TRIBUNNEWSWIKI.COM - Anggota DPR Ukraina, Oleksiy Goncharenko, meminta negara-negara Eropa menghentikan hubungan bisnis dengan Rusia.
Ucapan itu keluar setelah Goncharenko mengunjungi Kota Bucha di Ukraina.
Sebelumnya, di kota itu dilaporkan ada ratusan jenazah warga sipil yang diduga menjadi korban kejahatan perang pasukan Rusia.
"Di setiap barel minyak, ada darah rakyat Ukraina," kata Goncharenko dikutip dari Euronews, (7/4/2022).
Dia mengatakan melihat 50 jenazah warga sipil di kota itu, bahkan ada yang masih anak-anak.
"Saya khawatir yang terjadi di Mariupol justru lebih buruk," kata dia menambahkan.
"Karena di sana jumlah korban akan mencapai ribuan, sungguh mengerikan."
Belakangan ini dunia dikejutkan dengan gambar-gambar yang memperlihatkan jenazah warga sipil tergeletak di jalan-jalan di Bucha.
Baca: Rusia Dituding Gunakan Krematorium Berjalan untuk Tutupi Kekejamannya di Ukraina
Gambar itu muncul setelah puluhan ribu tentara Rusia telah mundur dari wilayah di sekitar Kiev dan Chernihiv.
Namun, Rusia membantah bahwa pasukannya melakukan kejahatan perang di Bucha
Menanggapi hal itu, Uni Eropa berencana menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan akan ada pelarangan impor minyak dari Rusia.
Kendati demikian, dia tidak membicarakan larangan impor gas alam karena masih menjadi perdebatan bagi Uni Eropa.
Sementara itu, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan aturan baru tentang minyak dan gas diperlukan, cepat atau lamat.
Zelenskiy minta Putin diadili
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mendesak para pemimpin Rusia diadili atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
Desakan itu disampaikannya pada sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Selasa, (5/4/2022).
Baca: Presiden Ukraina Samakan Perilaku Brutal Tentara Rusia dengan Teroris ISIS
Menurut Zelenskiy, pengadilan terhadap para penjahat perang, seperti pengadilan Nuremberg pasca-Perang Dunia II, harus digelar.
Sebelumnya, Zelenskiy sempat mengunjungi Bucha yang dalam beberapa hari disorot media.
Dia mengungkapkan sejumlah dugaan kekejaman yang dilakukan pasukan Rusia.