TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dibohongi oleh para penasihatnya.
Putin diduga diberi informasi keliru tentang kondisi militernya yang memprihatinkan di Ukraina.
Menurut pejabat itu, penasihat Putin terpaksa melakukannya karena takut menceritakan hal sebenarnya kepada Putin.
Berdasarkan hasil temuan intelijen AS, kini diduga ada ketegangan antara Putin dan para pejabat militer Rusia.
AS percaya bahwa Putin tidak hanya hanya dibohongi tentang kinerja militernya yang buruk, tetapi juga tentang ekonominya yang lumpuh akibat sanksi.
Sayangnya, menurut AS, para penasihat senior terlalu takut untuk menceritakan yang sebenarnya.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden belum bersedia buka suara tentang temuan intelijen AS.
Namun, pemerintahan Biden berharap temuan tersebut bisa membantu membuat Putin mempertimbangkan kembali keputusannya.
Baca: Intel Inggris: Tentara Rusia di Ukraina Membangkang & Sengaja Tembak Pesawatnya Sendiri
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken turut mengomentari hasil temuan itu.
"Salahs satu kelemahan sistem autokrasi adalah Anda tidak punya orang-orang di dalam sistem itu yang berbicara yang sebenarnya kepada penguasa atau kemampuan untuk berbicara yang sebenarnya kepada penguasa," kata Blinken dikutip dari Associated Press.
"Saya pikir itulah yang sedang kita lihat di Rusia," kata dia kepada wartawan ketika singgah di Aljazair pada hari Rabu.
Sementara itu, Direktur Komunikasi Gedung Putin Kate Bedingfield mengatakan invasi Rusia ke Ukraina adalah blunder dari Rusia
Presiden Biden mengatakan AS kembali memberikan tambahan bantuan senilai $500 kepada Ukraina.
Tentara Rusia membangkang
Tentara Rusia di Ukraina dilaporkan mengalami demoralisasi yang sangat parah.
Intelijen Inggris mengatakan tentara Rusia membangkang perintah atasan dan menyabotase peralatannya sendiri.
Baca: Rusia Tembakkan Roket ke Gedung Pemerintahan di Mykolaiv Ukraina, 12 Orang Tewas dan 33 Luka-luka
Bahkan, tentara Rusia dilaporkan nekat menembak jatuh pesawatnya sendiri.
Kepala Badan Intelijen Inggris (GCHQ) Jeremy Fleming mengungkapkan hal itu dalam pidatonya di Canberra, Australia.
Menurutnya, Putin telah salah memperhitungkan invasinya ke Ukraina.
"Sudah jelas bahwa dia salah menilai perlawanan yang dilakukan warga Ukraina," kata Fleming dikutip dari Associated Press, Kamis, (31/3/2022).
"Dia meremehkan kekuatan koaliasi, tindakannya akan memunculkan reaksi.
Menurut Fleming, Putin memandang remeh sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia.
Baca: Bandingkan Masalah Timur Tengah dengan Ukraina, Warga Timur Tengah Anggap Negara Barat Munafik
Tak hanya itu, Putin dianggap terlalu percaya diri bahwa militernya bisa memperoleh kemenangan dengan cepat.
"Kami telah melihat tentara Rusia, kekurangan persenjataan dan moral, menolak menjalankan perintah, menyabotase perlengkapan mereka sendiri, bahkan dengan sengaja menembak jatuh pesawat mereka," kata dia.
Fleming memperingatkan bahwa Rusia kini mencari target serangan siber. Rusia juga mempekerjakan tentara bayaran untuk membantu gerak maju militernya di Ukraina yang mandek.
Baca: Muncul Tak Terduga, Roman Abramovich Hadiri Perundingan Ukraina-Rusia di Turki
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini