Musso

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Musso merupakan tokoh komunis di Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1920-an dan memimpin pemberontakan di Madiun pada 1948.

Pria dengan nama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso tersebut lahir di Kediri, Jawa Timur pada 1897.

Meski begitu dirinya lebih populer dengan nama Musso.

Musso adalah putra dari Mas Martoredjo yang merupakan pegawai bank di Kecamatan Wates.

Sedangkan ibunya bekerja sebagai pengelola kebun kelapa dan kebun mangga.

Baca: Imam Malik bin Anas

Musso kecil adalah anak yang rajin mengaji di musala yang ada di desanya.

Hingga kemudian ketika remaja ia melanjutkan pendidikannya ke sekolah guru di Batavia (sekarang Jakarta).

Kala itu ia berangkat ke Batavia diusia 16 tahun.

Di Batavia ia dijadikan anak angkat oleh G.A.J. Hazeu.

Selain itu di Batavia Musso juga bertemu dengan Alimin Prawirodirjo.

Setelah selesai sekolah di Batavia, Musso melanjutkan pendidikan tingginya ke kampus pertanian di Buitenzorg (Bogor).

Namun ada sumber lain yang menyebutkan jika Musso melanjutkan pendidikannya di Hogere Burger School. (1)

Musso juga pernah bermukim di Surabaya dan ngekos di rumah milik Tjokroaminoto.

Di kos tersebut ia bertemu dengan Soekarno dan juga Kartosuwiryo yang tinggal satu kos dengan dirinya.

Selain itu, ia bertemu dengan H.J.F.M Sneevliet.

Hingga suatu ketika, Tjokroaminoto mendirikan Sarekat Dagang Islam pada 1912.

Setelah organisasi berbasis Islam tersebut berdiri, Musso pun ikut serta aktif di dalamnya.

Tidak hanya itu, ia juga aktif di ISDV yang dibentuk oleh Sneevliet.

ISDV ini lah embrio yang nantinya menjadi Parta Komunis Indonesia. (1)

Baca: Mohacs

Musso adalah salah satu pimpinan komunis Indonesia yang bertemu langsung dengan pemimpin Uni Soviet, Stalin.

Setelah cukup lama di sana mulai dari 1926, kemudian pada 3 Agustus 1948 Musso pulang ke Indonesia.

Lepas pulang ke Indonesia, Musso menginap di rumah Wikana yang saat itu adalah gubernur militer.

Musso ini membawa misi untuk menyamakan haluan kaum komunis di Indonesa dengan komunis internasional.

Ia yang mendapat mandat dari kominform untuk memimpin gerakan komunis di Indonesia berusaha semaksimal agar Republik Indonesia tidak jatuh ke dalam pengaruh Amerika.

Musso ingin Indonesia ini berada dalam pangaruh Uni Soviet.

Sehingga dirinya melakukan doktrin "Jalan Baru untuk Indonesia" doktrin tersebut digunakan untuk menguatkan kaum komunias yang ada di Indonesia.

Hingga kemudian ia pun memimpin PKI untuk melakukan pemberontakan di Madiun. (2)

Baca: Chaerul Saleh

Pada 1948 Musso bersama pimpinan PKI yang lain berkeliling ke daerah-daerah yang da di Jawa seperti Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo.

Hingga kemudian pada 18 September 1948 memimpin pemberontakan di Madiun Jawa Timur.

Pasukan yang dipimpin olehnya berhasil mengambil alih kekuasaan yang ada di Madiun.

Kala itu, semua alat-alat yang ada di pemerintahan, militer serta masyarakat sipil berhasil dikuasai. (2)

Baca: Siti Hartinah (Tien Soeharto)

Untuk merebut kembali Kota Madiun dari tangan komunis, Kolonel Sungkono yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur mendapat tugas itu.

Selain itu, Jenderal Soedirman pun mendapatkan tugas yang sama.

Jenderal Soedirman mulai mengepung kawasan Madiun.

Gerakan pemerintah untuk menumpas PKI itu mulai dilakukan pada 21 September 1948 dengan menangkap para pimpinan PKI di berbagai daerah.

Tidak butuh waktu lama, PKI di Madiun kalah dengan pemerintah yang kala itu menerjunkan para TNI di bawah komando Jenderal Soedirman.

Musso bersama dengan para pendukungnya telah kalah dan memilih untuk melarikan diri.

Akan tetapi usaha itu sia-sia lantaran persembunyian Musso diketahui dan dirinya di tembak mati oleh Sumoroto pada 31 Oktober 1948.

Selanjutnya, para tokoh PKI yang lain di tangkap di desa Girimarto pada 5 November 1948 dan dihukum secara militer. (2)

(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)