Invasi Rusia Berlanjut, Joe Biden: Putin Tidak Paham Apa yang Bakal Terjadi

Presiden AS Joe Biden mengatakan Vladimir Putin akan membayar mahal atas invasinya ke Ukraina.


zoom-inlihat foto
Joe-Biden-Putin.jpg
MARTIAL TREZZINI / POOL / AFP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menaiki pesawat Air Force One Boeing 747 setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Bandara Cointrin, Jenewa, Swiss, Rabu, 16 Juni 2021.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang konsekuensi invasi Rusia ke Ukraina.

Pasukan Rusia kini dilaporkan bersiap menuju Kyiv. Hingga saat ini sudah ada ratusan ribu warga Ukraina yang lari menyelamatkan diri sejak Putin memerintahkan invasi besar.

Namun, hingga kini Rusia masih belum berhasil merebut satu pun kota besar di Ukraina.

Para pakar dari Barat mengatakan saat ini Rusia tampaknya memutuskan menggunakan strategi yang mengharuskan adanya serangan besar-besaran ke suatu wilayah sebelum memasuki wilayah tersebut.

Dilansir dari Reuters, (2/3/2022), Biden mengatakan Putin "tidak paham apa yang bakal terjadi".

"Meski dia mungkin mendapat kemajuan di medan perang, pada akhirnya dia akan terus membayar harga tinggi," kata Biden dalam pidatonya yang disampaikan kepada DPR AS.

Ketika Biden menyampaikan hal ini, para anggota DPR terlihat berdiri dan bertepuk tangan dan melambaikan bendera Ukraina.

Baca: Perusahaan AS Ramai-Ramai Jatuhkan Sanksi kepada Rusia, dari Apple hingga Google

Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Hungaria di Kremlin, 1 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Hungaria di Kremlin, 1 Februari 2022. (YURI KOCHETKOV / POOL / AFP)

Sementara itu, seorang Kementerian Pertahanan AS pada hari Selasa mengatakan pasuka Rusia yang bergerak menuju Kyiv kini menghadapi masalah logistik.

Kata dia, pasukan Rusia mengalami kekurangan makanan dan bahan bakar. Bahkan, beberapa satuan tempur dilaporkan tidak lagi bersemangat.

Meski demikian, tidak jelas apakah konvoi pasukan Rusia terhenti karena masalah ini. Namun, pasukan tersebut terlihat tidak banyak mendapat kemajuan.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzkiy mendesak Rusia untuk berhenti membombardir warga sipil, dan melanjutkan pembicaraan.

"Setidaknya harus berhenti mengebom warga sipil, hentikan saja pengeboman itu dan kemudian duduk di meja perundingan," kata dia kepada Reuters.

Majelis Umum PBB pada hari Rabu ini dilaporkan akan menegur tindakan invasi Rusia.

Baca: Setelah Serbu Jemaah Palestina Secara Brutral, Israel Kini Kecam Invasi Rusia di Ukraina

PBB mendesak negara yang dipimpin Putin itu berhenti menyerang dan menarik mundur pasukannya.

Sehari sebelumnya, hampir seluruh anggota Majelis Umum PBB telah menandatangi draft resolusi PBB.

Draft tersebut berisi penyataan yang menyesalkan agresi Rusia ke Ukraina.

Sanksi dari perusahaan AS

Sejumlah perusahaan besar asal AS mengecam tindakan Rusia di Ukraina dan memberikan sanksi kepada negara itu.

Perusahaan tersebut di antaranya Apple, Google, Ford, Harley Davidson, dan Exxon Mobil.

Pada hari Selasa lalu, (1/3/2022), Apple mengatakan telah menghentikan penjualan iPhone dan produk lainnya di Rusia.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved