TRIBUNNEWSWIKI.COM - Musim dingin Dieng sudah tiba hingga fenomena embun upas atau bun upas atau embun es pun kembali menutupi dataran tinggi Dieng pada pagi ini, Kamis (27/7/2023).
Jika pada fenomena sebelumnya embun es muncul ketika suhu udara minus, pada kejadian Kamis (27/7/2023) pagi, suhu udara masih di atas 1 derajat celcius, seperti diberitakan Tribun Jogja.
Sontak saja tak sedikit yang penasaran dengan apa itu embun upas.
Lantas apa itu embun upas sebenarnya ?
Berikut Tribunnewswiki rangkum terkait apa itu embun upas dari berbagai sumber:
Belakangan ini di daerah Dieng, Jawa Tengah, muncul fenomena embun upas
Penduduk Dieng sering juga menyebut embun upas sebagai "embun racun".
Dikutip dari laman bmkg.go.id, fenomena embun upas ini terjadi ketika suhu menjadi sejuk, lantas turunlah embun-embun yang dingin lagi beku.
Embun inilah yang menyelimuti tanaman kentang. Embun ini dinamai "upas" karena memang efeknya membuat kentang mati.
Ada beberapa faktor yang berperan membentuk embun beku di Dieng yang didahului suhu dingin ekstrem.
Di antaranya gerak semu matahari, intrusi suhu dingin, dan laju penurunan suhu terhadap ketinggian.
Baca: Kompleks Candi Dieng
Baca: Kawasan Dieng Diselimuti Embun Es, BMKG: Suhu Belum Tentu Sampai -3,5 Derajat Celcius
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Herizal, mengatakan pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.
Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.
Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin, masih dikutip dari laman yang sama.
Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.
Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.
Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar.
Kondisi tersebut membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari.
Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari.
Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.
Hal yang menarik dalam rilis BMKG tersebut adalah adanya keterangan perawanan di langit yang cenderung bersih (clear sky), sehingga masyarakat bisa mencermati (niteni/titen) kondisi tersebut untuk bisa memahami kondisi cuaca yang dirasakan, bahkan dengan kondisi suhu yang lebih dingin dari biasanya bisa memprakirakan secara sederhana potensi terjadinya fenomena embun upas di dataran tinggi dieng.
Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin juga menyampaikan pengertian embun upas.
Embun upas merupakan fenomena yang terjadi karena suhu permukaan sekitar dataran tinggi cukup dingin untuk membentuk kristal-kristal es atau embun beku.
Embun upas, lanjutnya,terjadi karena kondisi meteorologis serta musim kemarau yang tengah berlangsung.
Embun upas tersebut dapat dilihat di rerumputan yang membeku.
Puncak kemarau, dapat membuat penyebab daerah di pegunungan mengalami kondisi udara kurang dari titik beku.
Hal tersebut dikarenakan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang ketimbang dataran rendah.
Karena molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang, pendinginan berlangsung dengan sangat cepat, terlebih jika saat cuaca cerah tidak tertutup awan ataupun hujan, sehingga uap air di udara pada malam hari mengalami kondensasi yang akan mengembut, menempel jatuh di tanah, daun, atau rumput.
Uap air di udara pada malam hari pun mengalami kondensasi dan aka mengembun.
Lalu, air embun tersebut akan cepat membeku, fenomena tersebut adalah relatif fluktuatif.
Waktu terbaik untuk menyaksikan embun upas dan apa saja yang harus dipersiapkan, dirangkum Kompas.com:
1. Waktu dan lokasi
Sebelum melihat embun upas, pastikan kamu sudah mengetahui waktu terbaik melihat fenomena tersebut. Selain itu, masyarakat hendaknya mengetahui lokasi melihat embun upas.
Kepala UPT Dieng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Sri Utami menuturkan, fenomena embun upas di Dieng dapat ditemukan di kompleks Candi Arjuna.
“Embun es atau salju hari ini turunnya di kompleks Candi Arjuna. Untuk saat ini sudah dua hari berturut-turut," kata Sri dikutip dari Kompas.com, Selasa (26/7/2022).
Sementara, waktu terbaik untuk melihat embun upas adalah pukul 05.30 WIB, atau pagi hari sebelum matahari terbit. Sebab, jika matahari terbit maka embun upas tersebut akan mencair.
“(Waktu terbaik melihat embun upas) adalah pagi hari pukul 05.30 WIB di kompleks Candi Arjuna,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2022).
Serupa, Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Hubungan Masyarakat Balai Besar TNBTS Syarif Hidayat mengatakan, waktu terbaik menyaksikan embun upas di Gunung Bromo adalah pukul 06.00-07.00 WIB.
“Bagi wisatawan yang ingin melihat, idealnya sekitar pukul 06.00 sampai 07.00 WIB, karena seiring ada matahari, embun es akan memuai," terang Syarif dikutip dari Kompas.com (26/7/2022).
2. Jaket tebal
Embun upas tentunya dibarengi dengan cuaca sangat dingin. Oleh sebab itu, Sri Utami menyarankan wisatawan memakai jaket tebal saat melihat embun upas.
Bukan tanpa alasan, saat fenomena embun upas berlangsung maka suhu udara di Dieng sangat dingin, bahkan mencapai minus satu derajat celcius.
“(Suhu udara di dataran tinggi Dieng) Pada 25 dan 26 Juli berturut-turut turun embun salju, kemarin (Selasa, 26 Juli 2022) suhunya minus satu derajat celcius,” katanya.
Serupa, suhu udara terendah di Gunung Bromo mencapai dua derajat celcius.
Karenanya, jaket tebal tersebut diharapkan mampu menghangatkan sekaligus melindungi tubuh dari cuaca ekstrem. Dengan demikian, wisatawan lebih nyaman saat melihat fenomena embun upas.
3. Barang yang wajib dibawa
Selain jaket tebal, ada sejumlah barang yang wajib dibawa oleh wisatawan saat melihat embun upas.
Sri Utami mencontohkan barang bawaan yang wajib dibawa meliputi sarung tangan, tutup kepala, syal, masker, obat-obatan, vitamin, dan sebagainya.
4. Makanan dan minuman hangat
Selain barang bawaan, Sri juga menyarankan wisatawan yang ingin melihat fenomena embun upas untuk membawa makanan dan minuman hangat.
Bekal hangat tersebut mampu membuat kondisi tubuh lebih saat berada di suhu yang sangat dingin. Jika tak sempat membawa makanan dan minuman hangat, maka wisatawan bisa membelinya di warung sekitar.
Makanan hangat seperti kentang goreng dan lain-lain tersedia di warung-warung yang ada di area candi. Minuman hangat juga tersedia di sana,” ujarnya.
Baca: Dieng Culture Festival
Baca: Digelar Awal Agustus, Simak Jadwal Lengkap dan Destinasi Wisata di Dieng Culture Festival 2019
5. Persiapan kamera
Mengutip Kompas.com (1/7/2022), tips tidak kalah penting sebelum melihat embun upas adalah mempersiapkan kamera. Tentunya, setiap wisatawan ingin mengabadikan fenomena alam yang unik tersebut.
Wisatawan bebas memilih kamera yang akan digunakan untuk memotret embun upas, baik kamera profesional maupun dari handphone. Namun, pastikan bahwa kamera tersebut berfungsi dengan baik sehingga kamu bisa mengabadikan momentum embun upas.
6. Pastikan kondisi tubuh fit
Terpisah, Syarif mengimbau wisatawan yang hendak melihat embun upas untuk memastikan bahwa kondisinya tubuhnya fit. Mengingat, cuaca di lokasi embun upas sangat dingin sehingga dibutuhkan stamina tubuh yang prima.
Ia juga mengimbau wisatawan untuk memastikan perbekalannya cukup. Sepakat dengan Sri Utami, ia juga menyarankan pengunjung membawa perlengkapan seperti baju hangat, jaket tebal, sarung tangan, dan obat-obatan.
7. Waspada api
Tips melihat embun upas selanjutnya adalah wisatawan harus berhati-hati jika membawa api atau puntung rokok. Syarif mewanti-wanti agar pengunjung tidak menyalakan api.
Sebab, meskipun suhu sangat dingin namun embun upas menyebabkan dedaunan dan tamanan bawah menjadi kering, bahkan mati.
"Waspada menggunakan api, puntung rokok, karena kondisinya (saat ini) untuk tanaman-tanaman yang ada di rumput dan savana itu sudah mulai kering. Itu harus diantisipasi," pesan Syarif dikutip dari Kompas.com (26/7/2022).
Ia juga menekankan agar wisatawan yang berkunjung tidak membuang sampah sembarangan
(TRIBUNNEWSWIKI/Ka)