TRIBUNNEWSWIKI.COM - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman menegaskan, partainya tidak membenarkan aksi kadernya di DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), Edy Mamat, yang kedapatan memukul wasit di pertandingan sepak bola antar kampung (tarkam).
Aksi Edy Mamat tersebut terjadi saat bermain bola ini viral di media sosial.
"Apapun alasannya, tidak dibenarkan melakukan pemukulan kepada siapapun," ujar Habiburokhman saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Senin (13/6/2022).
Habiburokhman mengatakan, seharusnya Edy Mamat menunjukkan sifat sportivitas, bukan malah memukul wasit.
Edy Mamat dipanggil oleh Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra hari ini untuk dimintai klarifikasi.
Jika Edy Mamat terbukti melakukan pemukulan, maka Edy akan disanksi Gerindra.
"Kader Gerindra, apalagi yang menduduki jabatan publik, harus benar-benar menjaga sikap," tuturnya.
Edy Mamat diduga memukul wasit saat bertanding dalam pertandingan tarkam, yakni Turnamen Pakujaya Cup 7, di Stadion Mini Paku Jaya, Tangerang Selatan, Banten.
Video pemukulan yang diduga dilakukan Edy kemudian viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, Edy terlihat memukul wasit karena memprotes keputusan yang memberikannya kartu merah.
Edy mengaku bahwa ia hanya memprotes keputusan wasit dan tidak berniat melukai dan memukul wasit tersebut.
"Dalam pertandingan itu, tim kami berjuang untuk menang. Saya juga kerap dilanggar tapi tak dianggap pelanggaran," kata Edy dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (12/6/2022).
"Saya protes, diberi kartu kuning. Saya masih protes, wasit mungkin spontan karena tensi pertandingan, jadi saya diberi kartu merah. Saat itu saya ingin menghentikan keputusan wasit. Saya bukan mau memukul tapi mau stop keputusan wasit," sambungnya.
Baca: Pilpres 2024, Gerindra Targetkan Prabowo Jadi Presiden : Kader Tidak Loyal Bantu, Siap-siap Diganti
Baca: Eks Ketua DPC Blora Gugat Prabowo Rp 501 Miliar, Gerindra : Santai, Kami Tak Pernah Kalah
Saat pertandingan usai, Edy mengatakan tak ada dendam pribadi maupun niat untuk protes berlebihan.
"Jujur, saya juga tidak membawa-bawa nama dewan ke dalam pertandingan. Di lapangan bola, saya masyarakat biasa. Saya membawa nama tim saya, bukan nama partai atau instansi. Itu murni antara saya sebagai pemain dan juga wasit," katanya.
"Tidak ada hubungannya dengan status saya di luar lapangan bola, dan juga status wasit di luar lapangan bola. Ini murni hubungan saya sebagai pemain dan wasit. Tidak ada dibawa-bawa ke luar lapangan," tutur dia.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)