TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pengamat politik Ari Junaedi mengklaim Partai Demokrat akan lebih untung jika merapat ke koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Ganjar Pranowo daripada bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo Subianto.
Demokrat hingga saat ini belum menentukan arah koalisinya setelah keluar dari Koalisi Perubangan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres).
Partai berlambang bintang Mercy itu sakit hati karena merasa dikhianati oleh Anies yang pada akhirnya memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya.
Padahal, menurut Demokrat, Anies sebelumnya sudah meminta Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi pasangannya.
Ari Junaedi menyarankan Demokrat untuk mendukung Ganjar selepas manuver tajam Anies itu.
“Jika dikomparasikan, Demokrat sebaiknya menjalin kolaborasi dengan pengusung Ganjar,” ujar Ari Junaedi yang menjabat sebagai Direktur Nusakom Pratama Institute, Minggu, (3/9/2023), dikutip dari Kompas.com.
Dia menganggap penyatuan Demokrat dengan PDIP dalam satu wadah koalisi bukanlah hal mustahil. Terlebih lagi, kedua partai besar itu sempat mengadakan pertemuan beberapa waktu lalu.
Baca: Nasdem Sebut Anies Sempat Hubungi AHY sebelum Deklarasi, tetapi Tak Direspons
Dalam pertemuan tersebut AHY bersemuka dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Di samping itu, sempat muncul wacana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Puan juga pernah menyebut AHY sebagai salah satu bakal cawapres yang bisa mendampingi Ganjar. Seandainya, AHY tidak menjadi pendamping Ganjar, dia juga berpeluang menjadi menteri apabila Ganjar menang pilpres.
“Andaikan Ganjar terplih sebagai presiden, AHY adalah kandidat menteri yang potensial,” kata Ari.
Di sisi lain, Ari mengklaim Demokrat tak bakal mendapat banyak keuntungan apabila merapat ke koalisi Prabowo. Salah satu partai dalam koalisi itu, yakni PAN, telah menyarankan Prabowo untuk memilih Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pendampingnya.
“Jika Demokrat masuk dalam Koalisi Indonesia Maju bersama Gerindra, Golkar, PAN dan PBB, maka peran Demokrat akan dinihilkan pula oleh Prabowo atau Golkar serta PAN."
Sebelumnya, Partai Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Baca: Sakit Hati Dikhianati Anies, Demokrat Buka Peluang Berkoalisi dengan PDIP
Buka peluang berkoalisi dengan PDIP
Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Alfian Mallarangeng menyebut dalam beberapa waktu ke depan pihaknya akan kembali membuka komunikasi dengan partai-partai lain.
"Karena dengan ini kami bebas untuk membuka komunikasi, tentu saja juga dengan partai lain yang tentu saja dalam konteks Pilpres 2024," kata Andi kepada awak media, Jumat, (1/9/2023), di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dikutip dari Tribun Bogor.
Dia juga mengatakan Demokrat tak menutup kemungkinan berkoalisi dengan PDIP. Terlebih lagi AHY dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani pernah melakukan pertemuan beberapa waktu lalu.
"Nanti tentunya ketum dan jajaran DPP, kalau dengan PDIP pernah bertemu dengan Mbak Puan, kemudian pasti sekjen sudah punya kontak dengan Sekjen PDIP. Silakan berkomunikasi ke depannya," kata Andi.
Baca: AHY Ditinggal Anies, Rocky Gerung Sebut Demokrat Bisa Gabung PDIP, Singgung Kepentingan Anti-Jokowi
Dilanda dilema
Menurut pengamat politik Rocky Gerung, Demokrat kini dilanda dilema, yakni apakah akan terus menjadi oposisi dengan narasi perubahannya atau berusaha untuk mencari kerja sama politik yang memungkinkan AHY menjadi cawapres.