Siti Ruhaini Dzuhayatin

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Siti Ruhaini Dzuhayatin adalah tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden RI periode 2020-2024.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Staff Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan Internasional Masa Tugas 2018-2019.

Ia lahir 17 Mei 1963 dengan latar belakang keluarga Muhammadiyah.

Ruhaini mengawali pendidikan di Pondok Pesantren Pabelan Magelang, Jawa Tengah.

Setelah dari Magelang, ia melanjutkan studi S1 di Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ia lulus dari UIN Sunan Kalijaga pada tahun 1988.

Ruhaini melanjutkan studi S2 di Monash University, Melbourne, Australia di bidang Sosiologi.

Ia mendapatkan gelar master dari Monash pada tahun 1993.

Setelah itu, ia mengambil gelar doktor di bidang sosiologi di Universitas Gadjah Mada.

Ia berhasil menyelesaikan studi doktor pada tahun 2011.

Sebelum bertugas sebagai Staf Khusus Presiden, Siti Ruhaini Dzuhayatin menjadi anggota Coalition Against Trafficking in Women (CATW) South East Asia Region, di Manila tahun 1995-2005.

Pada saat yang sama, ia juga menjadi konsultan pada Hak Asasi Perempuan, Pusat Studi Hak Asasi Manusia, Universitas Islam Indonesia.

Sejak tahun 2000, ia menjadi kepala Divisi Wanita dan Keluarga Majelis Tarjih PP Muhammadiyah hingga tahun 2005.

Pada tahun 2004, ia menjabat sebabgai dewan direksi dan pendiri Komunitas Demokrasi Indonesia hingga tahun 2018.

Ia menjadi anggota divisi Peningkatan Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah tahun 2010-2015.

Ia juga aktif di Asian Muslim Action Network (AMAN) sejak tahun 2017 hingga tahun 2020.

Selain menjalani berbagai aktivitas sebagai aktivis isu-isu perempuan, ia juga menjadi dosen senior di UIN Sunan Kalijaga.

Ia juga menjadi Direktur Kalijaga Institute for Justice (KIJ) di kampus tersebut.

Pada tahun 2018, ia menjadi Staf Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan Internasional masa tugas 2018-2019.

Selanjutnya, ia diangkat menjadi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indoneia masa tugas 2020-2024.

Di dunia internasional, Siti Ruhaini Dzuhayatin juga merupakan komisioner pada Independent Permanent Human High Commission of Organization of Islamic Cooperation (IPHRC-OIC).

IPHRC-OIC adalah Komisi Hak Asasi Manusia, Organisasi Kerjasama Islam yang membawahi 57 anggota.

Ia terpilih sebagai Ketua Komisi ini pada tahun 2012-2014 dan terpilih kembali sebagai komisioner pada komisi yang sama pada periode berikutnya pada tahun 2014-2016. (1)

Beberapa buku yang telah ia terbitkan antara lain:

Rezim Gender Muhammadiyah: Kontestasi Gender, Identitas dan Eksistensi, Penerbit Pustaka Pelajar, 2015

Heating the Glass Ceiling in Islamic Education, International Journal of Studia-Islamika, December 2010.

Gender Gap in The IAIN Academic Achievement and Structural Position (The case of IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1999)

Islam and Human Right in Indonesia: Teaching human Rights in Islamic University, 2005.

Gender and Plurality in Indonesia, The Politics of Multiculturalism, Ed. Robert Hefner (University of Hawaii Press, 2001)

Role Expectations of Women in Indonesia”, Indonesian Women: Access, Opportunity and Control”, Ed. Atho Mudzhar, et.all. (Sunan Kalijaga Press, 2002). (2)

Ia mendapatkan penghargaan Dosen Berprestasi Tingkat Internasional pada tahun 2018 oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ia juga mendapatkan penghargaan Menteri Agama sebagai salah satu dari 10 Dosen Berprestasi Perguruan Tinggi Islam di Indonesia pada tahun 2010.

(Tribunnewswiki.com/Yusuf)