TRIBUNNEWSWIKI.COM – Para simpatisan dan anggota Partai Republik rama-ramai membela mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kini menghadapi dakwaan.
Beberapa dari mereka menuding Partai Demokrat berupaya memenjarakan lawannya yang berasal dari Partai Republik.
“Hari ini adalah hari pemberontakan yang nyata,” kata Mark Levin, seorang penyiar radio yang dilaporkan sempat makan malam dengan Trump sebelum dakwaan itu diumumkan, melalui Twitter, dikutip dari The Guardian, (5/4/2023).
“Hal ini belum pernah terjadi di negara kita. Dan Partai Demokrat pada akhirnya berhasil menyeret bangsa ini ke dalam tirani.”
Sementara itu, Marjorie Taylor Greene, anggota dewan dari Georgia, menyamakan Trump dengan sejumlah sosok besar dalam sejarah.
Baca: Profil Donald Trump, Eks Presiden AS yang Didakwa 34 Dakwaan Sekaligus, Ada Kasus Suap Model Porno
“Trump kini bergabung dengan beberapa orang paling luar biasa dalam sejarah karena hari ini ditangkap,” kata dia kepada Right Side Broadcasting Network.
“Nelson Mandela ditangkap, menjalani hukuman di penjara. Yesus! Yesus ditangkap dan dibunuh oleh pemerintah Romawi.”
Greene mengaku akan terus mendukung Trump karena menurutnya Trump tidak melakukan hal yang salah.
Josh Hawley, anggota senat yang mewakili negara bagian Missouri, mengklaim kasus yang menjerat Trump saat ini adalah “serangan terhadap supremasi hukum”.
Baca: Donald Trump Mengaku Tidak Bersalah, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
“Kasus yang menjerat Trump ini tak ada urusannya dengan hukum. Kasus ini adalah serangan terhadap supremasi hukum. Kasus ini memiliki kaitan dengan kekuasaan, dan tekad Demokrat untuk mempertahankannya dengan cara apa pun,” kata Hawley menjelaskan.
Trump menerima 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis terkait dengan uang tutup mulut yang diberikannya kepada Stormy Daniels, seorang bintang film dewasa asal AS.
Daniels mengaku pertama kali bertemu dengan Trump tahun 2006 dan kemudian berhubungan badan dengan politikus kontroversial itu.
Skandal asmara Trump itu berpotensi menghalangi upaya Trump untuk menjadi orang nomor satu di AS. Demi mengamankan kampanyenya dalam Pilpres AS 2016, Trump dikabarkan menyuap Daniels agar tidak buka suara tentang skandal itu.
Pada tahun 2018 The Wall Street Journal melaporkan bahwa Daniels menerima uang tutup mulut sebesar $130.000 atau setara hampir Rp2 miliar. Uang itu sampai kepada Daniels melalui perantara Michael Cohen, pengacara pribadi Trump.
Baca: Geram, Trump Minta Jaksa Alvin Bragg Didakwa karena Bocorkan Isi Dakwaan
Trump mengklaim uang yang diberikannya kepada Cohen merupakan bayaran atas jasanya. Dia juga mengaku tidak tahu tentang transaksi antara Cohen dan Daniels.
Trump kini menjadi mantan Presiden AS pertama yang didakwa dalam kasus pidana. Dakwaan ini bisa menghambat upayanya untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden.
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Donald Trump di sini.