Kondisi Pilu Orangtua Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren di Bandung

Nasib nahas menimpa 12 santriwati di Bandung, Jawa Barat, lantaran menjadi korban rudapaksa seorang guru di pesantren tersebut.


zoom-inlihat foto
Ilustrasi-Rudapaksa-4.jpg
Shutterstock
Ilustrasi Rudapaksa


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang guru pesantren di Bandung tega melakukan rudapaksa terhadap 12 santriwatinya.

Lantaran peristiwa tragis itu, orang tua santriwati korban rudapaksa merasa sangat kecewa bahkan marah terhadap aksi bejat si pelaku.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut, Diah Kurniasari Gunawan, mengungkapkan bahwa orangtua korban sangat kecewa, marah, serta segala perasaan berkecamuk di hari mereka.

Dari 12 korban tersebut, 11 di antaranya berasal dari Garut, Jawa Barat.

Bahkan mereka masih ada pertalian saudara serta bertetangga.

Diah menyaksikan langsung betapa pilunya momen pertemuan orangtua dengan anak-anaknya.

Tampang Herry Wirawan, guru pesantren di Bandung yang memerkosa 12 santriwatinya hingga melahirkan 8 bayi.
Tampang Herry Wirawan, guru pesantren di Bandung yang memerkosa 12 santriwatinya hingga melahirkan 8 bayi. (Istimewa via Tribun Jabar)

Baca: Sebanyak 12 Santriwati Jadi Korban Rudapaksa Guru Pesantren di Bandung, Hingga Ada yang Hamil

Selama ini, para orangtua tersebut menganggap anak-anaknya sedang menuntut ilmu di pesantren, namun nasib tragis justru menimpa mereka.

"Rasanya bagi mereka mungkin dunia ini kiamat, ada seorang bapak yang disodorkan anak usia 4 bulan oleh anaknya, enggak, semuanya nangis," kenang Diah, seperti dilansir oleh Kompas.com.

Kejadian pilu itu terjadi saat Diah mengawal pertemuan para orangtua dengan anak-anaknya di kantor P2TP2A Bandung, usai dibawa keluar dari lingkungan pondok pesantren oleh penyidik Polda Jabar.

Tak hanya itu, kondisi yang sama juga terjadi di kantor P2TP2A Garut saat orangtua yang tidak tahu anaknya menjadi korban rudapaksa guru ngajinya.

Diah juga mengungkapkan, para orangtua tersebut sulit menerima kenyataan bahwa sang anak menjadi korban rudapaksa.

Bahkan, mereka bingung membayangkan masa depan anak-anaknya serta memikirkan lingkungan tempat tinggal yang dikhawatirkan tidak bisa menerima.

"Di kecamatan ini (lingkungan rumah korban), saya sampai datang beberapa kali nengok yang lahiran, ngurus sekolahnya, ketemu tokoh masyarakatnya," jelas Diah.

ILUSTRASI - Rudapaksa
ILUSTRASI - Rudapaksa (ibntiimes.co.in)

Baca: Pergoki Pasangan Remaja Berbuat Mesum, Kakek di Sumbawa Malah Minta Imbalan, Ikut Rudapaksa Korban

Kasus tragis itu, sangat menguras emosi semua pihak, terlebih kondisi psikologis para korban.

"Sama, kita semua juga marah pada pelaku setelah tahu ceritanya dari anak-anak, sangat keterlaluan, kita paham bagaimana marah dan kecewanya orangtua mereka," bebernya.

Di sisi lain, P2TP2A menawarkan sejumlah solusi kepada korban serta orangtuanya terkait posisi anak yang dilahirkan dari perbuatan cabul seorang guru pesantren itu.

Jika orangtua korban tidak mau mengurus bayi tersebut, P2TP2A siap menerima serta merawatnya.

Hal itu dilakukan Diah lantaran orangtua korban bukan tergolong orang-orang yang tergolong mampu.

Kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang kecil, petani, serta buruh harian lepas.

"Alhamdulillah, yang rasanya mereka (awalnya) tidak terima, namanya juga bayi, cucu darah daging mereka, akhirnya mereka rawat, walau saya menawarkan kalau ada yang tidak sanggup, saya siap membantu," sambungnya.

Dari belasan korban rudapaksa itu, ada seorang korban yang telah memiliki dua anak.

Anak pertama berusia 2,5 tahun dan anak kedua baru berumur beberapa bulan.

Orangtua dari korban itu pun mau merawatnya kendati masih tidak percaya akan kejadian nahas yang menimpa putrinya.

"Saya nengok ke sana (rumahnya), menawarkan (bantuan) kalau enggak sanggup merawat, ternyata mereka tidak ingin dipisahkan anaknya, dua-duanya perempuan," katanya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)

Baca lengkap soal Gunung Semeru di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved