TRIBUNNEWSWIKI.COM - Nama Tito Karnavian yang dikenal sebagai Menteri Dalam Negeri ( Mendagri) ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menempati posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi AD Interim yang kosong.
Tito Karnavian ditunjuk untuk menduduki jabatan Almarhum Tjahjo Kumolo yang meninggal pada Jumat, 1 Juli 2022 lalu.
Penunjukkan ini tertuang dalam surat bernomor B-596/M/D-3/AN.00.03/07/2022 yang ditandatangani oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno tertanggal 4 Juli 2022.
Sebagai informasi, Tito menjabat sebagai Menteri PANRB AD Interim mulai 4-15 Juli 2022.
Penunjukkan Tito sebagai Menpan-RB ad interim berlaku sejak surat tersebut ditandatangani.
“Berkenaan dengan wafatnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dengan hormat kami beritahukan Bapak Presiden berkenan menunjuk Menteri Dalam Negeri sebagai Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Ad Interim dari tanggaL 4 sampai dengan 15 Juli 2022," tulis surat tersebut.
Simak berikut ulasan berikut ini tentang siapa sebenarnya sosok Tito Karnavian:
Perlu diketahui, Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D merupakan seorang perwira tinggi Polri yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pria asal Palembang ini lahir pada 26 Oktober 1964.
Ayahnya bernama H Achmad Saleh dan ibunya bernama Hj Kardiah.
Semasa kecil Tito Karnavian mengenyam pendidikan di kampung halamannya di Sumatera Utara.
Baca: Daftar 4 Kader PDI-P yang Berpotensi Duduki Posisi Menpan RB, Ada Ahok hingga Ganjar
Baca: Sosok Tjahjo Kumolo, Mantan Sekjen PDI-P yang Meninggal saat Menjabat Menpan RB
Tito Karnavian bersekolah di SD Xaverius 4 Palembang, kemudian ia melanjutkan sekolahnya di SMP Xaverius 2 Palembang.
Pada Sekolah Menengah Atas, Tito Karnavian melanjutkan pendidikan di SMA 2 Palembang.
Tito Karnavian merupakan anak kedua dari enam bersaudara.
Tito Karnavian menikah dengan Tri Suswati pada tahun 1991 dan dikaruniai tiga orang anak.
Keduanya sudah berpacaran sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Ayah Tito Karnavian pernah menjadi wartawan Radio Republik Indonesia (RRI), sedangkan ibunya berprofesi sebagai bidan.
Sejak kecil, Tito Karnavian dikenal sebagai anak yang berprestasi dan pintar.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Tito Karnavian harus memilih tiga perguruan tinggi yaitu Universitas Sriwijaya, Palembang, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Nasional (STAN) Jakarta.
Akan tetapi, Tito Karnavian lebih memilih untuk melanjutkan studinya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Tito Karnavian juga menyelesaikan pendidikan pada tahun 1998 di Massey University Auckland Selandia Baru dalam bidang Strategic Studies.
Dan pada tahun 2008 mengikuti pendidikan di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura dalam bidang Strategic Studies sebagai kandidat PhD.
Tito Karnavian menyelesaikan studi dengan nilai memuaskan pada tahun 2013.
Pada saat Tito Karnavian lulus AKABRI pada tahun 1987, ia bertugas sebagai Perwira Samapta Polres Jakarta Pusat.
Hingga tahun 1991, Tito naik pangkat menjadi kanit reserse Polres Metro Jakarta Pusat.
Nama Tito Karnavian semakin dikenal ketika berhasil menangkap Tomy Soeharto, seorang dalang pembunuhan Hakim Agung Safiudin pada tahun 2001.
Karier Tito Karnavian berlanjut ketika ditugaskan di Densus 88 Anti Teror Polda Metro Jaya pada tahun 2004.
Tito Karnavian memimpin 75 personil dan berhasil menangkap teroris di Indonesia.
Baca: Politisi PDI-P Ungkap Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia Akibat Komplikasi Organ Dalam
Baca: Mendagri Tito Karnavian Keluarkan Aturan Terbaru: Nama di E-KTP Maksimal 60 Karakter
Atas hal tersebut, Tito Karnavian mendapatkan kenaikan pangkat dari AKBP menjadi Komisari Besar Polisi (Kombes).
Pada tahun 2012, Tito menjadi Kapolda Papua selama dua tahun.
Hingga pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo menunjuk Tito Karnivan sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Tito Karnavian resmi dilantik sebagai Kapolri pada tanggal 13 Juli 2016.
Perwira Samapta Polres Metro Jakarta Pusat (1987)
Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat (1987–1991)
Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat (1991–1992)
Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat
Sespri Kapolda Metro Jaya (1996)
Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat (1996–1997)
Sespri Kapolri (1997–1999)
Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000)
Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002)
Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulawesi Selatan (2002)
Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002 – 2003)
Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003 – 2005)
Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004 – 2005)
Kapolres Serang Polda Banten (2005)
Kasubden Bantuan Densus 88 Anti Teror Polri (2005)
Kasubden Penindak Densus 88 Anti Teror Polri (2006)
Kasubden Intelijen Densus 88 Anti Teror Polri (2006 – 2009)
Kadensus 88 Anti Teror Polri (2009-2010)
Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (2011-21 Sept 2012)
Kapolda Papua (21 Sept 2012-16 Juli 2014)
Asrena Polri (16 Juli 2014-12 Juni 2015)
Kapolda Metro Jaya (12 Juni 2015-16 Maret 2016)
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016 - Kapolri, Juni 2016)
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka)