Johnson & Johnson Indonesia Bersama ARSAWAKOI dan PDSJKI Gelar Simposium Praktisi Kesehatan Jiwa

Hingga saat ini kesehatan jiwa tetap menjadi salah satu tantangan terbesar di masyarakat dalam skala global.


zoom-inlihat foto
kesepian-ganggu-kesehatan-mental.jpg
SHUTTERSTOCK/evrymmnt via Kompas.com
Ilustrasi gangguan Kesehatan Mental


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Setiap orang berhak mendapatkan layanan kesehatan jiwa yang berkualitas dan perlunya upaya bersama berbagai pihak untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan jiwa.

Hingga saat ini kesehatan jiwa tetap menjadi salah satu tantangan terbesar di masyarakat dalam skala global.

Kurangnya akses untuk perawatan kesehatan jiwa dan stigma di masyarakat menjadi salah satu faktor yang memperparah kondisi kondisi kesehatan jiwa pasien di seluruh dunia. 

Kesehatan jiwa berdampak pada kesehatan fisik, sosial, dan ekonomi individu dan masyarakat di seluruh dunia.

Lebih dari tiga perempat orang yang menderita penyakit jiwa tinggal di negara  berpenghasilan rendah dan menengah dimana akses untuk perawatan kesehatan jiwa yang  berkualitas sangat terbatas. Bahkan lebih dari 75 persen orang dengan gangguan jiwa tidak  mendapatkan perawatan sama sekali. 

Selama lebih dari 60 tahun, Johnson & Johnson telah berdedikasi untuk meningkatkan tingkat kesembuhan penderita gangguan jiwa di seluruh dunia. Selama lebih dari setengah abad terakhir,  Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson telah menemukan, mengembangkan, dan meluncurkan banyak perawatan inovatif untuk kondisi yang memengaruhi otak dan sistem  saraf pusat.

Janssen juga memperluas akses ke perawatan kesehatan jiwa untuk populasi yang  paling rentan dan kurang terlayani di dunia, dimulai di Rwanda. Selain itu, Johnson & Johnson  mendukung program kesehatan mental yang menyediakan sumber daya untuk mendukung  petugas kesehatan garis depan di seluruh dunia. 

Melanjutkan komitmennya, Johnson & Johnson di Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI) menyelenggarakan simposium pada tanggal 16 Juli 2023 yang ditujukan khusus bagi para praktisi tenaga kesehatan  jiwa di Indonesia.

Dihadiri oleh sedikitnya 90 praktisi dan tenaga kesehatan jiwa profesional. Acara ini mengangkat tema ”Peningkatan Tata Kelola Administrasi Dalam Pengklaiman Obat BPJS  (Tarif Non-INA-CBGs5) Dalam Penanganan Pasien Jiwa Kronis”.  

Acara ini dibuka oleh Yee Pin Lim, Country Director of Johnson & Johnson pharmaceutical for  Indonesia & Malaysia, yang dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pengurus Pusat (PP)  Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Prof. dr. Andi  Jayalangkara Tanra, PhD, SpKJ serta Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan  Obat Indonesia (ARSAWAKOI), Dr. Desmiarti, SpKJ.  

Dalam sambutannya, Yee Pin Lim mengatakan, “Pendekatan kolaboratif diperlukan untuk  membantu dan mengedukasi para pasien, keluarganya maupun caregiver, dan lingkungan terkait  untuk memahami penyakit dan pelayanan bagi pasien gangguan jiwa, khususnya skizofrenia.  Sehingga mereka bisa mendapatkan obat generasi baru untuk mencapai kondisi pulih dan  memiliki kualitas hidup yang baik serta mengurangi stigma negatif. Dengan memungkinkan pasien  mengakses perawatan dan informasi tentang penyakit ini – bersama-sama kita dapat membantu  mereka mencapai kualitas hidup terbaik mereka.” 

Berdasarkan data WHO, skizoprenia berpengaruh terhadap 24 juta orang atau 1 dari 300 orang  (0,32 persen) di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, berdasarkan RISKESDAS 2018, terdapat  peningkatan kasus gangguan mental di Indonesia terhadap 7 per sejuta rumah tangga.

Prevalensi  jumlah rumah tangga yang memiliki anggota keluarga dengan skizoprenia/psikosis adalah sebesar 0.6 persen lebih banyak di wilayah rural dibandingkan urban. 

Banyak pasien dan penderita tidak memperoleh pengobatan yang tepat dan hidup dengan stigma,  yang merupakan pendorong yang kuat terhadap budaya ‘diam’ yang pada akhirnya mengurangi  kesempatan para penderita untuk dapat memperoleh pengobatan sehingga dapat menjalani  hidupnya secara normal. 

Sebagai bagian dari perusahaan perawatan kesehatan terbesar di dunia, Johnson & Johnson berkomitmen untuk mendukung masyarakat melalui program yang membina lingkungan yang  terus belajar bagi para tenaga medis profesional, dalam menyediakan perawatan kesehatan bagi  para pasien.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved