akun Twitter miliknya, @andiarief.
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.