TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ukraina diperkirakan memerlukan dana $750 miliar guna membangun kembali negaranya yang porak-poranda akibat invasi Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan upaya bersama diperlukan untuk memulihkan negara bekas Uni Soviet itu.
Upaya tersebut, kata Zelenskiy, dilakukan oleh seluruh negara demokratis di dunia ini.
"Pembangunan kembali Ukraina bukanlah proyek lokal, bukanlah proyek satu bangsa, tetapi tugas bersama seluruh dunia yang demokratis, semua negara, semua negara yang bisa berkata bahwa mereka beradab," kata Zelenskiy dalam pesan video, dikutip dari USA Today.
"Memulihkan Ukraina berarti memulihkan prinsip hidup, memulihkan ruang hidup, memulihnya segalanya yang membuat manusia menjadi manusia."
Hal itu disampaikan Zelenskiy pada Konferensi Pemulihan Ukraina di Lugano, Swiss.
Baca: Para Pemimpin Dunia Desak Aset Rusia Disita & Digunakan untuk Bantu Ukraina
Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal yang hadir langsung dalam konferensi itu menyatakan negaranya butuh $750 miliar agar bisa pulih.
Dia juga menyajikan rencana pemulihan jangka pendek dan panjang.
Shmyhal menyebut sumber dana seharusnya berasal dari "aset Rusia dan elite oligarki Rusia yang disita".
Kata dia, nilai aset tersebut mencapai $300 juta hingga $500 juta
Aset Rusia diminta disita
Beberapa waktu lalu sejumlah pemimpin dunia juga sempat meminta aset senilai $300 miliar milik bank sentral Rusia disita dan digunakan untuk membangun kembali Ukraina.
Dengan demikian, menurut mereka, Rusia bisa "bertanggung jawab atas tindakannya dan membayar kerusakan yang disebabkannya".
Baca: Tak Tinggal Diam, Kanada Bakal Gunakan Aset Rusia yang Disita untuk Bantu Korban Perang di Ukraina
Dikutip dari The New York Times, desakan itu mendapat banyak dukungan di Eropa, tetapi kurang disukai oleh AS.
Menurut pejabat AS, tindakan menyita aset tersebut bisa jadi merupakan tindakan ilegal dan membuat negara-negara lain tidak lagi mengandalkan AS sebagai tempat investasi.
Wacana penyitaan aset Rusia juga menjadi topik utama dalam rapat yang digelar negara-negara Group of 7 atau G-7.
Wacana tersebut dilaporkan mendapat dukungan dari warga Jerman dan Kanada.
Kendati demikian, AS yang mendukung sanksi besar-besaran terhadap Rusia justru berhati-hati dalam menanggapi usulan ini.
Di dalam pemerintahan Joe Biden, terdapat perdebatan apakan AS harus ikut atau tidak dalam penyitaan ini.
Dilaporkan hanya ada sedikit aset Rusia yang disimpan di AS. Mayoritas aset disimpan di Eropa, termasuk di Bank for International Settlement di Swiss.
Baca: AS Umumkan Bantuan Militer Baru untuk Ukraina Senilai $820 Juta
Sementara itu, Rusia sendiri berharap aset senilai $600 miliar di bank sentral bisa membantu ekonomi negara itu dalam menghadapi hujan sanksi.
Namun, Rusia membuat kesalahan dengan menyimpan setengah dari aset itu di luar negeri.
Para pejabat Rusia terkejut karena aset itu kini dibekukan dengan sangat cepat.
Padahal, ketika Rusia menganeksasi Krimea tahun 2014 lalu, butuh setahun agar aset bisa dibekukan.
Aset Rusia telah dibekukan sejak tiga bulan lalu sehingga membuat Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa menggunakannya untuk membiayai perang di Ukraina.
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini