Lazada Seller Conference: Level Up 2022 Bekali UMKM Hadapi Festival Belanja 11.11 dan 12.12

Lazada Indonesia (Lazada) kembali menggelar Lazada Seller Conference sebagai program edukasi bagi para penjual di platform Lazada.


zoom-inlihat foto
Lazada-Seller-Conference-Level-Up-2022.jpg
Lazada
Lazada Seller Conference: Level Up 2022


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dalam upaya mendukung pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia, Lazada Indonesia (Lazada) kembali menggelar Lazada Seller Conference sebagai program edukasi bagi para penjual di platform Lazada.

Acara yang bertajuk Lazada Seller Conference: Level Up 2022 diselenggarakan pada tanggal 19 Oktober 2022 dan memaparkan kiat-kiat dalam memanfaatkan tren pasar serta menangkap peluang bisnis terbaru agar dapat meningkatkan bisnisnya di Lazada, terutama jelang festival belanja akhir tahun 11.11 dan 12.12 mendatang.

Sebagai salah satu pelopor Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), bagi Lazada, festival belanja akhir tahun menjadi momentum penting bagi penjual untuk mendapatkan cuan berlipat sehingga memerlukan persiapan yang maksimal. 

Acara Lazada Seller Conference: Level Up 2022 dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, Chief Commercial Officer Lazada Indonesia, James Chang, serta Executive Director Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo. 

Acara ini juga menghadirkan banyak pembicara baik dari internal Lazada maupun pembicara ahli eksternal lainnya, termasuk Retail Services Director GfK Market Intelligence, Elvinda Liung yang berbagi mengenai tren dan perilaku belanja online konsumen Indonesia.  

Seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku UMKM yang bertransformasi digital, kolaborasi antara pemerintah, industri, serta pemangku kepentingan lainnya hendaknya terus diperkuat untuk mendukung UMKM mencapai potensi optimalnya dalam ekonomi digital Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan dukungan pemerintah dalam transformasi digital UMKM Indonesia.

“Pemanfaatan ekonomi digital menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses bisnis UMKM. Adaptasi dalam proses transformasi digital menjadi kunci resiliensi pelaku koperasi dan UMKM. Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Rp4.531 triliun pada tahun 2030, dengan potensi yang besar itu kita harus bersama–sama menjaga agar UMKM kitalah yang dapat memanfaatkan potensi tersebut. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, pemerintah tengah mendorong 30 juta UMKM untuk onboarding ke dalam ekosistem digital pada tahun 2024,” ucapnya dalam sambutan pembuka acara Lazada Seller Conference: Level Up 2022. 

Farica Edgina Yosafat
Lazada Seller Conference: Level Up 2022 turut menghadirkan sesi Masterclass bagi penjual Lazada yang disampaikan oleh para LazStar Trainer seperti Farica Edgina Yosafat

Sebagaimana telah diangkat dalam Studi Lazada tahun 2020 yang bertajuk “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui Ecommerce”, eCommerce telah menjadi katalis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.

Hasil studi menemukan bahwa eCommerce memberikan dampak yang besar bagi UMKM Indonesia melalui beragam program dan insentif serta edukasi dan pemberdayaan komunitasnya untuk mendorong digitalisasi UMKM.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, per Juni 2022, sebanyak 19,5 juta UMKM telah bergabung dalam platform eCommerce.

Lazada pun terus berinovasi dalam menciptakan platform yang menarik dan bermanfaat bagi penjual ataupun pembeli, menawarkan berbagai program dan inisiatif agar UMKM yang telah melakukan digitalisasi dapat terus bertahan dan berdaya saing tinggi di dalam ekosistem ekonomi digital.  

SVP, Seller Operations, Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro menyampaikan dukungan Lazada untuk pengembangan UMKM sebagai #PahlawanEkonomiDigital. Kontribusi para #PahlawanEkonomiDigital ini semakin besar seiring dengan peningkatan jumlah UMKM yang bergabung ke platform eCommerce. Lazada sendiri terus mencatat peningkatan jumlah penjual yang aktif berjualan di platform Lazada

“Menariknya daerah dengan pertumbuhan jumlah penjual yang lebih cepat tidak lagi berasal dari Ibukota dan Ibukota Provinsi, melainkan dari Kota dan Kabupaten penyangganya. Misalnya saja, Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Barat mencatat pertumbuhan 2 kali lebih cepat dibandingkan pertumbuhan nasional, sedangkan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat mencatat pertumbuhan jumlah penjual yang bisa mencapai 3 kali lipat dibandingkan Kota Bandung yang disangganya. Hal ini menunjukkan komitmen kami untuk membuka akses kepada UMKM di manapun di Indonesia,” ujar Haikal.   

Haikal menambahkan, "Animo pelanggan untuk festival belanja online akhir tahun masih sangat besar, sehingga penting untuk para penjual mempersiapkan diri dengan baik. Gratis Ongkir masih menjadi alasan utama pelanggan berbelanja online, sehingga sebagai bagian dari komitmen kami memberi kepuasan berbelanja, kami mengajak para pelanggan untuk turut berpartisipasi dalam memberikan Gratis Ongkir. Promosi ini terbukti sangat ampuh karena berdasarkan data kami, penjual yang memberikan Gratis Ongkir bisa mendapatkan peningkatan jumlah pesanan hingga 100 persen. Selain itu, untuk mendorong pembelanjaan pelanggan saat festival belanja, kami juga melakukan pembaruan fitur, salah satunya fitur Flash Sale yang kini bernama LazFlash. Melalui fitur ini, penjual bisa merasakan peningkatan jumlah unit produk yang terjual hingga 7 kali lipat  dibanding hari biasa.” 

Acara Lazada Seller Conference: Level Up 2022 turut menyampaikan paparan dari GfK Market Intelligence, pemimpin global dalam data dan analitik, mengenai tren dan perilaku belanja online masyarakat Indonesia yang bisa menjadi referensi untuk para penjual di platform Lazada untuk bersiap menghadapi tantangan dan mengambil peluang di pasar.

Dari hasil survei yang dilakukan GfK Market Intelligence, Retail Services Director GfK Market Intelligence, Elvinda Liung mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tampaknya masih berhati-hati dalam berbelanja, karena masih adanya kekhawatiran pandemi serta inflasi.

“Perilaku ini sejalan dengan temuan kami, di mana kami 61 persen masyarakat menunggu adanya promosi atau sale sebelum melakukan pembelian. Mereka bahkan merencanakan pembelanjaan 4-5 minggu sebelumnya dan secara aktif menjadi promo-hunter yang mencari promo  atau diskon,” jelas Elvinda.  

“Kami juga menemukan konsep livestreaming yang menawarkan dan menjual produk secara langsung di platform eCommerce sebagai cara baru untuk menarik perhatian calon konsumen. Selain itu, dengan mulai berakhirnya pandemi, hybrid-shopping yang menggabungkan belanja secara offline dan online menjadi pilihan konsumen. Di ranah online sendiri, mayoritas konsumen berbelanja produk fesyen, kosmetik, dan kebutuhan pribadi," sambung Elvinda. 

Lazada Seller Conference telah digelar secara rutin sejak 2019 untuk memberi kesempatan bagi penjual UMKM di ekosistem Lazada untuk bertemu dan berdiskusi dengan ahli-ahli di dalam ekosistem ekonomi digital.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved