Ini Penjelasan Ahli Gizi Soal Mengapa Susu Kental Manis Tak Boleh Diseduh

Inge menilai, masyarakat cenderung mengonsumsinya terlalu banyak ketika diseduh. Berbeda ketika susu kental manis dikonsumsi sebagai toping.


zoom-inlihat foto
susu-kental-manis-1.jpg
TheUjulala /Pixabay
Susu kental manis


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Banyak orang yang mungkin masih terbiasa mengonsumsi susu kental manis (SKM) dengan cara diseduh.

Jika anda demikian, maka sebaiknya dapat mengubah cara mengonsumsi SKM tersebut demi kesehatan.

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Inge Permadhi, SpGK, sepakat dengan anjuran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kepada masyarakat agar tidak lagi mengonsumsi susu kental manis dengan cara diseduh, khususnya untuk anak-anak.

Sebab, kandungan gula dalam susu kental manis tergolong cukup tinggi.

Inge menilai, masyarakat cenderung mengonsumsinya terlalu banyak ketika diseduh.

Berbeda ketika susu kental manis dikonsumsi sebagai toping.

“Kalau diencerkan, konsumsi SKM ini cenderung jadi berlebihan. Satu kali minum bisa 4 sendok makan susu kental manis. Kalau untuk topping, rasanya tidak akan sebanyak itu,” jelas dia saat diwawancara Kompas.com, Rabu (6/10/2021).

Inge mengatakan sah-sah saja susu kental manis dikonsumsi sebagai topping makanan tertentu, namun tetap tak boleh berlebihan.

“Konsumsi SKM terlalu banyak berisiko membuat masyarakat mengasup kelebihan gula yang tidak baik untuk kesehatan,” beber dokter yang sehari-hari praktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi itu.

Ilustrasi susu
Ilustrasi susu (Tribunnews)

Bisa Rusak Kandungan Protein 

Inge menjelaskan, SKM tidak cocok diseduh dengan air panas juga karena bisa merusak kandungan protein di dalamnya.

“Jadi sama dengan susu-susu formula yang kita bikin, SKM tidak dianjurkan dikonsumsi dengan cara diseduh dengan air panas karena bisa rusak kandungan proteinnya. Tapi pertimbangan utamanya bukan itu. Karena sebenarnya kandungan SKM ini lebih banyak gulanya. Sedangkan kandungan proteinnya hanya sedikit,” ujar dia.

Lanjut Inge, SKM sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak, terlebih yang masih berusia di bawah 2 tahun.

Sebab, anak-anak butuh asupan protein untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan.

“Bisa dicek di tabel gizi yang ada di kemasan susu kental manis. Berapa kandungan proteinnya? Coba dibandingkan dengan produk susu sebenarnya. Biasanya jauh lebih sedikit,” tutur dia.

Baca: Sama-sama Pakai Kemasan Kaleng, Ini Bedanya Susu Kental Manis dengan Susu Evaporasi

Baca: Susu Beruang Dipercaya Mampu Obati Covid-19, Dokter dari Amerika Serikat : Tak Ada Peran Sembuhkan

Sementara, Dokter Spesialis Gizi Klinik lainnya, dr. Dian Permatasari, M.Gizi., Sp.GK, menilai susu kental manis sebaiknya tidak dikonsumsi dengan cara diseduh baik oleh orang dewasa, terlebih oleh anak-anak.

Meski kandungan gizi antara susu kental manis yang diseduh dan tak diseduh sama, namun yang berbeda adalah jumlah asupannya.

“Semakin banyak kental manis yang dipakai (untuk diseduh) maka kandungan gula yang diasup akan semakin tinggi juga. Ini yang bahaya, apalagi kalau aktivitas fisiknya juga kurang," jelas dokter yang sehari-hari praktik di RSU Kota Tanggerang Selatan, RS Hermina Ciputat, dan Klinik Lianaka Cilandak itu.

Risiko Kesehatan

Dian mengatakan, SKM bukan susu yang untuk dikonsumsi sebagaimana susu sebenarnya.

Sebab komposisi yang paling tinggi dalam SKM adalah gula, sedangkan proteinnya sangat minim.

“Kandungan zat gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral di dalam SKM juga cenderung lebih rendah dibanding dalam susu formula misalnya,” kata dia.

Dia menegaskan, susu kental manis tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai menu berupa minuman susu.

"SKM hanya boleh dikonsumsi sebagai topping atau tambahan gula karena memang pada dasarnya kandungan tertingginya gula,” ujar dia.

Apabila dimanfaatkan sebagai jadi topping, Dian menyarankan SKM tidak dikonsumsi secara berlebihan. 

"Namana topping, konsumsinya ya seharusnya tidak berlebihan ya. Karena yang dikhawatirkan dari susu kental manis adalah kandungan gulanya yang sangat tinggi," jelas dia.

Dian kembali mengingatkan risiko kesehatan akibat dari konsumsi susu kental manis atau gula secara berlebihan.

Yakni kerusakan gigi, obesitas, hingga diabetes.

"Orang-orang kalau terbiasa makan makanan mansi, ya nanti risikonya gigi jadi berlubang, mengalami obesitas, diabetes, dan lain-lain," jelas dia.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)


 





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved