TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kepala Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Michelle Bachelet, mencela "perang tak berguna" yang dilakukan Rusia di Ukraina.
Bachelet mengatakan invasi di Ukraina menyebabkan warga sipil mengalami penderitaan "yang tak tertahankan".
"Kita memasuki bulan-kelima konflik ini, korban konflik di Ukraina terus meningkat," kata Bachelet di depan Dewan HAM PBB, dikutip dari The Guardian.
"Atas nama setiap korban dari perang tak berguna ini, pembunuhan, penyiksaan, dan penahanan sewenang-wenang harus dihentikan."
Pada momen itu Bachelet juga menyajikan laporan tentang situasi HAM di Ukraina sejak invasi dimulai tanggal 24 Februari lalu.
"Banyaknya jumlah korban sipil dan tingkat kerusakan infrastruktur sipil terus memunculkan keprihatinan besar bahwa serangan yang dilakukan pasukan Rusia tidak sesuai dengan undang-undang kemanusiaan internasional," kata dia melaporkan.
"Sementara itu, pada skala yang lebih kecil, sepertinya pasukan Ukraina di wilayah timur negara ini juga tidak sepenuhnya mematuhi undang-undang kemanusiaan internasional."
Baca: Serangan Rusia Meningkat, Warga Ukraina di Donetsk Diminta Pergi Selamatkan Diri
Jumlah korban sipil
Mengutip laman OHCHR PBB, tercatat sudah ada 4.889 warga sipil yang tewas di Ukraina per 4 Juli 2022.
Sementara itu, korban luka mencapai 6.263. Total korban tewas dan luka mencapai 11.152.
Menurut PBB, dari seluruh korban tewas, sebanyak 41 di antaranya masih anak-anak.
Kemudian ada sebanyak 137 remaja perempuan dan 157 remaja laki-laki.
Baca: Rusia Sudah Kuasai Provinsi Luhansk, Putin Minta Pasukannya Beristirahat
Di wilayah Donetsk dan Luhansk yang kini menjadi fokus serangan Rusia, terdapat 6.252 korban sipil.
Rinciannya adalah 2,844 korban tewas dan 3.408 korban luka.
Sementara itu, di wilayah yang diduki pasukan Rusia dan afiliasinya, terdapat 1.010 korban yang terdiri atas 201 korban tewas dan 809 korban luka.
Warga sipil diminta mengevakuasi diri
Setelah berhasil menguasai Provinsi Luhansk, Rusia kini mulai meningkatkan serangan ke Provinsi Donetsk.
Oleh karena itu Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko meminta warga sipil yang masih berada di Donetsk segera pergi menyelamatkan diri.
Baca: PBB: Hampir 2/3 dari Seluruh Anak di Ukraina Telantar dan Tinggalkan Rumah
Selain itu, kata dia, jika warga telah dievakuasi, tentara Ukraina akan lebih mudah membendung gerak maju pasukan Rusia.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 350.000 warga sipil yang masih bertahan di Donetsk.
"Nasib negara ini akan diputuskan oleh Provinsi Donetsk," kata Kyrylenko kepada wartawan, dikutip dari The Guardian.
"Setelah ada lebih sedikit warga, kita bisa lebih berkonsentrasi terhadap musuh kita dan menjalankan tugas utama kita," kata dia menjelaskan.
Baca: Putin Bantah Pasukan Rusia Serang Mal di Ukraina dengan Rudal
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini