Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Masjid Saka Tunggal merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia.
Nama sebenarnya dari masjid ini adalah Masjid Baitussalam, tetapi kebanyakan orang mengenalnya dengan nama Masjid Saka Tunggal.
Hal ini karena masjid ini hanya memiliki satu tiang, yang dalam bahasa Jawa artinya "saka tunggal".
Berdasarkan prasasti yang ada dan terukir di saka tunggal, masjid ini berdiri pada 1288 M.
Sejarah berdirinya tempat ibadah ini erat kaitannya dengan Mbah Mustolih.
Mbah Mustolih ini adalah ulama yang menyebarkan Islam di kawasan Cikakak.
Dia hidup pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Dalam syiar Islam yang dilakukan, Mbah Mustolih menjadikan Cikakak sebagai tempat ditandai pembangunan masjid dengan tiang tunggal tersebut.
Setelah meninggal, ia dimakamkan tidak jauh dari Masjid Saka Tunggal. (1)
Baca: Masjid Amru bin Ash
Tradisi Unik #
Di Masjid Saka Tunggal ini terdapat beberapa tradisi unik sebagai berikut:
1. Tanpa pengeras suara
Meski zaman telah modern, azan di masjid ini tidak menggunakan pengerasa suara sebagaimana masjid-masjid pada umumnya.
2. Azan dikumandangkan oleh empat muazin sekaligus dan dilakukan secara bersamaan.
3. Salat di sini semuanya dikerjakan secara berjamaah baik salat wajib maupun salat sunah.
4. Muazin dan imam menggunakan penutup kepala dengan udeng atau pengikat kepala.
5. Ritual ganti Jaro Masjid Saka Tunggal
Ini adalah ritual mengganti pagar bambu keliling Masjid Saka Tunggal.
Ritual ini diikuti oleh seluruh warga desa Cikakak.
Dalam ritual yang mereka sebut ganti Jaro Rajapine.
Saat membuat pagar ada beberapa pantangan yang harus ditaati.
Mereka dilarang berbicara dengan suara keras serta tidak boleh menggunakan alas kaki.
Oleh karena itu, yang terdengar hanya pagar bambu yang dipukul.
Karena melibatkan ratusan warga, hanya dalam waktu 2 jam pagar sepanjang 300 meter ini selesai.
Selain bermakna kebersamaan dan gotong royong, tradisi ganti Jaro Rajab ini bagi warga di sini dipercaya bisa menghilangkan sifat jahat pada diri manusia.
Pagar bambu ini selain mengelilingi Masjid Saka Tunggal juga makam Mbah Mustolih, seorang penyebar agama di Banyumas.
Selain warga sekitar, sejumlah utusan dari Keraton Surakarta dan Yogyakarta ikut ambil bagian dalam acara ini dengan memanjatkan doa di makam, sebagai rasa syukur.
Ritual ganti Jaro Rajab ini kemudian diakhiri dengan prosesi arak arakan 5 gulungan yang berisi nasi tumpeng ini kemudian diperebutkan warga karena dipercaya bisa memberikan berkah. (2)
Baca: Masjid Hassan II
Arsitektur #
Bangunan yang ada di Masjid Saka Tunggal ini terbilang cukup unik lantaran ada empat helai sayap terbuat dari kayu yang berada di tengah tiang.
Di bagian atapnya masjid ini menggunakan ijuk kelapa berwarna hitam.
Hal ini mengingatkan akan atap bangunan pura di zaman Majapahit.
Meski masjid ini usianya sudah ratusan tahun, ornamen masih banyak yang asli, seperti halnya mimbar yang digunakan untuk khutbah.
Di mimbar tersebut terdapat dua ukiran kayu dengan gambar sinar matahari yang menyala. (2)
Baca: Masjid Cheraman Juma
Lokasi #
Masjid Saka Tunggal berada di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Selain itu, masjid ini juga masuk dalam situs cagar budaya dengan nomor 11-02/Bas/51/TB/04 dan dilindungi undang undang RI No. 5 tahun 1992 dan PP nomor 10 tahun 1993. (2)
(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)
| Nama | Masjid Saka Tunggal (Masjid Baitussalam) |
|---|
| Lokasi | Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah |
|---|
| Berdiri | 1288 M |
|---|
Sumber :
1. jateng.tribunnews.com
2. duniamasjid.islamic-center.or.id